We may not be able to prepare the future for our children, but we can at least prepare our children for the future.
Franklin D. Roosevelt

Sebelum Meninggal, Mimpi Bocah Ini Jadi Petugas Damkar Terkabul

author
Hasto Prianggoro
Jumat, 26 Oktober 2018 | 14:47 WIB
www.huffingtonpost.com |

Kisah tentang Frank “Bopsy” Salazar masih selalu diingat warga dunia. Bocah ini meninggal di usia 7 tahun setelah berjuang melawan leukemia. Sebelum meninggal, warga mengabulkan mimpinya menjadi anggota pasukan pemadam kebakaran.

 

Tahun 1978, Bopsy yang masih berusia 5 tahun didiagosa menderita leukemia. Dokter menyarankan kepada sang ibu, Octaviana Trujillo, untuk membawa Bopsy berobat ke St. Joseph’s Hospital and Medical Center di Phoenix, AS. Trujillo waktu itu berusia 26 tahun dan tak punya cukup uang untuk membiayai pengobatan putranya. Toh, ia tetap membawa Bopsy ke RS tersebut.

Selama 2 tahun, Bopsy dirawat oleh dokter idolanya, dr. Frank Barranco, yang kemudian mengenalkan keluarga Bopsy ke lembaga yang membantu para pasien anak untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka.

Trujillo sadar waktu bagi putranya tak lama. Namun, dia sangat ingin mewujudkan mimpi Bopsy sebelum sang anak meninggal. Trujillo memegang tangan anaknya dan bertanya, “Bopsy sayang, apakah kamu punya mimpi atau keinginan untuk melakukan atau menjadi sesuatu?”

“Ibu, aku sangat ingin menjadi petugas pemadam kebakaran,” kata Bopsy. “Baiklah, Ibu akan mengusahakan mimpimu supaya menjadi kenyataan.”

 

www.huffingtonpost.com |

Keesokan harinya, Trujillo mendatangi Dinas Pemadam Kebakaran Phoenix dan bertemu dengan Bob Walp, akrab disebut Fireman Bob, Kepala Dinas Kebakaran yang sangat baik hati. Kepada Bob, Trujillo menceritakan nasib Bopsy dan betapa Bopsy bermimpi bisa menjadi petugas pemadam kebakaran.

“Bolehkah Bopsy naik kendaraan pemadam kebakaran untuk yang terakhir kalinya?”

Bob menjawab, “Jangan khawatir, Bu, kami bisa melakukan lebih dari itu. Kami akan menjadikan Bopsy sebagai anggota pemadam kebakaran kehormatan dan mengajaknya berkeliling kota dengan mobil pemadam kebakaran. Dia juga boleh ikut petugas memadamkan api pada hari itu,” lanjut Bob. Lebih serunya lagi, Bob akan membuatkan Bopsy seragam pemadam kebakaran khusus, lengkap dengan sepatu bot dan topi petugas pemadam kebakaran.

Tiga hari kemudian, Bob datang menjemput Bopsy ke RS, mengenakannya seragam petugas pemadam kebakaran Phoenix dan menaikkannya ke atas mobil pemadam kebakaran. Bopsy diajak berputar mengelilingi kota Phoenix. Bopsy senang bukan main.

Hari itu ada 3 panggilan darurat kebakaran. Bopsy diperbolehkan ikut petugas memadamkan api. Dia menaiki kendaraan yang berbeda-beda, dari mobil pemadam, mobil ambulans, sampai mobil kepala pemadam kebakaran. TV lokal pun mengabadikan peristiwa itu untuk program beritanya.

 

www.huffingtonpost.com |

Bahagia karena mimpinya menjadi petugas pemadam kebakaran “tercapai”, semangat Bopsy bangkit sehingga ia mampu bertahan hidup 3 bulan lebih lama dari yang diperkirakan dokter.

Sampai akhirnya, di suatu malam, kondisi Bopsy turun drastis. Perawat kepala memanggil keluarga Bopsy, Fireman Bob beserta anggota pemadam kebakaran Phoenix.

Bob mengatakan, “Kami akan datang demi anggota kehormatan kami untuk yang terakhir kalinya. Tolong bukakan jendela kamar tempat Bopsy dirawat.” Tak berapa lama, mobil pemadam kebakaran berdatangan, tangga mobil pemdam kebakaran dinakikkan sampai lantai kamar tempat Bopsy dirawat. Bob beserta 5 anggota pemadam kebakaran muncul dari jendela, memeluk Bopsy dan mengatakan betapa mereka sangat menyayangi Bopsy.

“Chief, benarkah aku sudah jadi petugas pemdam kebakaran sekarang?” tanya Bopsy kepada Bob. “Ya, Bopsy, kamu sekarang resmi jadi anggota pemadam kebakaran,” jawab Bob. Mata Bopsy terpejam, wajahnya terlihat sangat bahagia.

Keesokan harinya, Bopsy dipanggil Tuhan untuk selama-lamanya.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro