Love as powerful as your mother’s for you leaves its own mark to have been loved so deeply .. will give us some protection forever.
J.K. Rowling

Rewel Berlebih, Salah Satu Tanda Anak Depresi

author
Hasto Prianggoro
Sabtu, 17 November 2018 | 10:00 WIB
SHUTTERSTOCK |

The American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP) memperkirakan, 1 dari 20 anak dan remaja Amerika mengalami depresi. “Paling tidak, 1 murid di satu kelas mengalami depresi,” kata David Fassler, M.D., penulis “Help Me, I’m Sad”: Recognizing, Treating and Preventing Childhood and Adolescent Depression.

Depresi pada anak biasanya tidak terdeteksi oleh orang tua. Padahal, menjadi orang tua dari anak yang depresi sungguh tak mudah. “Sangat menyakitkan dan menakutkan. Seperti penyakit mematikan, mengurus anak depresi bisa menghabiskan waktu, tenaga, dan pikiran,” aku salah satu orang tua yang anaknya mengalami depresi.

Namun, Fassler menyarankan supaya orang tua tidak menyalahkan diri sendiri. “Yang lebih penting adalah, orang tua sadar bahwa anak yang mengalami depresi butuh penanganan yang tepat.”

Berikut 5 fakta tentang depresi yang patut diperhatikan orang tua.

1.Depresi bisa “diturunkan”

Studi menunjukkan, 25 persen anak yang orang tuanya mengalami depresi akan mengalami hal serupa. Jika ayah dan bunda dua-duanya mengalami depresi, risiko anak mengalami depresi pun akan meningkat menjadi 75%.

2.Depresi sering tertutup oleh masalah lain

Sekitar 40 persen anak dan remaja yang mengalami depresi juga menderita gangguan kecemasan, seperti obsessive-compulsive disorder (OCD), sementara 1 dari 4 anak depresi akan mengalami attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Mereka juga sering mengalami masalah belajar. Gejala-gejala ini bisa saling bertautan sehingga membuat kondisi makin sulit diidentifikasi dan pengobatannya pun jadi tak efektif.

Baca juga: 5 Hal Wajib Lakukan Saat Anak Mogok Sekolah

SHUTTERSTOCK |

3.Rewel berlebih harus diwaspadai

Perbedaan besar antara depresi pada anak dan remaja adalah remaja yang depresi akan selalu murung dan menarik diri, sementara anak depresi cenderung rewel dan tak bisa menahan diri. Anak-anak bisa jadi tak tahu bahwa mereka sedang depresi, yang ada cuma berteriak dan rewel berkepanjangan.

4.Diagnosa dini dan penanganan menjadi kunci

Studi MRI menunjukkan, depresi yang berlangsung lama dan tak cepat ditangani akan mengubah bentuk otak. Misalnya, hippocampus (bagian otak besar yang mengatur emosi) akan mengecil. Tak heran jika depresi akan memicu masalah di sekolah. Pada kasus yang lebih serius, anak-anak yang mengalami depresi sering melukai diri sendiri, bahkan bunuh diri.

Jadi, jika Bunda mencurigai buah hati mengalami depresi, sebaiknya bawa ke dokter sesegera mungkin.

SHUTTERSTOCK |

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Ratih Sukma Pertiwi