You are beautiful because you let yourself feel, and that is a brave thing indeed.
Shinji Moon

Terharu, Balita Ini Mengirim Surat Untuk Ayahnya Yang Sudah Meninggal

author
Hasto Prianggoro
Minggu, 20 Januari 2019 | 12:05 WIB
| Ilustrasi/SHUTTERSTOCK

 

Rhonda Gill (24) tercekat ketika sayup-sayup terdengar suara isak tangis di kamar tamu, pagi hari di bulan Oktober 1993. Sambil berjingkat, Rhonda mengintip ke dalam ruang tamu dan ia melihat putri semata wayangnya, Desiree (4), tengah menangis sambil memeluk foto ayahnya, Ken Gill, yang meninggal 9 bulan sebelumnya.

Rhonda menyaksikan, Desiree mengusap lembut foto ayahnya sambil berkata lirih, “Ayah, kenapa Ayah tidak kembali?” Hati Rhonda seperti tercabik sembilu. Kehilangan suami merupakan pukulan berat baginya. Tetapi, mendengar tangisan putrinya jauh lebih membuatnya tak mampu menahan kesedihan.

Ken dan Rhonda tinggal di Yuba City, California. Keduanya bertemu saat Rhonda berusia 18 tahun. Keduanya menikah setelah melewati masa-masa pacaran yang penuh suka duka. Desiree lahir 9 Januari 1989. Bagi Ken, Desiree adalah segalanya. Ia sangat menyayanginya. “Desiree itu anak ayah banget,” kata Rhonda. Mereka tak pernah lepas satu sama lain: pergi memancing ke Sungai Feather, hiking, bermain mobil buggy, dan sebagainya. Pokoknya, tak ada hari tanpa Ken dan Desiree.

Setelah sang ayah pergi, Desiree tak pernah lepas dari kesedihan. Berbagai upaya dilakukan Rhonda dan sang nenek, Trish Moore. Bahkan, Rhonda kemudian memutuskan untuk sementara pindah dari Yuba City ke Live Oak, tempat tinggal Trish.

Tetapi, 7 minggu setelah kepergian Ken, Desiree tetap tak bisa melepas kesedihannya. “Aku nggak tahu harus bagaimana lagi,” kata Rhonda kepada Trish, ibunya. Terakhir, Rhonda mengajak Desiree mengunjungi makam Ken, berharap si Kecil bisa melupakan kesedihannya.

Di makam sang ayah, Desiree meletakkan kepalanya di atas nisan dan berkata, “Mungkin aku harus tiduran begini supaya dengar suara ayah…” Namun, Desiree tetap belum bisa menghilangkan kesedihannya. Bahkan, kepada sang ibu ia bilang, “Bunda, aku pengin mati biar bisa ketemu Ayah..”

Ya Tuhan, pekik Rhonda dalam hati, “Apa yang harus kulakukan?”

Baca juga:  Meski Lumpuh, Gadis Ini Tetap Tampil Menari Bersama Sang Kekasih

Tanggal 9 November 1993 seharusnya merupakan hari ulang tahun Ken yang ke-29. “Bunda, aku mau kirim kartu ulang tahun buat Ayah. Bagaimana caranya?,” tanya Desiree. “Hmm, bagaimana kalau kita kirim ke surga dengan balon?” tanya Rhonda. Mata Desiree pun mendadak berkilat. Ia mengangguk senang.

Rhonda kemudian membeli balon bergambar tokoh film kartun Mermaid yang pernah ditonton Desiree bersama sang ayah. Desiree juga minta Rhonda menuliskan ucapan ulang tahun buat ayahnya. “Bunda, tulis, ‘Happy Birthday, Ayah.. I love you. Aku kangen Ayah…' Semoga balon ini sampai ke Ayah dan Ayah mengirim ucapan ulang tahun buatku Januari nanti..” kata Desiree.

Sang nenek, Trish, juga menuliskan alamat rumahnya di secarik kertas dan dibungkus plastik supaya tidak rusak. Dan akhirnya, Desiree melepas balon itu terbang ke angkasa. Hampir satu jam Desiree menunggu dan menyaksikan balon itu terbang tinggi ke angkasa sampai akhirnya hanya terlihat seperti noktah perak kecil.

“Lihat, Ayah mengambil balon itu. Bundaa… Nenek, lihat, kan? Ayah pasti akan membalas suratkuu!...” teriak Desiree.

Terbang Ribuan Kilometer

Ternyata, setelah terbang selama hampir 4 hari, balon itu tersangkut di semak-semak di dekat Danau Mermaid di Charlottetown, Prince Edward Island, sebelah Timur wilayah perbatasan Kanada.

Wade McKinnon (32), seorang penjaga hutan, menemukan balon itu di semak-semak pinggiran danau. Sepulang ke rumah, Wade menunjukkan balon itu ke istrinya, Donna McKinnon. “Lihat, balon ini terbang sejauh 1000 km hanya dalam waktu 4 hari ..”

“Ya, dan hey.. lihat, balon ini bergambar Mermaid, jatuhnya pun di Danau Mermaid,” sahut Donna.

Setelah membaca kartu ucapan dari Desiree, Donna mengatakan, “Kasihan, anak sekecil itu sudah harus menghadapi kematian orang tercintanya.. “

Berminggu-minggu balon itu tergeletak di rumah Wade. Semakin hari, hati Donna makin terusik oleh nasib Desiree. “Balon ini terbang melewati Rocky Mountain dan Great Lakes, tak jauh lagi sampai ke Samudra Pasifik. Tapi kenapa jatuhnya kesini, ke Danau Mermaid?”

Kepada sang suami, Donna bilang, “Anak-anak kita sangat beruntung. Mereka punya orang tua lengkap yang masih sehat. Bayangkan seandainya Hailey yang ada di posisi Desiree.“ Hailey adalah putri Donna yang masih berusia 2 tahun. “Yah, kita harus membantu Desiree..”

Keesokan harinya, Donna membeli buku adaptasi The Little Mermaid. Beberapa hari sebelum Natal, Wade juga membeli kartu ulang tahun bertuliskan, “For a Dear Daughter, Loving Birthday Wishes.” Donna juga menuliskan pesan buat Desiree, membungkusnya bersama buku dan mengirimkannya lewat pos 3 Januari 1994.

| Desiree dan Trish/Courtesy of Desiree Stutz

Paket Dari Ayah Tiba

Petang hari, 19 Januari 1994, paket kiriman sampai di rumah Trish, nenek Desiree. Rhonda dan Desiree sudah kembali ke Yuba City beberapa pekan sebelumnya, sehingga Trish memutuskan mengirimkannya keesokan harinya.

Tapi, dalam hati Trish bertanya-tanya, “Kenapa orang ngirim paket buat Desiree ke sini?” Penasaran, Trish pun membuka paket itu.

“For a Dear Daughter…” jantung Trish berdegup kencang begitu melihat tulisan pertama di dalam paket. “Ya Tuhan..,” kata Trish yang segera berlari dan menelepon Rhonda. Saat itu sudah lewat tengah malam. Dini hari itu juga, Rhonda mengajak Desiree berangkat ke rumah neneknya untuk melihat “paket dari Ayah.”

Di rumah Trish, sambil duduk di antara Trish dan Rhonda, Desiree meminta neneknya membacakan pesan yang ada di paket.

“Selamat ulang tahun dari Ayah..,” kata Trish membacakan pesan. “Kamu pasti bertanya-tanya siapa kami? Kamilah yang menemukan balon yang kamu kirim buat ayah kamu di Danau Mermaid,” mata Trish mulai berkaca-kaca.

“Tak ada toko di surga, jadi ayahmu meminta kami membelikan hadiah ulang tahun buatmu. Sepertinya ayahmu memilih kami karena kami tinggal di Mermaid. Kami tahu, ayahmu pengin kamu bahagia dan tidak sedih lagi. Ayah kamu sangat mencintaimu dan akan selalu ada di dekatmu. Lots of love, Keluarga McKinnon..”

“Aku tahu Ayah pasti nggak akan melupakanku,” kata Desiree.

Bulan Februari 1994, keluarga McKinnon menerima surat dari Rhonda. “Terima kasih sudah mewujudkan mimpi putri kami lewat paket yang Anda kirim.”

Sejak itu, kedua keluarga saling berkirim kabar lewat telepon. Bulan Maret 1994, Rhonda, Trish, dan Desiree terbang ribuan kilometer menuju Prince Edward Island untuk bertemu keluarga McKinnon.

 

 

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro