For me, motherhood is learning about the strengths I didn’t know I had, and dealing with the fears I didn’t know existed.
Halle Berry

Pasien Preeklampsia Sebaiknya Melahirkan Normal atau Cesar?

author
Ruth Sinambela
Kamis, 4 Agustus 2022 | 11:27 WIB
Ilustrasi ibu melahirkan secara normal | Shutterstock

Momen kelahiran buah hati seharusnya menjadi saat-saat membahagiakan yang dinantikan oleh orang tua ya, Bun? Namun rupanya tidak bagi sebagian orang. Seperti yang dialami oleh pasangan suami-istri di Jombang, Jawa Timur, Yopi dan Rohmah, yang harus kehilangan bayinya di tengah-tengah persalinan.

Kisah sedih yang sedang viral sejak kemarin ini, pasti akan membuat siapa pun merinding membayangkan situasi mencekam yang harus dilewati oleh orang tua dari bayi malang tersebut. Sang Ayah yang harus memutuskan untuk menyelamatkan istrinya terpaksa menyetujui tindakan medis yang bagi orang awam “ekstrem” ini, untuk buah hatinya yang tersangkut di jalan lahir dan telah dinyatakan meninggal dunia.

Baca Juga: Posisi Bayi Sungsang, Bisakah Bunda Melahirkan Normal?

Mengidap Preeklampsia

Seperti dilansir dari Antara News, Sang Ibu, Rohmah, memang memiliki kondisi medis preeklampsia sehingga Puskesmas Sumobito, tempat Rohmah memeriksakan kehamilan, merujuknya ke RSUD Jombang. Meski begitu, observasi yang dilakukan oleh tim medis di RSUD menyatakan kalau Ibu Rohmah dalam kondisi baik dan sudah sampai ke pembukaan 7 sehingga operasi cesar tidak dijadikan pilihan.

Preeklampsia sendiri merupakan komplikasi kehamilan yang salah satunya ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Kondisi ini, seperti dilansir dari Alodokter, belum bisa diketahui penyebabnya secara pasti. Namun, para ahli menduga preeklampsia dapat terjadi akibat kelainan perkembangan dan fungsi plasenta, yaitu organ yang berfungsi menyalurkan darah dan nutrisi untuk janin.

Kelainan tersebut menyebabkan pembuluh darah menyempit sehingga muncul reaksi yang berbeda dari tubuh ibu hamil. Akibatnya, terjadi gangguan pada ibu hamil dan janin.

Kondisi tubuh ibu saat menjelang persalinan sangatlah penting untuk menentukan kelancaran persalinan | SHUTTERSTOCK

Melahirkan cesar atau normal?

Dilansir dari Sharecare, kehamilan dengan riwayat preeklampsia sesungguhnya bisa menjalani persalinan normal maupun operasi cesar, tergantung dengan penilaian dokter kandungan, Bun. 

Keputusan tindakan baru akan dibuat oleh dokter setelah melakukan observasi dan melihat kondisi kesehatan maupun fisik ibu dan janin. Karena itulah pada kehamilan dengan preeklampsia, sebaiknya ibu hamil lebih sering melakukan kontrol, terlebih ketika usia kehamilan sudah masuk trimester ketiga atau semakin dekat dengan hari perkiraan lahir (HPL).

Baca Juga: Tips Mengejan yang Benar agar Persalinan Lebih Mudah dan Lancar

Selain itu, banyak juga dokter yang berpendapat kalau pasien preeklampsia sebaiknya menghindari kelahiran spontan, sehingga jika melahirkan normal lebih disarankan dengan bantuan induksi. Kondisi fisik ibu yang mungkin akan mengalami penurunan, menjadi salah satu alasannya. 

Namun sekali lagi, keputusan melahirkan dengan cara apa pun, hanya dapat diputuskan oleh dokter yang menangani proses persalinan, tentunya dengan mempertimbangkan keselamatan ibu dan janin, riwayat medis, kondisi pada saat persalinan dan masih banyak lagi faktor-faktor lainnya, termasuk juga harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.

Berdiskusi dengan dokter

Menjadi sangat penting bagi pasien preeklampsia agar lebih sering mengunjungi atau kontrol ke dokter kandungan, untuk mengetahui kondisi ibu dan janin saat semakin dekat dengan HPL. Selain itu, menanyakan perihal proses kehamilan yang paling aman dan terbaik, sebenarnya juga dapat Bunda lakukan agar lebih memahami cara persalinan yang akan dijalani, kemungkinan risiko, hingga fisik yang harus dipersiapkan.

Baca juga: Kenali Tanda-tanda Preeklampsia Pada Ibu Hamil

Operasi caesar maupun normal bagi pasien preeklamsia akan dinilai dan ditentukan oleh dokter yang memimpin persalinan setelah melihat kondisi ibu dan observasi | Shutterstock

Hal ini hanya bisa didapatkan apabila komunikasi antara pasien, bidan, maupun dokter kandungan berjalan dengan baik, Bun. Karena itulah menjadi suatu hal yang baik pula apabila pasien mau banyak bertanya kepada tim medis, sebaliknya bagi tim medis juga berkenan memberi banyak informasi yang diperlukan pasien. Meskipun sekali lagi, situasi tak terduga bisa saja datang kapan pun dan tidak bisa dicegah kejadiannya ya, Bunda. Namun dengan usaha yang maksimal dari semua pihak, tentu kisah sedih seperti kehilangan nyawa buah hati tercinta saat proses persalinan, mudah-mudahan dapat dicegah dan dihindari.

Baca Juga: Janin Terlilit Tali Pusar, Benarkah Harus Dilahirkan Melalui Operasi Caesar?

Redaksi Kanya turut berduka cita atas kehilangan yang dialami dan dirasakan oleh kedua orang tua, Rohmah dan Yopi. Semoga buah hati tercinta mendapat kedamaian dan tempat terindah di Surga, juga seluruh keluarga bisa menjalani kehidupan selanjutnya dengan tegar, serta segala proses hukum yang tengah dijalani dapat selesai dengan sebaik-baiknya.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi