If you have never been hated by your child, you have never been a parent.
Bette Davis

Laki-Laki Juga Bisa Alami "Baby Blues", Lo

author
Hasto Prianggoro
Kamis, 28 Februari 2019 | 16:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Post partum depression wajar dialami ibu baru. Tapi bagaimana dengan ayah baru?

 

Tak sedikit perempuan yang mengalami depresi paska melahirkan (post partum depression atau PPD). Meski kehadiran bayi adalah hal yang membahagiakan, namun 15% ibu baru mengaku mengalami baby blues atau PPD. Tapi, apakah hanya perempuan yang mengalami postpartum depression? Bagaimana dengan ayah baru?

Ternyata, laki-laki juga mengalami depresi paska (istri) melahirkan, lo. Para ayah baru ini ternyata juga sedih paska kehadiran buah hatinya. The Pacific Post Partum Society, sebuah program yang dimulai sejak tahun 1971, memperkirakan10% ayah baru terpengaruh PPD yang dialami sang istri. Angka ini akan makin besar jika istrinya juga mengalami PPD. Parents Magazine menyebut angka 26% pada 3 sampai 6 bulan setelah kehadiran bayi.

Baca juga: 10 Hal Ini Bisa Jauhkan Kamu Dari Baby Blues

PPD biasa terjadi pada perempuan dan sangat bisa dipahami alasannya. Memiliki bayi menciptakan banyak perubahan dan kehebohan. Bukan hanya mengubah hormon perempuan, tetapi juga tanggung jawab, aktivitas sehari-hari, serta hubungan dengan pasangan. Kurang tidur karena harus menjaga bayi juga memainkan peran penting dalam PPD, begitu juga support system yang lemah, serta kesulitan menyusui.

Sama seperti yang dialami perempuan, laki-laki pun bisa mengalami kesedihan akibat perubahan yang terjadi setelah kehadiran si bayi. Ayah baru ini juga bisa cemas dan lelah, terbebani oleh tugas-tugas merawat bayi, atau karena melihat pasangannya yang depresi. Ayah baru yang paling berisiko mengalami PPD adalah mereka yang pernah depresi, memiliki masalah keuangan atau masalah dengan pasangan, atau memiiki bayi yang rewel atau bermasalah.

| SHUTTERSTOCK
Menariknya, ada sebuah kondisi yang berhubungan dengan kehamilan yang juga mempengaruhi laki-laki. Sindrom ini disebut Couvade Syndrome atau sympathetic pregnancy, dan terjadi manakala laki-laki mengalami gejala-gejala yang sama seperti yang dialami istrinya, di antaranya heartburn, berat badan naik, tidur kurang, libido menurun, morning sickness, serta perubahan hormon.

Ayah baru sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter jika gejala PPD bertahan lebih dari 2 minggu, emosi makin memburuk, kesulitan merawat bayi, tak fokus beraktivitas, bahkan terlintas niat untuk menyakiti bayi. PPD bisa diatasi dengan psikoterapi, obat-obatan, atau keduanya.

 

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro