To her, the name of father was another name for love.
Fanny Fern

Dapur Pengantin Baru

author
Sundari Hana Respati
Senin, 21 Januari 2019 | 12:00 WIB
SHUTTERSTOCK |

Sebagai pengantin baru yang juga baru menjelajahi dapur, sayur sop adalah penyelamat. Selama memasak sayur sop, kepercayaan diriku tak pernah menurun. Mantap. Andalan! Menurutku, kunci sop ada di mericanya. Dua puluh tahun lebih mengenal sop yang rasanya pasti seperti itu.

Beberapa kali masak sayur sop, suami tidak pernah protes. Ekspresinya selalu sama. Sampai suatu hari, kami mulai akrab dan suami mulai mengungkapkan perasaannya. Katanya terlalu banyak merica.

Suami : Ini ada mericanya, ya?

Aku      : Iya, biasanya juga ada.

Suami  : Terlalu terasa.

Aku      : Masa? (karena biasanya memang rasanya segitu-gitu aja)

Beberapa waktu lalu, aku dan suami pulang ke Gresik, ke rumah ibu mertua. Aku dan ibu mertua masak sayur sop. Aku perhatikan, yang berbeda adalah ibu mertua menambahkan bawang merah goreng.

Bawang merah yang diiris halus, digoreng hingga agak kecokelatan, kemudian dimasukkan ke dalam panci berisi sayur sop di akhir masakan sebelum api kompor dimatikan. Rasanya jadi lebih nikmat. Setelah tahu trik ini, aku mulai melakukan hal yang sama.

Nah, yang beda lagi adalah ternyata ibu mertua tidak pernah menambahkan merica di sayur sopnya! Sayur sop yang dua puluh tahun lebih dirasa suamiku tidak pakai merica, kunci dari sayur sop yang selama ini aku sukai! Pantas saja, suami merasa asing dengan sayur sop buatanku. Meskipun di awal-awal tidak pernah protes.

SHUTTERSTOCK |

Bayangkan, aku yang tumbuh dan besar di tanah Riau dengan masakan yang mirip-mirip dengan masakan Padang sekarang serumah dengan seseorang yang lahir dan tumbuh di Jawa Timur. Sayur sop yang aku kira se-Indonesia rasanya seperti itu, lain resep di rumah suamiku.

Aku jadi menemukan lagi uniknya pernikahan. Ternyata, tidak hanya pandangan dan pemikiran yang perlu dicari jalan tengahnya. Urusan lidah juga demikian.

Jadi, tetap semangat ya, para pengantin baru!

 

Penulis Sundari Hana Respati
Editor Ratih Sukma Pertiwi