What it’s like to be a parent: It’s one of the hardest things you’ll ever do but in exchange it teaches you the meaning of unconditional love.
Nicholas Sparks

Anak Mendadak Tantrum? Makanan Bisa Jadi Penyebab

author
Hasto Prianggoro
Senin, 27 Mei 2019 | 16:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba si Kecil tantrum. Moodnya mendadak berubah. Apa penyebabnya? Bisa jadi karena makanan yang ia konsumsi. Makanan atau cemilan manis misalnya bisa memicu hiperaktivitas pada anak. Tapi, tak cuma gula, lho, yang bisa menyebabkan perubahan mood dan perilaku pada si Kecil. Berikut beberapa yang lain.

 

1. Produk susu dan olahannya (dairy)

Ada anak-anak yang mengalami intoleransi laktosa. Artinya, anak tak mampu mencerna laktosa (gula alami pada susu dan produk olahannya). Kondisi ini bukanlah alergi dan bisa mulai dideteksi sejak dini.

Pada anak-anak yang mengalami intoleransi laktosa, perubahan mood maupun perilaku sangat mungkin terjadi, misalnya anak jadi rewel, tantrum, atau agresif. Anak-anak ini juga cenderung mudah terkena flu dan infeksi telinga. Pada bayi, kondisi ini bisa muncul dalam bentuk kolik.

2. Pewarna buatan

Beberapa negara sudah melarang pemakaian pewarna buatan pada produk-produk makanan karena efek merusak yang ditimbulkan pada anak-anak. Beberapa kondisi yang diduga disebabkan oleh pewarna buatan pada makanan antara lain ADHD, cemas, hiperaktif, dan sakit kepala pada anak.

Pewarna buatan banyak digunakan pada produk makanan atau jajanan yang manis-manis. Oleh karena itu, orangtua biasanya menuduh gula sebagai penyebab perubahan perilaku atau perubahan mood pada anak. Padahal, pewarna buatan juga sering dpakai pada produk-produk seperti roti maupun yogurt.

Baca juga: Anak Egois? Ubah Dengan Melatih Empatinya

3. Gula

Gula bisa menyebabkan seorang anak menjadi hiperaktif. Gula juga terbukti menyebabkan gangguan kesehatan jangka panjang. Diet makanan-makanan yang diproses terlebih dulu (processed food) juga berhubungan dengan depresi, perlambatan perkembangan kognitif, dan masalah tidur pada anak.

4. Bahan makanan tambahan

Beberapa bahan tambahan (preservatif) juga bisa menyebabkan masalah perilaku pada anak. Preservatif adalah bahan pengawet yang biasanya dipakai untuk memperpanjang umur simpan produk makanan. Beberapa di antaranya adalah nitrat, nitrit, dan sodium benzoate. Sodium benzoate biasa ditemukan pada produk minuman yang ditawarkan pada anak-anak.

5. Alergen

Beberapa jenis makanan alergen yang sering kita jumpai antara lain produk olahan susu, kacang, telur, susu kedelai dan jagung. Anak yang alergi terhadap satu jenis makanan dan kemudian mengonsumsi makanan tersebut bisa mengalami kondisi gangguan kesehatan dan perilaku. Untuk mengetahui secara persis jenis alergen yang memicu alergi, dibutuhkan pemeriksaan atau tes alergi.

 

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro