Too much love never spoils children. Children become spoiled when we substitute presents for presence.
Anthony Withman

Belum Matang, Ini 7 Penyebab Lain Gagalnya Pernikahan

author
Hasto Prianggoro
Kamis, 31 Januari 2019 | 20:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan seseorang. Banyak sebab kenapa sebuah pernikahan hancur, termasuk 8 hal di bawah ini.

 

1. Tak cukup investasi

Bukan investasi uang, ya, tetapi investasi mental atau emosi. Kita sering menganggap pernikahan hanyalah sebuah seremoni yang diikuti seremoni-seremoni lain, tanpa pernah memikirkan apa yang akan dihadapi, pentingnya fokus dan kerja keras untuk membangun dan mempertahankannya, juga butuh keterampilan. Jika mental tak cukup kuat, hasilnya tentu saja pernikahan menjadi terganggu.

2. Belum matang

Kematangan emosi wajib dimiliki setiap pasangan sebelum memutuskan menikah. Mencintai seseorang dan mengajaknya menikah tak berarti apa-apa tanpa mempersiapkan faktor emosional ini.

3. Tak mampu memaafkan

Ketika memutuskan menikah, maka saat itu juga lupakan kalimat “Itu tugas kamu sebagai suami, atau,” “Kan, kamu yang jadi istri.” Ingat bahwa suami dan istri berada di tim yang sama yang harus saling melengkapi.

Baca juga: Malam Hari Ternyata Bukan Saat Tepat Untuk Bercinta, Kenapa?

4. Harapan yang terlalu tinggi

Seringkali seseorang, entah suami atau istri, berharap terlalu tinggi pada pasangannya; harus bisa mencari uang sebagai kepala keluarga lah, pengin istri yang jago memasak lah, dan sebagainya. Padahal, tidak semua harapan bisa terwujud karena berbagai alasan, dan masing-masing pihak harusnya bisa mengerti dan menerima itu, bukan justru menjadi masalah yang harus selalu diungkit-ungkit.

5. Tak bisa kompromi

Kemauan untuk bernegosiasi dan memilih jalan tengah merupakan hal penting dalam sebuah rumah tangga. Jika salah satu pasangan tak bisa atau tak mau menerima pendapat dari pasangannya, bisa dipastikan rumah tangga, cepat atau lambat, bakal runtuh juga. Pernikahan harus menyediakan ruang untuk kompromi.

| SHUTTERSTOCK
6. Tekanan sosial atau budaya

Banyak cerita, cinta harus kandas akibat perbedaan latar belakang sosial atau budaya. Sebuah keluarga, misalnya, pengin memiliki keluarga baru yang memiliki kesamaan latar belakang sosial atau budaya. Hasilnya pernikahan terkadang dipaksakan demi memenuhi harapan akan kesamaaan latar belakang tadi. Akibatnya, yang terbangun adalah pernikahan tanpa landasan yang kuat.

7. Tak bisa mengontrol diri

Ini jelas sangat mengganggu perjalanan sebuah rumah tangga. Yang ada hanya siapa yang lebih kuat dan siapa yang kalah. Dan jika ini tak segera dibicarakan, jalan keluar yang tersedia hanyalah perpisahan.

8. Lebih mementingkan pekerjaan

Bekerja itu penting, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Tetapi jika salah satu pasangan akhirnya lebih fokus pada pekerjaan dan sama sekali melupakan keluarga, lama kelamaan hubungan akan selalu diwarnai pertengkaran. Dan kehancuran hanya tinggal menunggu waktu.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro