The best way to make children good is to make them happy.
Oscar Wilde

Anak Demam, Kapan Harus ke Dokter?

author
Ratih Sukma Pertiwi
Rabu, 8 Juli 2020 | 11:32 WIB
| SHUTTERSTOCK

Saat anak demam, Bunda tentu sangat khawatir. Apalagi jika suhu tubuhnya terus meningkat. Haruskah segera dibawa ke dokter?

Demam bukan suatu penyakit melainkan gejala atas adanya penyakit atau kondisi lain pada tubuh. Saat benda asing seperti virus, parasit, bakteri atau jamur masuk ke dalam tubuh anak, sistem imunnya bereaksi maka muncullah demam.

Demam ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celsius. Jika Bunda pegang kening anak, akan terasa hangat. Biasanya anak cenderung lebih rewel saat demam, namun ada juga sebagian anak yang tetap anteng meski tubuhnya demam. Hal tersebut wajar, sebab daya tahan tubuh anak terhadap demam memang berbeda-beda.

 

Baca juga: Jangan Panik, Ini Cara Hadapi Kejang Demam Bayi

 

Biasanya justru orang tua yang panik ketika anak mulai demam. Inginnya segera membawa anak ke dokter. Tetapi dalam kondisi pandemi seperti ini, akses ke fasilitas kesehatan sebisa mungkin dibatasi jika kondisinya tidak darurat.

Jadi, apa yang sebaiknya Bunda lakukan saat anak demam? Dalam kondisi seperti apa anak demam harus segera dibawa ke dokter?

 

Baca juga: “Anak Cuma Demam di Malam Hari, Kenapa?”

 

Menurut dr. Attila Dewanti, Sp.A (K) saat anak baru demam orang tua masih bisa melakukan penanganan di rumah.

“Terpenting ukur dulu suhunya. Kalau demamnya baru anget-anget, sekitar 37-37,5 derajat Celsius bisa ditangani di rumah dulu,” terang Dokter Attila.

Caranya, pertama, berikan minum yang lebih banyak. Boleh air putih, ASI, air teh, susu tambahan, sayur bening, sop, air perasan buah atau jus murni. Ini mencegah tubuh anak dehidrasi dan menurunkan demamnya.

| SHUTTERSTOCK

 

Kedua, longgarkan baju anak. “Selain karena gejala suatu penyakit, peningkatan suhu tubuh bisa terjadi karena anak kepanasan, misalnya habis beraktivitas fisik. Jadi pastikan pakaian anak longgar dan berbahan nyaman,” jelasnya.

Ketiga, jika anak sudah diberi banyak minum dan bajunya sudah dilonggarkan, cek kembali suhunya apakah ada penurunan. Bunda bisa mengompres tubuh anak menggunakan air biasa atau air suhu ruang.

Kompres di dahi dan lipatan ketiak, itu paling cepat untuk penurunan suhu. Jangan mengompres pakai alkohol, ya, itu salah,” imbaunya.

 

Baca juga: 5 Mitos & Fakta Demam Pada Anak

 

| SHUTTERSTOCK

 

Keempat, jika suhu tubuh terus naik hingga 38 derajat Celsius, Bunda bisa memberikan obat penurun panas yang aman untuk anak, seperti paracetamol.

Dosis obat penurun panas untuk anak adalah 10 mg/kg berat badan. Contohnya, anak dengan berat badan 10 kilogram artinya membutuhkan 100 mg, atau sama dengan 1 ml obat penurun panas cair.

Nah, jika semua penanganan demam di rumah sudah dilakukan namun demam tidak juga turun, barulah Bunda sebaiknya membawa anak ke rumah sakit.

“Jika sudah lebih dari dua hari demam masih naik turun atau tetap tinggi meski sudah diberi obat penurun panas, tubuh anak terlihat lemas, tidak mau makan, muncul keluhan seperti diare, muntah-muntah dan sebagainya, maka segeralah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut,” sarannya.

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi