When I get up and work out, I’m working out just as much for my girls as I am for me, because I want them to see a mother who loves them dearly, who invests in them, but who also invests in herself. It’s just as much about letting them know as young women that it is OK to put yourself a little higher on your priority list.
Michelle Obama

Bayi Mengalami Fimosis Harus Segera Disunat?

author
Ratih Sukma Pertiwi
Kamis, 30 Juli 2020 | 12:00 WIB
Rutin membersihkan penis bayi dan mengganti popok agar terhindar dari peradangan. | SHUTTERSTOCK

Kondisi kelainan penis ini terjadi ketika kulup atau kulit kepala penis masih melekat pada kepala penis atau belum bisa ditarik ke belakang melewati kepala penis. Bagaimana penanganannya? Apakah bayi harus segera disunat?

Fimosis merupakan kondisi bawaan sejak lahir yang bisa terjadi pada bayi bahkan berlanjut hingga remaja. Namun pada beberapa kasus fimosis tidak membahayakan bagi anak, dan seiring perkembangan usia bagian kulup akan melonggar atau merenggang dengan sendirinya.

Yang perlu diperhatikan, hindari menarik paksa antara kulit kulup dengan kepala penis karena bisa menimbulkan luka yang memicu rasa nyeri dan peradangan (balanitis).

Selain itu menarik paksa juga bisa menimbulkan kondisi parafimosis, yaitu kulup yang ditarik tersangkut dan tidak bisa kembali seperti semula. Kondisi ini berbahaya karena bisa menyumbat aliran darah ke kepala penis dan harus segera ditangani secara medis.

 

Bersihkan Teratur

Peradangan bisa juga terjadi jika bagian penis bayi tidak dibersihkan secara teratur. Kotoran, keringat, bedak, lotion atau sisa sabun akan terkumpul pada bagian lipatan kulup. Kondisi ini bisa membuat bayi rewel bahkan demam jika sudah terjadi infeksi.

Maka langkah pertama yang harus dilakukan Bunda adalah tentu saja membersihkan area penis bayi secara teratur menggunakan air hangat dan waslap lembut, lalu keringkan dengan handuk lembut.

Rutinlah mengganti celana atau popok bayi beberapa kali sehari. Pakaikan pakaian dalam yang longgar dan berbahan menyerap keringat.

Selain itu, hindari pemakaian sabun mandi dengan kandungan keras, seperti parfum, serta detergen berpewangi yang bisa mengiritasi kulit bayi.

 

Baca juga: Bayi Memakai Popok Kain, Ini 5 Hal yang Harus Diketahui

 

Tanda-tanda Harus Ke Dokter

Jika kondisi fimosis memburuk, misalnya bayi semakin rewel, kepala penis terasa perih, penis terlihat memerah atau bengkak, keluar cairan kental dari kulup, urine berdarah, sensasi rasa terbakar saat buang air kecil, segeralah berkonsultasi ke dokter anak Bunda.

Bisa juga terjadi kondisi tidak normal, seperti kulup yang sudah melonggar lama kelamaan kembali menempel pada kepala penis. Nah, kondisi ini juga mengharuskan anak segera dibawa ke dokter.

Biasanya dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengatasi peradangannya. Bisa juga diberikan krim kortekosteroid untuk membantu mengendurkan kulit kulup. Namun penggunaan obat-obatan apapun harus sepengetahuan dokter, ya, Bunda.

 

Baca juga: Merawat Bayi yang Baru Disunat, Ini 7 Caranya

 

Haruskah Segera Disunat?

Apakah bayi dengan fimosis sebaiknya segera disunat? Pengobatan ini memang bisa menjadi pilihan terakhir, terlebih jika kondisi fimosis sudah sangat mengganggu dan keluhan terjadi berulang pada bayi.

Namun sebaiknya Bunda tetap berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui prosedur melakukan sunat yang aman, waktu yang tepat untuk melakukan sunat, serta apa saja risiko yang bisa terjadi pada bayi.

Hindari juga melakukan sunat bayi di tempat-tempat yang tidak memiliki tenaga medis terlatih untuk melakukan hal tersebut.

 

 

 

 

 

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi