When I come home, my daughter will run to the door and give me a big hug, and everything that’s happened that day just melts away.
Hugh Jackman

Kelebihan dan Kekurangan Membangun Bisnis Dengan Bootstrapping

author
Hasto Prianggoro
Selasa, 16 April 2019 | 16:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Di dunia bisnis, khususnya startup, bootstrapping menjadi salah satu pilihan. Bootstrapping adalah membangun startup atau bisnis pemula dengan modal sendiri, tanpa bantuan investor maupun venture capital.

 

Bootstrapping memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

1. Menjadi bos

Ini keuntungan terbesar membangun startup dengan bootstrapping. Sebagai pemilik dan bos, kita hanya bertanggung jawab pada diri sendiri, bebas melakukan apa saja untuk mengembangkan startup yang kita bangun. Berbeda dengan startup yang dibantu investor atau venture capital, pemiik bootstrapping bebas menentukan tujuan dan strategi untuk mengembangkan bisnis atau startupnya.

2. Bebas menentukan arah bisnis

Sebagai bos dan pemilik modal, kita bebas menentukan arah bisnis kita, sesuatu yang tak mungkin bisa diperoleh jika kita mendapat pendanaan dari orang lain (investor). Kita tak perlu mendengarkan masukan dari pemilik investor dan bisa fokus melakukan yang terbaik tanpa khawatir adanya intervensi dari orang lain.

3. Bertanggungjawab pada diri sendiri

Sebagai investor tunggal sekaligus pemilik, kita sekaligus juga hanya bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri, bukan kepada penyuntik modal. Kepemilikan penuh ini akan membuat kita makin memahami proses bisnis dan tahan menghadapi berbagai kendala maupun tantangan yang datang.

| SHUTTERSTOCK
Meskipun memiliki keuntungan, bootsstraping juga memiliki kekurangan, antara lain:

1. Resiko ditanggung sendiri

Sebagai startup bootstraping, perjalanan dan perkembangan usaha tergantung hanya kepada kita. Jika untung, semua keuntungan menjadi milik kita. Tetapi jika gagal atau bangkrut, kita sendiri jugalah yang akan menanggungnya. Resiko keuangan startup bootstrapping memang besar, sehingga rencana dan prosesnya harus benar-benar matang.

2. Tak punya networking

Para investor maupun pemodal biasanya memiliki jaringan yang kuat yang bisa membantu mempromosikan dan menjalankan startup baru yang mereka danai. Berbeda dengan startup bootstrapping yang belum tentu memiliki jaringan sekuat investor. Tanpa jaringan, perkembangan sebuah bisnis pasti akan terganggu.

3. Sumber daya terbatas

Tanpa modal yang cukup, pertumbuhan bisnis pasti akan berjalan lebih lambat. Bootstrapping berarti terbatasnya sumber daya (uang maupun manusia) sehingga jalannya bisnis pasti tak secepat mereka yang kaya akan sumber daya. Memang, begitu pemasukan datang, kita bisa mulai menambah modal atau staf, tetapi tetap saja tak  bisa secepat mereka yang mendapat suntikan dana besar.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro