Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Pemeran Game of Thrones ini 2 Kali Mengalami Aneurisma Otak, Apa Penyebabnya?

author
Hasto Prianggoro
Jumat, 5 April 2019 | 12:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Pemeran Daenerys Targaryen dalam serial Game of Thrones ini mengaku pernah nyaris kehilangan nyawa setelah mengalami 2 kali aneurisma otak. Aktris berusia 32 tahun ini menulis sebuah esai panjang di The New Yorker tentang pengalamannya lolos dari aneurisma. “Setelah berdiam diri bertahun-tahun, aku harus menceritakan pengalaman itu sekarang,” tulisnya.

 

Emilia Clarke baru berusia 24 tahun ketika terserang aneurisma otak pertama pada bulan Februari 2011 lalu. Saat itu Clarke tengah berada di gym bersama pelatihnya ketika mendadak mengalami sakit kepala hebat yang berkembang sangat cepat. Clarke juga merasa sangat kelelahan. “Rasanya seperti ada balon besar di kelapaku,” aku aktris yang juga tampil dalam film Solo: A Star Wars Story.

Carke muntah di ruang ganti gym dan nyaris pingsan sehingga buru-buru dibawa ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemindaian otak lewat MRI, Clarke didiagnosa mengalami subarachnoid hemorrhage (SH), yaitu perdarahan mendadak di celah antara otak dan membran tengah yang membungkus otak. Dokter kemudian melakukan operasi untuk menutup perdarahan tersebut. 

Baca juga: 6 Aktivitas Berikut Membantu Kita Bugar Setiap Hari

Clarke mengatakan, ketika menjalani recovery usai operasi pertama, dokter menemukan adanya aneurisma kedua yang lebih kecil di sisi lain otaknya yang bisa “meletus” sewaktu-waktu. Dokter kemudian memonitor perkembangan aneurisma kedua ini dengan scan otak reguler, sementara Clarke harus berjuang melawan kelelahan dan rasa sakit.

Dr. Michael Abraham, MD, FAHA, ahli saraf dari University of Kansas Health System mengatakan kepada Bustle bahwa aneurisma otak adalah membesarnya pembuluh nadi atau arteri yang sudah melemah. “Jika makin membesar, arteri ini bisa pecah atau mengalami perdarahan yang menyebabkan hemorragic stroke seperti yang dialami Clarke,” lanjut Abraham.

| Alberto E. Rodriguez/Getty Images Entertainment/Getty Images
Kini, setelah 2 kali menjalani operasi, Clarke mengaku sudah pulih 100 persen. “Sekian tahun setelah operasi kedua, aku kini sudah sembuh di luar yang kuperkirakan,” kata perempuan yang harus bolak-balik menjalani scan dan pemeriksaan sepanjang tahun 2013. 

Menurut Brain Aneurysm Foundation, hampir 6 juta warga AS mengalami aneurisma otak dan lebih banyak penderita wanitanya ketimbang penderita pria. Faktor genetik bisa memperbesar risiko aneurisma.

“Jika ada orangtua atau kakek kita yang pernah mengalami anerisma, sebaiknya kita melakukan screening juga,” kata Dr. Deanna Sasaki-Adams dari UNC Neurosurgery. 

Selain itu, merokok dan hipertensi juga meningkatkan risiko aneurisma. Meski bisa menyerang segala usia, aneurisma kebanyakan menyerang orang berusia 30-60 tahun, dengan persentasi 30 hingga 40 persen penderita meninggal dunia.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro