To her, the name of father was another name for love.
Fanny Fern

6 Cara Berkomunikasi agar Anak Lebih Mau Mendengarkan

author
Ruth Sinambela
Senin, 22 Agustus 2022 | 15:00 WIB
Selain butuh didengarkan, anak-anak juga butuh respon fisik dari Bunda, seperti lpelukan, ciuman, maupun usapan lembut. | Shutterstock

Memberikan pengertian pada anak memang tak semudah yang diinginkan ya, Bun? Apalagi semakin besar, anak akan semakin mengetahui dan memiliki keinginan serta pemikirannya sendiri. Terkadang, ketika Bunda maupun Ayah sebagai orang tua menemukan perbedaan pendapat dengan anak, akan mudah sekali menyebabkan pertengkaran maupun adu argumen yang ujung-ujungnya justru dapat menyakiti perasaan masing-masing.

Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar kok, Bun, karena di dalam setiap keluarga pasti akan ditemukan hal-hal yang demikian. Namun bagaimana Bunda dan Ayah meminimalisir kerusakan yang dapat diakibatkan olehnya, terutama bagi tumbuh kembang fisik maupun mental si kecil.

Salah satunya dengan mengingatkan lagi kepada diri sendiri, bagaimana sebaiknya Bunda maupun Ayah yang merupakan orang dewasa, bersikap dan menahan diri karena sesungguhnya anak-anak hanyalah anak-anak, Bun, bukanlah orang dewasa yang tinggal di tubuh anak kecil.

Baca juga: 4 Bahasa Tubuh Paling Ampuh untuk Berkomunikasi dengan Si Kecil

1.Mendengarkan anak

Mendengarkan anak tidak seperti Bunda mendengarkan teman sebaya, teman kantor, atau orang tua, Bun. Mereka ingin didengarkan dengan penuh perhatian dan respon positif yang diharapkan datang dari orang tuanya.

Anak-anak mungkin tak mengharapkan wejangan panjang lebar apalagi kerap diberi saran yang “mengatur” atau “menggurui”. Selain itu, anak-anak juga membutuhkan respon fisik dari Bunda, seperti lewat pelukan, ciuman, maupun usapan lembut.

2.Bicara tegas dan hangat

Daripada membentak apalagi berkata kasar, Bunda bisa mencoba bicara dengan tegas dan hangat. Meski sulit, apabila Bunda dapat melakukannya sesekali saja itu sudah sangat membantu dan memberi progress yang yang baik, lho.

Ingatkanlah pada diri sendiri bahwa si kecil merupakan individu yang membutuhkan kasih sayang sebanyak-banyaknya dari Bunda juga Ayah. Bahwa mereka sama seperti anak-anak lain, juga memiliki hak untuk dicintai dan dihormati.

Daripada membentak apalagi berkata kasar, Bunda bisa bicara dengan tegas dan hangat. | Shutterstock

3.Menghargai keinginan anak

Setiap manusia, termasuk juga anak-anak, memiliki keinginan untuk dihargai keinginannya. Dengan mendengarkan dan menghargai keinginan mereka, ke depannya akan membantunya untuk lebih mudah berkomunikasi dengan Bunda, lho.

Meskipun mungkin, nantinya keinginan si kecil akan membuatnya gagal maupun salah, tidak mengapa. Justru dengan sesekali merasakan kegagalan, si kecil akan mampu membuat dirinya lebih dewasa dan lebih mau mendengarkan pendapat orang lain, termasuk dari orang tuanya.

Baca juga:  Ini Bedanya Berkomunikasi Dengan Anak Laki-laki dan Perempuan

4.Tidak bertele-tele

Semua anak baik dan cerdas, Bun. Namun diberikan wejangan maupun perintah yang bertele-tele, apalagi ditambah pula dengan intonasi suara yang penuh emosi, tentu akan membuat mereka menjadi kewalahan juga.

Karena itulah sebaiknya Bunda tidak membuat si kecil jadi kepayahan dan malah tidak menghiraukan semua ucapan Bunda, ya. Apabila Bunda memintanya melakukan sesuatu, berilah perintah yang singkat dan jelas. Hal ini akan lebih banyak memberi kesan bagi si kecil, Bun.

5.Peringatan dan pujian

Kedua hal ini, peringatan dan pujian, harus diterima anak dengan adil. Jadi bukan hanya memberi peringatan yang terlalu banyak, namun Bunda juga harus ingat untuk memujinya ketika ia mau berusaha melakukan hal-hal yang Bunda minta atau ajarkan padanya.

Pujilah usahanya ya, Bun. Dan hindari pula memberikan pujian yang terlalu berlebihan, atau tidak pada tempatnya karena pujian pun harus berdampak baik untuk kemajuannya.

Jangan pelit untuk memberikan pujian pada si kecil, ya, Ayah dan Bunda! | Shutterstock

Baca juga: Pentingnya Mengajak Anak Berbicara, Ini 6 Tipsnya

6.Komunikasi dua arah

Ketika Bunda menjelaskan mengapa Bunda perlu memberi tahu maupun mengajari anak macam-macam, maka bersabarlah ya, Bun. Jangan pernah bosan untuk mengulang, namun tetap usahakan agar kata-kata Bunda tidak monoton. Misalnya, daripada memerintahkan si kecil untuk membereskan kamarnya, cobalah bertanya di mana biasanya ia menyimpan lem kertas di kamarnya, kemudian ajaklah ia untuk mencari dan menemukannya, sambil merapikan kamar.

Biasakan pula untuk melakukan tanya-jawab dengan si kecil ya, Bun. Hal ini menjadi sangat penting untuk bisa menjalin komunikasi yang efektif, karena akan membuat si kecil banyak bercerita dan Bunda juga akan lebih mudah mengetahui apa yang membuatnya tak mau mendengarkan atau melakukan arahan Bunda. Dan lebih baik lagi, apa yang ia inginkan dari Bunda sendiri.

Yuk, pelan-pelan belajar dan mengusahakan hubungan juga komunikasi yang baik antara Bunda dan si kecil, agar kelak Bunda dan si kecil dapat lebih saling mengerti, menghormati, dan selalu saling menyayangi.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi