Love as powerful as your mother’s for you leaves its own mark to have been loved so deeply .. will give us some protection forever.
J.K. Rowling

Tekstur MPASI Sesuai Tahap Usia, Apa Saja?

author
Ruth Sinambela
Selasa, 23 November 2021 | 14:50 WIB
Tekstur MPASI Harus Sesuai Dengan Kelompok Usia si Kecil | Shutterstock

Bagi Bunda yang sudah mulai mempersiapkan atau memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) pada si kecil, setiap hari pasti sudah mulai memikirkan ide menu MPASI, ya? Mengumpulkan stok ide MPASI pun tak jarang dilakukan demi dapat memberikan nutrisi dan gizi seimbang yang variatif setiap harinya. Namun selain variasi menu, Bunda juga harus memperhatikan pengolahannya agar menghasilkan tekstur yang cocok sesuai tahap usianya.

Baca Juga: Seberapa Banyak Porsi MPASI untuk Bayi 6-23 Bulan?

Ada 5 tahap usia sejak si kecil berusia  6 bulan hingga 12 bulan. Jangan sampai Bunda terlalu cepat atau terlambat menambahkan tekstur pada MPASI si kecil, ya. Simak apa sajakah tekstur MPASI yang baik untuk si kecil sesuai perkembangan usianya berikut ini.

Tekstur MPASI Halus Semi Cair Untuk Bayi Usia 6 bulan | SHUTTERSTOCK

Usia 6 bulan

Pada masa awal pemberian MPASI, si kecil baru saja akan berkenalan dengan makanan padat, untuk itu sebaiknya Bunda memberikan MPASI dengan tekstur halus semi cair. MPASI semi cair penting diberikan pertama kali agar anak tidak tersedak. Tersedak sangat berbahaya bagi anak, untuk itu diperlukan perhatian khusus di awal masa MPASI ini.

Contoh MPASI semi likuid yang dapat Bunda berikan misalnya pure buah-buahan atau bubur, dengan tekstur halus, tidak terlalu kental namun juga tidak terlalu cair. Bunda dapat menghaluskan buah ataupun bubur dengan blender, lalu menyaringnya.

Baca Juga: Protein Nabati dan Hewani Dalam Menu MPASI. Sama Penting dan Sangat Dibutuhkan Untuk Pertumbuhan.

Menu MPASI Bayi 7 Bulan | Shutterstock

Usia 7 bulan

Sebulan setelah MPASI pertama si kecil, barulah Bunda dapat menambahkan sedikit tekstur pada MPASI. Bunda dapat memberikan buah-buahan dengan cara memblendernya tanpa harus disaring. Atau bubur yang disaring tanpa diblender terlebih dahulu. Buatlah agar tekstur pure atau bubur tidak terlalu halus ya, Bun. Mencampurnya dengan ASI atau sufor juga dapat dilakukan untuk membuat tekstur makanan menjadi lebih pas.

Finger Food Sebagai MPASI Bayi Usia 9 Bulan | Shutterstock

Usia 9 bulan

Ketika usia si kecil sudah menginjak 9 bulan, Bunda sudah boleh memperkenalkannya dengan finger food, atau makanan yang dapat dipegangnya sendiri. Misalnya rebusan brokoli, wortel, atau buah-buahan seperti pepaya, dan buah naga. Selain finger food, pada tahap ini Bunda dapat menyajikan bubur kasar tanpa perlu diblender lagi. Misalnya bubur tim hati ayam dan wortel, nugget ayam buatan Bunda dan bubur tim dengan wortel. Berikan juga camilan atau selingan makan utama sebanyak 1-2 kali setiap harinya seperti biskuit dan buah-buahan.

Nasi Tim Sebagai Menu MPASI Bayi 11 BUlan | Shutterstock

Usia 11 bulan

Nah, di usia ini Bunda sudah boleh memberikan si kecil nasi tim lengkap dengan lauk dan sayuran. Selain itu Bunda juga dapat menambah porsi makannya, karena si kecil sudah mulai aktif dan banyak bergerak. Berikan juga camilan yang cocok dan baik untuk usianya, selain juga ASI ya, Bun.

Pada usia ini sering kali si kecil mulai sulit diajak menghabiskan makanannya, namun Bunda tak perlu khawatir, cobalah beberapa menu baru yang dapat dengan mudah si kecil pegang dan makan sendiri, ini akan membuat si kecil lebih tertarik untuk menghabiskan makanannya. Misalnya pancake, brokoli keju, atau kentang keju. Bunda juga harus sabar menghadapi situasi ketika si kecil tak mau makan ya, tidak perlu marah apalagi memaksanya karena hanya akan membuatnya semakin tidak mau menyentuh makanannya.

Baca Juga: Manfaat Jamur dan Tips Aman Mengolahnya Sebagai MPASI

Usia 12 bulan

Bunda pasti akan senang dan bangga sekali karena si kecil sudah melewati masa-masa MPASI dengan baik. Ketika usia si kecil sudah menginjak 12 bulan, saat ini Bunda sudah mulai bisa memberikan makanan yang sama seperti yang Bunda dan Ayah makan setiap hari. Misalnya nasi goreng dengan telur, nasi ayam goreng, atau nasi dengan sop dan perkedel kentang daging. Namun tentu saja tetap harus memperhatikan rasa yang cocok untuk usianya. Rasa pedas dapat ditunda pemberiannya sampai si kecil berusia 24 bulan. Selain itu, perhatikan  pemberian makanan yang dapat menyebabkan anak tersedak, seperti kacang, anggur, wortel, dan lain-lain.

Oh ya, Bunda, selain tekstur, peningkatan frekuensi makanan pun dilakukan bertahap.

  •  2-3 kali sehari pada usia 6-8 bulan
  • 3-4 kali sehari pada usia 9-11 dan 12-24 bulan, dilengkapi dengan snack yang bergizi sebanyak 1-2 kali sehari

Masa-masa memperkenalkan makanan padat pada si kecil memang tak selalu mudah, namun dengan tekad dan kemauan yang kuat, Bunda dan si kecil pasti dapat melewatinya dengan baik. Pendekatan yang keras apalagi sampai menyakiti si kecil tidak akan memberi perubahan yang baik, Bun. Jadi alangkah baiknya kalau Bunda mempersiapkan mental sebanyak-banyaknya agar bisa selalu sabar dan telaten dalam mengajarkan juga membimbing si kecil dalam menghabiskan MPASI-nya. Semangat, Bunda!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela