If you have never been hated by your child, you have never been a parent.
Bette Davis

Mengenal Macam-macam Gangguan Kesehatan Mental yang Umum Terjadi

author
Ruth Sinambela
Selasa, 14 September 2021 | 11:48 WIB
Gangguan kesehatan mental dapat terjadi pada siapa saja | Shutterstock

Sudah tahu kan Bun, kalau gangguan kesehatan mental tidak hanya memengaruhi bagaimana seseorang berpikir, berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari? Dalam kasus gangguan kesehatan mental yang cukup serius, pertolongan juga diperlukan untuk menghindarkan seseorang melakukan tindakan yang justru akan membahayakan dirinya sendiri.

Oleh karena itu, penting untuk Bunda mengetahui apa saja macam-macam gangguan kesehatan mental yang umum terjadi. Dengan begitu, Bunda akan lebih aware dan mampu memberi respon yang tepat jika orang terdekat mengalami gejalanya.

Baca juga: Atasi Gangguan Kecemasan dan Stres, Ikuti 5 Tips Ini

Panik, cemas, dan gelisah secara berlebihan adalah gejala gangguan kecemasan | Shutterstock

1. Gangguan kecemasan

Terdiri dari gangguan kecemasan umum, sosial, fobia, dan panik. Gangguan kecemasan membuat penderitanya merasa cemas dan gelisah secara berlebih, bahkan untuk isu yang bagi kebanyakan orang adalah hal sepele. Mereka cemas dan sulit bahkan cenderung gagal mengendalikan perasaan tersebut. Saat serangan kecemasan melanda seseorang, gejala yang timbul adalah berkeringat secara tiba-tiba, jantung berdebar dengan cepat, merasa pusing, kesulitan berkonsentrasi, kesulitan tidur, dan sulit menjalani aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Gangguan Kecemasan pada Anak: Tanda, Penyebab, dan Solusinya

2. BPD (Borderline Personality Disorder)

BPD memengaruhi hubungan penderita dengan orang lain, citra diri, perasaan, perilaku, dan cara berpikir. Gejala yang biasanya timbul adalah mood atau suasana hati yang tidak stabil (mood swing), mereka cenderung berpikir bahwa dirinya buruk, bersalah, dan tidak berarti, mengalami halusinasi (misalnya mendengar suara di luar diri yang memintanya menyakiti diri sendiri), dan juga cenderung berperilaku impulsif.

3. Skizofrenia

Merupakan salah satu gangguan psikotik atau gangguan jiwa parah yang memunculkan pemikiran dan persepsi tidak normal. Penderitanya akan mengalami halusinasi seperti mempercayai hal-hal yang sebenarnya tidak terjadi. Mereka akan mengklaim dirinya mendengar, melihat, atau merasakan sesuatu yang tidak nyata.

Penderita Bipolar dapat hidup normal dengan bantuan profesional | Shutterstock

4. Bipolar disorder

Secara garis besar merupakan gangguan suasana hati atau perubahan mood yang terjadi tanpa faktor pencetus apapun. Penderitanya bisa mengalami perubahan mood atau suasana hati secara ekstrem dan dalam waktu cepat. Misalnya, dari mood stabil, tiba-tiba sedih dengan amat sangat, lalu langsung bahagia dan bersemangat secara tiba-tiba dan dalam kurun waktu sangat cepat.

5. Anoreksia nervosa dan bulimia nervosa

Mungkin Bunda sudah pernah mendengar dua istilah di atas sebagai jenis-jenis gangguan makan. Anoreksia adalah gangguan perilaku makan karena memiliki ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan. penderitanya akan melakukan diet ekstrem dan membiarkan dirinya kelaparan. Sedangkan bulimia adalah gangguan perilaku makan dengan pola berulang dari makan berlebihan (binge eating) lalu ‘membersihkan’ diri dari makanan (purging) dengan cara memuntahkannya, meminum obat pencahar, melakukan olahraga berat, atau berpuasa secara berlebihan.

Baca juga: Sama-Sama Gangguan Makan, Ini Beda Anoreksia dan Bulimia

6. Kleptomania

Salah satu jenis gangguan jiwa yang ditandai dengan melakukan tindakan impulsif yaitu mencuri – padahal mereka tidak memiliki tekanan atau kebutuhan akan hal tersebut. Hanya saja, gangguan ini membuat penderitanya tidak dapat menahan dorongan untuk melakukan tindakan yang membahayakan/merugikan diri sendiri dan orang lain tersebut.

OCD adalah salah satu gangguan kesehatan mental | Shutterstock

7. OCD (gangguan obsesif kompulsif)

 Ditandai dengan adanya pikiran dan obsesi yang tidak terkendali terhadap sesuatu, sehingga mendorong penderitanya untuk melakukan suatu aktivitas secara berulang-ulang. Mungkin Bunda suka menggunakan istilah OCD untuk melabeli seseorang yang berperilaku perfeksionis dan terlalu rapi atau terlalu bersih. Nyatanya, OCD bukan kata sifat dan psikolog/psikiater yang dapat memvonis seseorang dengan gangguan ini.

8. PTSD (gangguan stres pasca trauma)

Dialami seseorang setelah mengalami kejadian traumatis dan mengerikan, seperti pelecehan seksual, kematian orang terdekat, atau bencana alam. Mereka mengalami kesulitan untuk mengatasi peristiwa yang tidak menyenangkan tersebut.

Baca juga: Yuk, Mulai Nulis Jurnal Supaya Mental Lebih Sehat

Jangan pernah meremehkan gejala dari berbagai gangguan kesehatan mental ya, Bun. Segera dapatkan bantuan profesional berupa sesi konsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela