Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Kenapa Fase Anak Suka Membantah Itu Penting

author
Hasto Prianggoro
Senin, 1 Juli 2019 | 20:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

 

Tak perlu khawatir jika anak hobi membantah. Ini normal dan merupakan fase perkembangan yang sangat penting bagi anak.

 

“Masa batita merupakan masa perkembangan otak paling cepat, sekitar 700 jaringan saraf per detik,” ujar Kathryn Smerling, seorang psikolog keluarga di New York, seperti dikutip dari todaysparent.com. Buncahan perkembangan otak ini salah satunya muncul dalam bentuk anak membantah permintaan orangtua.

Diminta melakukan ini-itu, anak selalu membantah atau menjawab “Enggak mau.” Mereka mendadak berubah menjadi sosok yang sangat yakin dengan dirinya. Mereka mencoba membuktikan bahwa mereka bukan lagi “foto kopi” dari orangtua yang selalu mengikuti apa pun yang dikatakan dan dilakukan orangtua.

Baca juga: Anak Gampang Akrab Sama Orang Lain, Baguskah?

Hanya saja, banyak orangtua yang tak memahami fase perkembangan ini sehingga, alih-alh memberikan “ruang” bagi anak untuk mengembangkan diri, seringkali orangtua justru memberikan respons yang tidak tepat atau malah emosi dan memarahi anak karena dianggap selalu membantah.

Padahal, seperti dikatakan Cindy Huang, asisten profesor untuk konseling psikologi di Teachers College, Columbia University, “Respons orangtua inilah yang akan membantu anak belajar tentag perilaku dan bagaimana menghadapi lingkungan sosial di sekitar mereka.”

| SHUTERSTOCK
Jadi, apa yang harus dialkukan orangtua ketika anak tampak hobi mebantah? Berikut tipsnya.

1. Jangan mendebat

Mendebat anak tidak akan berhasil, yang ada justru keduanya, orangtua dan anak, sama-sama kesal. Respons yang tepat akan menjadi pondasi bagi hubungan positif dengan si Kecil.

2. Beri anak otoritas atau pilihan

Jangan khawatir, ini bukan berarti membiarkan anak melakukan apa saja yang mereka mau. Atau beri anak 2 pilihan sehingga tak ada pilian untuk membantah, seperti, “Adek mau sarapan pakai telur atau sosis?” Atau, “Adek mau gosok gigi dulu atau mau pakai baju tidur dulu?”

3. Diamkan dulu

Menghadapi anak yang hobi membantah atau selalu menjawab dengan, “Enggak mau..” memang bisa memancing emosi. Tetapi, langsung bereaksi, misalnya dengan berteriak atau marah, bukanlah respons yang tepat. Yang sebaiknya dilakukan adalah diam dulu sejenak dan baru berikan respons setelah anak melunak atau mereda.

Baca juga: Anak Gampang Akrab Sama Orang Lain, Baguskah?

4. Buat mereka merasa berguna

Anak-anak pun ingin dianggap dewasa, lho. Jadi, buatlah mereka merasa berguna. Misalnya, minta mereka merapikan mainan sendiri. Sesekali katakan, “Adek, bantuin Bunda, dong..” Pasti anak akan dengan senang hati membantu orangtua.

5. Acuhkan anak

Meski  tak selalu efektif dilakukan ketika anak “berulah” di area publik, mengacuhkan anak cukup efektif menjadikan anak berubah sikap. Anak akan melihat bahwa “senjatanya” tidak berhasil melunakkan hati orangtua, sehingga mau tak mau ia harus mengikuti apa yang diinginkan orangtua.

6. Katakan “Ya” sesekali

Jika menyangkut hal-hal besar, orangtua sebaiknya konsisten mengatakan “Tidak” agar anak tidak merasa menang dan selalu membantah atau mengatakan, “Enggak mau..” Sesekali katakan, “Ya” atau “Baiklah” setiap kali anak membantah atau menjawab dengan,”Enggak mau...” Misalnya anak menoak memakai baju yang dipilihkan orangtua. Katakan, “Oke, kamu pilih sendiri, ya.”

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro