
Punya teman yang sebelum tidur justru meluangkan waktu untuk beberes rumah, sehingga sesudahnya bisa tidur lebih pulas? Atau Bunda sendiri yang sering me time dengan cara men-declutter rumah?
Buat sebagian orang, bersih-bersih bukan cuma soal bikin rumah kinclong, tapi bisa jadi kegiatan yang bikin tenang, bahkan jadi seperti terapi.
Nah, menurut psikologi, ternyata memang ada beberapa sifat khas yang dimiliki orang-orang yang merasa kegiatan beberes rumah itu satisfying banget, alias memberi rasa puas. Jangan-jangan kamu termasuk!
Baca juga: Baby Food Pouch Memang Praktis, tapi Jangan Jadikan Makanan Utama
1. Suka Keteraturan
Orang yang menikmati saat bersih-bersih biasanya punya rasa cinta yang besar terhadap keteraturan.
Bukan sekadar ingin meja makan selalu bersih, tapi karena suasana yang rapi itu ngasih efek menenangkan di otak. Hidup terasa lebih terprediksi dan nggak semrawut.
Jadi, saat mereka membereskan rumah, sebenarnya mereka juga lagi menata pikiran biar lebih tenang.
2. Mindfulness ala Bersih-Bersih
Pernah nggak sih lagi nyapu atau ngepel, lalu tiba-tiba sadar kalau kamu fokus banget dengan gerakan tanganmu, baunya sabun pel, atau suara sapu yang menyeret atau mengenai pintu? Itu namanya mindfulness, Bun.
Orang yang merasa bersih-bersih itu menenangkan biasanya bisa masuk ke “zona” tersebut, di mana mereka bener-bener hadir di momen itu aja. Rasanya kayak meditasi versi domestik.
3. Butuh Rasa Kontrol
Terkadang apa yang terjadi dengan hidup kita ini tidak bisa dicegah. Prospek klien yang nggak jadi closing, saudara ipar yang batal menikah, atau mesin cuci yang tetiba rusak dan harus ganti mesin... semuanya bisa bikin stres.
Baca juga: Kalau Masih Ada yang Meremehkan Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, Saatnya Mereka Tahu Fakta Sebenarnya!
Nah, buat sebagian orang, bersih-bersih itu semacam pelampiasan untuk mendapatkan rasa kontrol. Nggak bisa mengatur suasana hati mertua? Ya sudah, minimal bisa mengatur kamar supaya wangi dan rapi.
4. Banyak Gerak Bikin Mood Naik
Nggak banyak yang sadar kalau beberes rumah itu bikin kita banyak gerak. Dengan banyak gerak, endorfin alias hormon bahagia bisa keluar.
Jadi jangan heran kalau setelah mencuci baju atau vakum karpet, Bunda merasa lebih fresh. Secara nggak langsung, kamu sudah olahraga kecil-kecilan.
5. Merasa Puas Setelahnya
Siapa yang melihat kamar yang tadinya berantakan jadi rapi dan wangi itu satisfying banget? Rasa puas itu nyata dan sangat valid.
Di zaman sekarang, banyak pencapaian kita yang sifatnya digital alias nggak terlihat bentuknya. Tetapi kalau bersih-bersih? Hasilnya nyata dan bisa langsung dinikmati.
6. Menerima Ketidaksempurnaan
Uniknya, orang yang suka bersih-bersih itu juga tahu kalau nggak mungkin rumah selalu bersih 24 jam. Mereka tidak mengejar kesempurnaan, tapi menikmati prosesnya.
Buat mereka, merapikan rumah itu bukan tentang hasil akhir, tapi tentang merawat, menyayangi, dan menerima bahwa kekacauan itu bagian dari hidup.
Baca juga: Mau Tahu Kenapa Sesekali Ibu Perlu Liburan Sendiri tanpa Keluarga?
7. Bentuk Self-Care
Terakhir, dan mungkin paling penting, beberes rumah itu bisa jadi bentuk sayang sama diri sendiri. Dengan menjaga kebersihan dan kenyamanan rumah, kita sebenarnya lagi ngomong ke diri sendiri, “Aku layak tinggal di tempat yang nyaman.”
Ini bukan soal perfeksionis, melainkan soal merawat tempat tinggal sebagai bentuk menghargai diri sendiri.
Ternyata, aktivitas sederhana seperti nyapu, ngepel, atau ngelap meja bisa banyak banget maknanya ya. Dari soal kontrol, mindfulness, sampai self-care, semua bisa tersirat dari aktivitas ini.
Jadi kalau kamu termasuk yang mendapatkan efek menenangkan dari bersih-bersih, tenang, kamu bukan orang yang aneh atau kurang kerjaan. Justru mungkin kamu lebih sadar diri dan lebih peduli sama ketenangan batinmu.
Nah, daripada stres menunggu jam pulang kantor, coba ambil tisu basah dan bersihkan meja kerja dulu. Siapa tahu bisa jadi terapi instan juga.
Sumber: Geediting, Real Simple