I think a lot about teaching my kids to work hard. I’ve learned something about kids ? they don’t do what you say; they do what you do.
Jennifer Lopez

Bolehkah Anak dengan Diabetes Beribadah Puasa?

author
Ruth Sinambela
Selasa, 12 April 2022 | 11:08 WIB
Anak dengan Diabetes Memerlukan Monitoring Mandiri di Rumah Secara Berkala dan Tercatat | Shutterstock

Bunda, bagi orang dewasa dengan penyakit diabetes, menjalankan ibadah puasa tentu memerlukan perhatian dan pengawasan khusus dari dokter yang menangani, agar tidak sampai mengganggu kesehatan dan tetap dapat menunaikan ibadah.

Begitu pula untuk anak dengan diabetes. Apabila si kecil ingin beribadah puasa, maka sebenarnya boleh-boleh saja, asal sedang dalam kondisi tidak sedang sakit lainnya seperti demam, tanda-tanda infeksi dan penyakit-penyakit apapun yang memberatkan.

Selain itu si kecil juga harus rutin memeriksakan diri ke dokter dan mendapat persetujuan dari dokter ya, Bun. Apabila kontrol metabolik si kecil baik maka biasanya dokter akan mengizinkan untuk melakukan ibadah puasa.

Berikut ini beberapa tips yang dapat Bunda terapkan agar si kecil dapat berpuasa dengan khusyuk juga aman bagi kesehatannya, ya!

Baca Juga: Diabetes Pada Anak, Bagaimana Ciri-Cirinya?

Menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur

Seperti dirangkum dari website IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), anak dengan diabetes sebaiknya tidak menunda berbuka puasa. Selain itu juga mengakhirkan atau mengatur agar sahur dilakukan di menit-menit terakhir, Bun. Hal ini diperlukan untuk mengontrol gula dalam darah si kecil selama berpuasa.

Porsi minum dan makan saat berpuasa

Bagi anak dengan diabetes, sangat penting untuk tetap mendapat asupan air sebanyak 1500-2000 ml per hari ya, Bun.

Perhatikan pula komposisi makanan si kecil, yang sebaiknya terdiri dari:

  • 15-20 % protein
  • 60-65% karbohidrat 
  • 20% lemak 

Bunda dapat membaginya ke dalam tiga waktu, yaitu 50% saat berbuka, 10% setelah tarawih dan 40 % saat sahur.

Periksakan pula gula darah si kecil secara teratur, dan bawalah selalu permen atau coklat kemanapun agar bisa segera dikonsumsi ketika anak merasakan tanda-tanda hipoglikemia seperti kelelahan, lemas, berkeringat, pucat, kejang, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Hati-hati, 9 Tanda Diabetes Pada Anak

Si kecil yang memiliki diabetes dapat tetap berpuasa apabila kontrol gula darahnya terpantau baik | Shutterstock

Perhatikan aktivitas fisik anak

Bersekolah, istirahat setelah dzuhur, dan berolahraga ringan, adalah beberapa kegiatan yang dapat dilakukan si kecil saat berpuasa. Namun tentu saja dengan tetap memperhatikan kemampuan masing-masing anak.

Apabila setelah melakukan aktivitas si kecil kemudian mengalami hipoglikemia maka harus segera menghentikan kegiatan dan mengonsumsi makanan kecil/snack, atau minuman yang mengandung glukosa ya, Bun.

Ketoasidosis diabetik (KAD) dan hipoglikemia

Dua hal yang dapat terjadi pada anak dengan diabetes saat beribadah puasa adalah KAD dan hipoglikemia.

Hipoglikemia terjadi ketika akibat gula darah terlalu rendah sehingga otak tidak mendapatkan pasokan yang baik sehingga dapat mengakibatkan kejang dan pingsan. Bila hipoglikemia ini terjadi pada siang hari, terpaksa si kecil harus menghentikan puasanya.

Sedangkan KAD adalah suatu kondisi dari komplikasi diabetes mematikan, yang diakibatkan tingginya produksi asam darah tubuh yang disebut keton. Kondisi ini timbul ketika tubuh tidak menghasilkan hormon yang cukup untuk menyerap glukosa ke dalam sel-sel tubuh untuk mengubah glukosa menjadi tenaga, Bun.

Karena itulah, bagi si kecil yang pernah mengalami KAD atau hipoglikemia berulang, biasanya tidak diizinkan berpuasa oleh dokter.

Puasa menjadi momen terbaik untuk berkumpul bersama keluarga di rumah | Shutterstock

Monitoring mandiri

Selama berpuasa monitoring gula darah harus dilakukan secara mandiri di rumah ya, Bun. Pemeriksaan menggunakan glukometer dapat dilakukan menjelang berbuka dan menjelang sahur, saat tengah hari menjelang dzuhur, atau kapanpun bila diperlukan dan ditemukan tanda –tanda hipoglikemia pada anak.

Catatlah hasil pemeriksaan secara berkala dan rapi, agar Bunda dapat berkonsultasi atau melaporkannya pada dokter sewaktu-waktu!

Baca Juga: Keluarga Berperan Penting Deteksi, Cegah, dan Tangani Diabetes

Apabila ada sesuatu yang membuat Bunda tidak yakin untuk mengizinkan si kecil menjalankan ibadah puasa, sebaiknya berkonsultasilah terlebih dahulu pada dokter yang mengetahui riwayat diabetes si kecil, agar dapat memberikan saran yang sesuai dengan kondisinya, ya.

Dengan menjalankan puasa sesuai kondisi dan kesehatan anak, maka niscaya ibadah puasa pun akan dapat dijalankan dengan baik dan aman. Selamat berpuasa, Bunda dan keluarga.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela