If you have never been hated by your child, you have never been a parent.
Bette Davis

Lewat Facebook, Anak Angkat Ini Berhasil Menemukan Orangtua Kandungnya

author
Hasto Prianggoro
Jumat, 8 Februari 2019 | 16:00 WIB
| Michelle Cehn_SWNS

Michelle Cehn selalu bermimpi bisa bertemu kedua orangtua kandungnya. Tapi, itu tak mudah. Lewat Facebook, akhirnya dia bisa mewujudkan mimpinya itu.

 

Sama seperti anak-anak adopsi lain, Michelle Cehn (33) sering membayangkan seperti apa wajah dan penampilan kedua orangtua kandungnya. Meskipun ia sudah hidup bahagia bersama orangtua angkatnya, toh rasa kangen pada orangtua kandung selalu membuatnya gelisah.

Michelle lahir di New York tahun 1986. Beberapa jam setelah lahir, ia diadopsi oleh pasapgan suami istri dari California bernama Joan (69) dan Joel (70). 

“Aku selalu bersyukur punya orangtua angkat seperti mereka,” kata Michelle. “Aku tahu mereka sangat menginginkan anak dan aku bahagia bisa hidup bersama mereka,” lanjutnya.

Tetapi, Michelle selalu penasaran memikirkan siapa perempuan yang telah melahirkannya dan siapa ayah kandungnya. Ketika era media sosial marak belakangan ini, Michelle melihat peluang bisa mewujudkan mimpinya bertemu orangtua kandungnya.

“Aku cerita soal keinginan bertemu orangtua kandungkku saat reuni keluarga, juga di media sosial, tetapi tak ada hasil,” ujarnya. 

Michelle tak punya informasi tentang ibu kandungnya selain nama dan selembar foto lama. Dia menjelajah internet untuk mencari orang-orang dengan nama seperti nama ibunya tapi tak pernah berhasil. 

| Michelle kecil bersama kedua orangtua angkatnya | Michelle Cehn_SWNS
Sampai suatu petang di tahun 2009, ia menemukan profil FB seorang perempuan yang memiliki nama seperti nama ibu kandungnya. Wajahnya juga sangat mrip dengan wajah perempuan di foto lama yang dimiliki Michelle. Michelle yakin perempuan itu adalah ibunya,

“Aku mengirim pesan dan menunggu balasan darinya,” kata Michelle yang mengaku sangat emosional.

“Akhirnya dia menjawab. Besoknya kami berbicara di telepon dan minggu berikutnya aku terbang untuk bertemu ibu kandungku. Itu sungguh luar biasa,” lanjut Michelle.

Dari ibu kandungnya yang bernama Diane, Michelle tahu bahwa di usia 23 tahun, ibunya hamil tapi merasa tak mampu merawatnya. Diane merasa belum siap menjadi ibu tapi berharap Michelle kecil bisa mendapatkan hidup yang lebih layak. Satu-satunya jalan adalah mencari orangtua adopsi. 

Sayangnya, Diane tak tahu dmana ayah kandung Michelle. Mereka sudah lama berpisah. “Rasaya tak mungkin menemukan ayah kandungku. Aku tak punya nama, foto, apalagi lokasi dimana ayah berada,” kata Michelle yang mengaku sangat kecewa.

| Michelle dan Greg saat bertemu di bandara | Michelle Cehn_SWNS

Beberapa tahun kemudan, warga AS bisa melakukan tes DNA di rumah dengan biaya terjangkau. Michelle merasa dengan tes DNA ia bisa melacak siapa saudara dan ayah kandungnya hanya dengan mengirimkan sampel air ludahnya.

Hasil tes DNA berhasil mempertautkan Michelle dengan sepupu dari garis keturunan ayah kandungnya. Setelah stalking di halaman FB sepupunya, Michelle menemukan nama Greg Hicks, yang ia yakini adalah ayah kandungnya karena memiliki banyak kemiripan dengannya.

“Hatiku sangat bahagia melihat foto pria yang kuyakini adalah ayah kandungku. Aku sudah bermimpi bertahun-tahun untuk bisa bertemu dia,” lanjutnya. Dengan hati berdebar-debar, Michelle pn mengirimkan pesan ke Greg.

| Michelle Cehn_SWNS

Awalnya, Greg mengira pesan itu sebagai scam karena ia tak kenal Michelle, lupa pada DIane dan tak pernah tinggal di New York. Tetapi setelah mencari tahu lewat internet, ia yakin itu bukan scam.

Keesokan harinya, “Kami berbicara di telepon berjam-jam. Aku sangat gembira, deg-degan, pokoknya campur aduk,” aku Michelle yang kemudian bertemu ayah kandungnya sebulan kemudian di Bandara Orange County, California. “Kami berpelukan begitu ketemu, lama sekali..”

Michelle kini memiliki 2 pasang orangtua yang sangat menyayanginya. “Aku merasa beruntung karena di luar sana banyak anak-anak adopsi yang juga mencari tahu siapa orangtua kandung mereka,” katanya. 

 

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro