Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Awas Terjebak Toxic Parenting!

author
Ratih Sukma Pertiwi
Rabu, 19 Agustus 2020 | 14:08 WIB
| SHUTTERSTOCK

 

Ternyata toxic relationship bukan hanya ada dalam pertemanan dewasa atau dunia kerja, dalam parenting pun orang tua bisa terjebak toxic parenting. Apa itu?

Pernah nggak, sih, Bunda merasa ingin punya anak yang selalu nurut? Dan apapun keinginan orang tua wajib didengarkan dan dituruti anak atas nama kebaikan anak?

Ternyata hal tersebut belum tentu baik untuk hubungan anak dan orang tua, lho, Bunda. Istilahnya, toxic parents atau toxic parenting.

Toxic parents biasanya selalu menuntut anak untuk menuruti keinginan mereka, mengatur perilaku anak sesuai keinginan orang tua, selalu menganggap anak belum bisa berpendapat atau membuat keputusan terbaik untuk dirinya sendiri.

Toxic parenting terkadang dilakukan tanpa sadar dengan alasan orang tua yang paling mengerti apa hal terbaik untuk anak. Kenyataannya, anak bisa menjadi tertekan, takut, bahkan trauma dalam menjalani kehidupannya.

Agar tidak terjebak menjadi toxic parents, kenali tanda-tandanya yang sebaiknya dihindari oleh orang tua.

 

1.Selalu Mengatur Anak

Bahkan cara anak berpakaian atau selera makannya pun ditentukan oleh orang tua. Anak tidak diberikan kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri dalam berbagai hal, meskipun sesuatu yang sederhana. Hal ini bisa berlangsung hingga anak dewasa.

 

Cek Video Positive Parenting: 12 Kali Pelukan Sehari Optimalkan Perkembangan Anak

 

2.Gampang Emosi

Orang tua toxic akan gampang meluapkan emosi pada anaknya, bahkan memarahi di depan orang, meskipun belum tentu anak melakukan kesalahan.

 

3.Sering Memaki Bahkan Memukul

Dengan emosi yang sering tidak terkontrol, toxic parents bisa kebablasan melakukan kekerasan fisik,seperti memukul atau mencubit.

Tak jarang juga melampiaskan kemarahan dengan makian atau panggilan tidak baik pada anak.

 

Baca juga: Panggilan Sayang Anak, Bisa Jadi Awal Body Shaming

 

4.Menyalahkan Anak

Alih-alih menyemangati anak saat melalui masa-masa sulit,sepeti mendapat nilai jelek, berkelahi dengan teman, dan sebagainya, toxic parents justru sibuk menyalahkan anak sehingga merasa semakin terpuruk.

 

Baca juga: 4 Tipe Pola Asuh Anak, Bunda Termasuk Yang Mana?

 

Jika Ayah dan Bunda merasa melakukan ciri-ciri toxic parenting, segeralah hentikan pola asuh yang salah tersebut. Luka batin yang terlanjur mendalam pada anak akan sangat sulit dihilangkan dan berpengaruh hingga ia dewasa.

Anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang tidak mandiri, tidak percaya diri, membenci orang tua, bahkan merasa stres dan depresi.

Jadi, mulailah untuk kelola emosi saat berbicara dengan anak, tekan ego, serta mendengarkan dan menghargai pendapat anak. Jangan lupa juga untuk memuji sekecil apapun usaha anak.

Jika orang tua merasa kesulitan, ada baiknya berkonsultasi ke psikolog secepat mungkin.

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi