You have a lifetime to work, but children are only young once.
Polish Proverb

8 Langkah Mengatasi Mata Bayi Belekan

author
Ratih Sukma Pertiwi
Jumat, 27 Maret 2020 | 16:04 WIB
Bersihkan mata bayi menggunakan kapas atau kasa steril. | SHUTTERSTOCK

 

Kondisi mata bayi belekan biasanya sering ditemui pada bayi baru lahir. Yuk, ketahui apa saja pemicunya, apakah hal tersebut normal, dan bagaimana mengatasinya agar Bunda tidak panik.

Mata bayi baru lahir seringkali belekan, terutama saat bangun tidur, pasti seringkali Bunda temui. Ternyata hal ini disebabkan oleh perkembangan saluran air mata bayi baru lahir yang belum sempurna.

Kondisi ini menyebabkan air mata bayi yang seharusnya mengalir ke luar malah tertahan di saluran yang terhambat dan bercampur dengan kotoran, seperti debu, kemudian menjadi gumpalan berwarna putih atau belek.

Biasanya kondisi mata bayi yang belekan ini hanya terjadi di bulan pertama, bahkan ada bayi yang hanya mengalaminya pada minggu pertama kelahiran.

Yang perlu Bunda waspadai adalah jika kondisi mata belekan pada bayi seringkali terjadi hingga berbulan-bulan atau tidak hanya terjadi pada saat bayi bangun tidur. Sebab bisa jadi bayi mengalami gangguan pada matanya.

Bisa juga mata bayi mengalami infeksi virus atau bakteri yang didapatnya saat proses persalinan normal, misalnya ibunya menderita infeksi bakteri pada jalan lahir dan hal tertular pada bayinya.

Pemicu lainnya adalah mata bayi terpapar kotoran dari lingkungan, misalnya dari orang sekitarnya saat bersentuhan dengan bayi, benda-benda di sekitar bayi, udara yang kurang bersih, dan sebagainya.

 

Bunda sebaiknya mewaspadai mata belekan pada bayi jika terjadi empat kondisi seperti ini:

1.Sering Terjadi

Tergolong normal jika terjadi hanya saat bangun tidur dan pada bulan pertama kelahiran. Namun jika berlangsung berbulan-bulan dan dalam sehari sering terjadi, bisa jadi ada infeksi.

2.Warna Kekuningan atau Kehijauan

Jika warnanya putih dan tidak berbau artinya kotoran mata normal. Namun jika warnanya kekuningan atau kehijauan, berbau bahkan bernanah maka kondisi tersebut tidak normal.

 

Baca juga: Belekan pada Bayi, Waspadai Jika Diikuti Gejala Ini

 

3.Mata Memerah

Mata memerah karena iritasi. | SHUTTERSTOCK

Tidak normal jika bayi terlihat sering menggosok mata, bagian putih mata memerah, kelopak membengkak, sakit jika kena cahaya, atau sering keluar air mata yang lebih lengket.

4.Sulit Membuka Mata

Jika bayi terlihat kesulitan membuka mata karena banyak kotoran yang membuat mata dan bulu mata lengket bisa jadi mata bayi mengalami infeksi.

Segeralah periksakan ke dokter jika mata bayi mengalami empat kondisi ini untuk mendapat pengobatan yang tepat.

 

Namun jika belekan pada bayi masih tergolong wajar, Bunda bisa mengatasinya di rumah dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:

 

1.Bunda, ayah atau siapapun yang ingin menyentuh bayi sebaiknya mencuci tangan sebelumnya agar kotoran tangan tidak berpindah ke bagian tubuh bayi, termasuk mata.

2.Bersihkan belek secara perlahan dengan menggunakan kapas atau kasa steril yang dibasahi air hangat.

3.Bersihkan dari bagian sudut mata dalam (dekat pangkal hidung) ke bagian sudut mata luar. Bersihkan juga bulu matanya jika ada belek yang menempel di sela-selanya.

4.Ulangi pembersihan dengan kapas atau kasa steril baru hingga mata bayi benar-benar bersih dari belek.

 

Baca juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Mata Anak

 

5.Hindari memakai kapas atau kasa steril yang sudah dipakai untuk membersihkan mata bayi.

6.Rutin mengganti perlengkapan mandi bayi, seperti handuk, saputangan, dan waslap.

Ganti perlengkapan mandi bayi, seperti handuk, secara rutin. | SHUTTERSTOCK

7.Pijat perlahan bagian sudut mata bayi (dekat pangkal hidung) menggunakan jari kelingking untuk melancarkan saluran air matanya.

8.Hindari penggunaan minyak, lotion, salep, bahkan tetesan ASI untuk membersihkan mata bayi tanpa sepengetahuan dokter.

 

Selain delapan langkah tadi, Bunda juga bisa menjaga kesehatan mata bayi dengan memberinya ASI eksklusif dan saat mulai MPASI cukupi dengan asupan yang mengandung vitamin A, seperti wortel, brokoli, bayam, ikan, udang, susu, dan telur.

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi