A father holds his daughter’s hand for a short while, but he holds her heart forever.
Unknown

Cegah Pengapuran Plasenta di Trimester Tiga

author
Ratih Sukma Pertiwi
Minggu, 15 Maret 2020 | 12:00 WIB
kehamilan | SHUTTERSTOCK

 

Gangguan plasenta bisa berdampak buruk pada perkembangan janin, salah satunya pengapuran plasenta. Apa dan bagaimana mencegahnya?

Plasenta merupakan kantung tempat janin tumbuh dan berkembang di dalam rahim ibu. Melalui plasenta oksigen dan nutrisi makanan disalurkan pada bayi. Plasenta juga menjaga janin dari benturan dan kuman. 

Secara umum, perkembangan plasenta dibagi ke dalam beberapa tahap, mulai dari awal terbentuknya di usia kehamilan 12 minggu (tingkat 1) hingga tahap sangat matang (tingkat 3) pada usia kehamilan sekitar 38 minggu (trimester tiga). 

Seiring bertambahnya usia kehamilan, plasenta berisiko mengalami perubahan dan gangguan. Salah satunya adalah kemungkinan terjadinya pengapuran plasenta pada usia kehamilan 28 - 35 minggu (trimester tiga). Menurut data sekitar 20% kehamilan mengalami pengapuran plasenta pada trimester tiga.  

Apa Itu Pengapuran Plasenta?

Pengapuran plasenta merupakan kondisi penuaan plasenta yang disebabkan oleh penumpukan kalsium akibat pecahnya pembuluh darah kecil di plasenta.

Kondisi ini mengakibatkan penyumbatan pada pembuluh darah di plasenta. Asupan nutrisi dan oksigen ke janin pun terhambat, sehingga berat badan janin tidak meningkat. 

Pengapuran plasenta bisa dipicu oleh faktor genetik, infeksi bakteri, radiasi lingkungan, atau obat-obatan tertentu. 

 

Baca juga: 5 Hal Tentang Plasenta Previa yang Harus Kamu Ketahui

 

Siapa yang Berisiko?

Pengapuran plasenta lebih umum terjadi pada kehamilan usia muda, kehamilan pertama, dan bumil yang tidak menjalani hidup sehat, misalnya merokok saat hamil, karena kandungan nikotin pada rokok bisa memicu penyempitan pembuluh darah.

 

Baca juga: Selain Sebagai Sumber Makanan Bayi, Plasenta Juga Punya Fakta Menarik Lainnya

 

Apa Tanda dan Risikonya?

Tanda-tanda pengapuran plasenta pada trimester tiga ini bisa dilihat melalui pemeriksaan USG, di antaranya muncul bintik-bintik putih menyebar dari dasar plasenta hingga permukaannya yang melingkar mengelilingi plasenta. Selain itu janin berhenti bergerak serta nyeri pada perut bagian bawah.

Risikonya bisa memengaruhi kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan, misalnya perdarahan saat persalinan, plasenta terlepas sebelum persalinan (abrupsio plasenta), plasenta previa, anemia, bayi lahir prematur, skor APGAR rendah, hingga janin meninggal dalam kandungan. 

 

Bagaimana Mencegahnya? 

Selain sumber protein, telur punya banyak manfaat bagi ibu hamil dan janinnya. | SHUTTERSTOCK

  • Lakukan pola hidup sehat selama kehamilan, seperti makan sehat dan teratur, tetap bergerak aktif, jauhi alkohol dan rokok, istirahat cukup minimal 8 jam sehari.

 

  • Hindari stres semasa kehamilan karena hormon stres bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit dan imunitas menurun. 

 

  • Cek ke dokter kandungan secara teratur dan lakukan pemeriksaan USG.

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi