Keep your face always toward the sunshine, and shadows will fall behind you
Walt Whitman

Siapa Bilang Anak Laki-Laki Tak Boleh Melakukan Hal Ini?

author
Ruth Sinambela
Senin, 15 November 2021 | 10:52 WIB
Anak Laki-Laki Tidak Boleh Dekat Dengan Bunda Adalah Anggapan yang Salah | Shutterstock

“Kamu kan anak lelaki, mainnya mobil-mobilan saja.”

“Anak laki-laki tidak boleh nangis!”

“Kok, mainnya masak-masakan?”

“Kok, mainnya boneka?”

Dan masih banyak lagi komentar yang intinya mengharuskan anak laki-laki untuk bersikap kuat, jagoan, memimpin, dan lain sebagainya. Sebaliknya anak laki-laki juga dilarang untuk melakukan hal-hal yang dianggap tidak cocok oleh masyarakat. Padahal anak-anak, laki-laki maupun perempuan, seharusnya diberi kebebasan berekspresi dan kesempatan belajar sebanyak-banyaknya untuk bisa mengeksplorasi minat dan bakatnya. Ketika orang tua maupun orang sekitar justru sering melarang anak melakukan sesuatu, sebenarnya hal itu membuat anak jadi mempertanyakan dirinya, kenapa ia tak boleh melakukan ini dan itu. Ini juga dapat mengganggu perkembangan mental anak hingga membuatnya menjadi minder atau kurang percaya diri.

Baca Juga: Bolehkan Anak Laki-laki Main Boneka? Apa Manfaatnya?

Anak laki-laki tidak boleh bermain boneka?

Bunda, anak laki-laki juga boleh bermain boneka. Tidak ada yang salah tentang anak laki-laki yang bermain boneka. Bermain boneka adalah perilaku yang normal dan sangat sehat untuk anak laki-laki. Kegiatan ini justru dapat mengembangkan imajinasi anak dan memicu daya kreativitasnya. Bunda dan Ayah tidak perlu khawatir karena sebagian besar anak-anak pasti tertarik dengan kegiatan yang dilakukan oleh teman, termasuk lawan jenisnya. Juga perlu Bunda dan Ayah ketahui, permainan yang dimainkan anak sifatnya free gender, jadi tidak ada mainan yang melambangkan jenis kelamin tertentu.

Anak Laki-Laki Boleh Main Boneka | Shutterstock

Anak laki-laki tidak boleh menangis?

Selama ini masyarakat terbiasa menganggap anak laki-laki yang menangis berarti anak yang cengeng, lemah, dan berbagai anggapan negatif lainnya. Padahal dengan melarang anak laki-laki menangis sama saja melarangnya mengekspresikan emosi atau perasaannya. Ketika seorang anak laki-laki tak bisa mengekspresikan perasaannya, ini dapat menyebabkan mereka cenderung melakukan kekerasan. Sehingga jika dibiarkan hingga dewasa, anak laki-laki dapat tumbuh menjadi sosok yang kasar dan kurang memiliki empati.

Baca Juga:  Ini Bedanya Berkomunikasi Dengan Anak Laki-laki dan Perempuan

Anak laki-laki tidak boleh kalah?

Kekalahan tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, kekalahan sangat wajar terjadi pada siapapun. Justru dari kekalahan, anak-anak akan belajar bagaimana menerima sesuatu yang tak sesuai harapannya, dan memiliki kontrol emosi untuk menenangkan juga menghibur diri sendiri. Selain itu anak juga akan mampu menyemangati dirinya sendiri untuk berusaha lebih baik ketika berhadapan dengan sebuah pertandingan atau persaingan.

Peran serta Bunda dan Ayah juga cukup penting dalam memberi si kecil pemahaman dalam mengenal dan belajar mengenai sportivitas, atau lapang dada dalam menerima kekalahan. Kelak ketika si kecil mengalami kegagalan, mereka tahu bagaimana harus menyikapinya, bukannya merasa marah, kecewa, atau menyesali diri secara berlebihan, apalagi sampai menyalahkan dan menyakiti orang lain. Sebaliknya anak laki-laki akan belajar untuk menghargai orang lain dan mengetahui bahwa kekalahan bukanlah suatu kelemahan melainkan kekalahan adalah kesempatan untuk menjadi kuat dan lebih baik lagi ke depannya.

Baca Juga: 7 Tips dan Manfaat Bermain Bersama Anak

Anak laki-laki tidak boleh dekat dengan Bundanya?

Yang mengandung Bunda, yang melahirkan Bunda, yang membesarkan juga Bunda… Bagaimana mungkin melarang seorang anak agar tidak dekat dengan Bundanya? Walau begitu hal ini ternyata memang banyak terjadi, Bun. Hal ini disebabkan oleh pikiran lama masyarakat yang berpendapat bahwa ketika anak laki-laki dekat dengan Bundanya maka dapat menghambatnya menjadi laki-laki yang kuat, berani, dan mandiri. Padahal sebaliknya, anak laki-laki yang dekat dengan Bundanya akan tumbuh menjadi laki-laki yang kuat, bertanggung jawab, sekaligus lembut dan penyayang. Karena pada anak laki-laki yang dekat dengan Bundanya akan tumbuh perasaan ingin melindungi, dimana kekuatan dan kemandirian sangat dibutuhkan untuk dapat melindungi orang lain.

Semua Permainan Anak Sifatnya Free Gender, Jadi Tak Apa Anak Laki-Laki Bermain Masak-Masakan | Shutterstock

Anak laki-laki tidak boleh main masak-masakan?

Sama dengan bermain boneka, bermain masak-masakan pun boleh dilakukan oleh anak laki-laki, Bunda. Salah apabila ada anggapan kalau bermain masak-masakan nantinya akan berpengaruh pada orientasi seksualnya di masa depan. Justru memainkan permainan apapun yang sesuai dengan usia anak, akan memberi stimulasi dalam perkembangan kognitif dan kreativitas mereka. Oleh karena itu sebaiknya tidak membatasi anak bermain.

Yuk, mulai memberi kebebasan pada si kecil, laki-laki maupun perempuan, untuk bermain dan berekspresi. Agar si kecil memahami betul bahwa peran laki-laki maupun perempuan sama baik dan pentingnya. Sehingga kelak mereka tumbuh sebagai sosok yang menghormati orang lain, memiliki empati, juga menjadi anak-anak yang kreatif.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela