Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Hukuman Bagi Anak, Ini 5 Kesalahan Orang Tua

author
Hasto Prianggoro
Rabu, 23 Januari 2019 | 17:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Orang tua seringkali memilih hukuman sebagai jalan pintas untuk mendisiplinkan anak. Mulai dari omelan sampai hukuman fisik. Padahal, pemberian hukuman tak selalu efektif untuk mengubah perilaku anak. Di bawah ini 5 kesalahan orang tua dalam memberikan hukuman bagi anak.

1. Harapan terlalu muluk-muluk

Orang tua sebaiknya tidak menaruh harapan yang terlalu tinggi kepada anak. Lihatah anak sebagai “siapa dia” bukan “siapa dia seharusnya.” Harapan yang tidak realistis ini bisa membuat frustrasi orang tua dan menghancurkan anak. Mengenali kemampuan dan kapasitas anak akan membuat orang tua lebih nyaman mengikuti tumbuh kembang anak.

Baca juga: 6 Tips Ubah Perilaku Anak: Ubah Lingkungannya

2. Mengandalkan hukuman untuk mengubah perilaku anak

Anak yang paling merepotkan orang tua biasanya anak yang sering mendapat hukuman paling sering. Meskipun pemberian hukuman boleh-boleh saja tetapi cara ini tidak efektif mengubah perilaku anak seperti yang diharakan orang tua. Hukuman tidak akan mampu mengubah perilaku karena tidak mengajarkan cara berperilaku yang lebih baik.

3. Makin panjang omelan, anak makin tak paham

Hukuman memang bisa mengubah perilaku untuk sesaat. Anak bisa saja menghubungkan antara hukuman dengan perilakunya. Tetapi anak tetap lebih melihat tindakan orang tua, apalagi jika disertai omelan. Seakin panjang orang tua mengomeli anak, semakin tidak masuk pula pesan yang ingin disampaikan.

| SHUTTERSTOCK

4. Tidak memberitahu konsekuensinya lebih dulu

Menerapkan hukuman tanpa sebelumnya memberitahu anak konsekuensi dari perilaku atau tindakannya juga langkah kurang tepat. Anak hanya bisa membuat hubungan antara perilaku dan hukuman jika dia tahu konsekuensi dari perilaku atau tindakannya lebih dulu. Misalnya, anak diberi tahu bahwa menyakiti temannya itu tidak boleh. Jika tidak, anak akan menganggap orang tua tidak adil.

5. Memperpanjang hukuman

Melarang anak bermain dengan mainannya atau memperpanjang hukuman tidak akan efektif. Misalnya menghukum anak dengan melarangya bermain dengan mainannya. Semakin lama larangan, yang terjadi anak akan lebih kesal pada orang tuanya daripada menghubungkan larangan itu dengan perilakunya. 

 

 

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro