I think a lot about teaching my kids to work hard. I’ve learned something about kids ? they don’t do what you say; they do what you do.
Jennifer Lopez

Apa Benar Bayi Lahir Caesar Berisiko Lebih Rentan Sakit?

author
Dewi Shinta N
Kamis, 5 Juni 2025 | 22:41 WIB
ASI Ekslusif |

Pada kondisi tertentu Bunda mungkin tidak dapat menghindari persalinan caesar. Hal ini tentu dilakukan atas saran dokter demi keselamatan Bunda dan Si Kecil. 

Persalinan caesar memang perlu dilakukan jika Bunda memiliki kondisi berisiko misalnya, posisi bayi melintang, bayi terlilit tali pusat, ibu dengan preeklamsia, dan kondisi medis lainnya.

Lantas, apakah Bunda sering mendapati Si Kecil yang lahir caesar lebih rentan sakit? Untuk menjawab ini, yuk cari tahu tentang hubungan persalinan secara caesar dan gangguan perkembangan saluran cerna yang jadi elemen penting imunitas Si Kecil.

Anak Lahir Caesar Mudah Terserang Penyakit?

Sebuah penelitian menemukan jika bayi yang lahir dari proses persalinan caesar cenderung mudah sakit. Hal ini berkaitan dengan proses lahir Si Kecil.

Proses operasi caesar atau seksio sesarea adalah persalinan bayi melalui sayatan pada perut dan rahim ibu. Bayi yang lahir melalui operasi caesar secara signifikan memiliki mikrobiota usus yang berbeda dengan bayi yang lahir melalui vagina (lahir pervaginam). 

Hal ini dikarenakan minimnya paparan bakteri baik yang ada pada jalan lahir vagina seperti Lactobacillus reuteri dan L. rhamnosus yang mampu membentuk sistem kekebalan tubuh Si Kecil. 

Baca juga: Ini Arti Warna Pup Si Kecil yang Perlu Moms Tahu

Mikrobiota pada usus berperan penting dalam proses kekebalan tubuh. Sementara bayi melalui persalinan caesar lebih mungkin mengalami ketidakseimbangan bakteri di usus atau biasa disebut disbiosis. Sehingga bisa dikatakan bayi yang lahir caesar lebih berisiko rentan terpapar penyakit. 

Risiko Gangguan Saluran Cerna pada Bayi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketidakseimbangan bakteri pada saluran cerna dapat menurunkan kekebalan tubuh bayi terhadap masuknya bakteri penyakit.

Bahkan mengutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes) apabila tidak segera ditangani, ketidakseimbangan bakteri dalam saluran cerna ini dapat memengaruhi kondisi imunitas anak dalam jangka pendek dan jangka panjang, seperti:

  • Meningkatnya risiko asma, 21% lebih tinggi dibanding anak lahir pervaginam

  • Alergi makanan, 41% lebih tinggi dibanding anak lahir pervaginam,

  • Berpengaruh pada kondisi kognitif (intelegensi) anak yaitu tingkat perkembangan saraf 10% lebih rendah.

Baca juga: Tipe Pup Si Kecil yang Moms Wajib Tahu

Gejala Gangguan Saluran Cerna

Gejala gangguan saluran cerna pada bayi bervariasi. Umumnya, keseimbangan saluran cerna bayi dapat dinilai dari tumbuh kembangnya serta kekebalan tubuhnya dalam melawan penyakit.

Bunda perlu waspada apabila pertumbuhan dan perkembangan anak terhambat, memiliki mood yang tidak stabil, serta rentan terserang penyakit, seperti diare, kembung, dan masalah berat badan. Sebab, bisa jadi itu adalah tanda dari ketidakseimbangan mikrobiota pada usus.

Mengurangi Risiko Ketidakseimbangan Bakteri pada Saluran Cerna Bayi 

Perlu Bunda ketahui jika gangguan saluran cerna ini bukanlah penyakit, tetapi sebuah kondisi yang dapat mempengaruhimemengaruhi kesehatan dan memerlukan perhatian khusus agar keseimbangan mikrobiota usus lebih terjaga.

Ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk mengurangi risiko ketidakseimbangan bakteri pada usus Si Kecil, yakni:

- Memberikan ASI Eksklusif

Pediatric Gastroenterology Hepatology &  Nutrition pada National Library of Medicine AS mengungkap bahwa mikrobiota ASI manusia cukup beragam, dengan lebih dari 800 spesies bakteri yang sebagian besar memengaruhi kesehatan bayi. 

ASI mengandung probiotik (bakteri baik) yang akan menghuni usus bayi, dan juga prebiotik (yang menjadi makanan probiotik). Probiotik ini akan membantu membangun sistem kekebalan tubuh dan menjaga keseimbangan bakteri di usus bayi. ASI, terutama eksklusif di usia 0-6 bulan dapat membantu menyeimbangkan bakteri saluran cernanya. 

- Biarkan Bayi Mengeksplorasi Lingkungan Sekitarnya

Memasuki usia 5 bulan, Bunda bisa mengajak bayi mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Tak perlu takut kotor, tanah justru penuh dengan mikroba baik dan buruk. Dengan mengekspos tubuh si Kecil dengan tanah, saluran pencernaannya akan terlatih kekuatannya dan membuat imunitasnya semakin kuat. 

- Perhatikan Nutrisi saat Memberikan MPASI

Pada saat bayi mulai diperkenalkan pada makanan padat, pastikan untuk memperkenalkannya dengan perlahan dan berikan makanan yang tepat dan bernutrisi, seperti protein, buah-buahan, dan sayuran.

Saat memasuki masa MPASI, jangan lupa untuk perhatikan juga kenyamanan Si Kecil. Salah satunya adalah dengan menggunakan popok berkualitas dan menggantinya setiap 3-4 jam sekali, agar terbebas dari ruam popok.  

Sebagai merek popok ternama no. 1 rekomendasi ibu-ibu di Jepang, Merries akan selalu mendukung Bunda dalam memberikan hal-hal terbaik dalam hidup Si Kecil. Seperti Merries Premium yang mampu memberi kenyamanan di setiap aktivitas Si Kecil dan menjaga kulitnya terbebas dari risiko ruam popok.

Merries Premium memiliki 5++ miliar pori sirkulasi udara yang mampu melepas udara lembap keluar namun tetap menahan cairan. Dengan bantalan 3D bergelombang, udara tetap dapat mengalir di antara popok dan kulit. Bantalan popok Merries Premium pun sangat lembut dan menyerap cairan dengan maksimal.

Bunda juga tak perlu takut popok bakal bocor karena Merries Premium memiliki daya tampung banyak dan dilengkapi Alarm Penanda Pipis yang akan berubah warna jika popok sudah penuh dan roll up tape yang memudahkan Bunda saat membuang popok Si Kecil. Bunda bisa klik di sini untuk mencari informasi lebih lanjut tentang Merries Premium.

Bunda lahir caesar bukanlah hambatan bagi Bunda memberikan yang terbaik untuk Si Kecil, Jadi, percayalah! Apapun proses melahirkannya, Bunda tetaplah ibu hebat untuk Si Kecil. 

Penulis Dewi Shinta N
Editor Dewi Shinta N