Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Si Kecil Memiliki Idola? Bagaimana Sebaiknya Sikap Bunda?

author
Ruth Sinambela
Selasa, 5 Juli 2022 | 11:01 WIB
Boleh saja si kecil mengidolakan seseorang, namun Bunda juga harus memberi batasan sesuai usia dan tumbuh kembangnya | SHUTTERSTOCK

Memiliki idola merupakan hal yang wajar bagi sebagian orang, tak terkecuali bagi anak-anak, Bun. Bukan hanya si kecil sekarang ini, kok. Coba Bunda ingat-ingat waktu kecil dulu, Bunda maupun Ayah pasti punya idola bukan? Mulai dari tokoh kartun, penyanyi cilik, bahkan hingga boyband atau grup musik.

Dahulu Bunda mungkin hanya melihat idola lewat layar televisi atau mendengarkannya lewat radio, berbeda dengan zaman sekarang, dimana kemajuan informasi dan internet, makin memfasilitasi kebutuhan hiburan masyarakat khususnya anak-anak hingga remaja, Bun. Sehingga wajar saja apabila si kecil kini jadi lebih dini dan mudah mengenal, menyukai, hingga mengidolakan seseorang atau sekedar tokoh kartun.

Baca Juga: 5 Tips Mudah Mengembangkan Bakat Anak yang Bisa Bunda Lakukan Sekarang

Membuat batasan-batasan

Boleh saja si kecil mengidolakan seseorang, namun Bunda juga harus memberi batasan sesuai usia dan tumbuh kembangnya, Bun. Jangan sampai mengidolakan seseorang malah akan membuat si kecil melupakan kewajiban dan kebutuhan pokoknya. Misalnya tidak mau makan karena tidak dibelikan merchandise idolanya, atau berlama-lama di depan ponsel karena menonton sang idola.

Sebaliknya, Bunda justru bisa memanfaatkan kegemaran si kecil akan sesuatu ini, sebagai pemacu, untuk menjadikannya lebih bertanggung jawab dan disiplin. Misalnya, dengan mengajarkannya menabung dengan mengurangi anggaran jajannya, apabila ingin membeli merchandise idolanya. Hingga disiplin menggunakan smartphone, sesuai waktu-waktu yang telah disepakati bersama.

Melarang anak menyukai atau mengagumi idolanya, biasanya malah akan membuat anak semakin tertarik untuk mengidolakannya | Shutterstock

Bicara dari hati ke hati

Terkadang, memiliki idola di usia yang sangat muda, dapat sangat mengganggu tumbuh kembang si kecil di beberapa aspek, Bun. Misalnya kebiasaan sehari-hari, hingga fokus di sekolah. 

Baca Juga: Kisah Inspiratif Moorissa Tjokro, Perempuan Insinyur Autopilot di Tesla

Berbeda dengan anak remaja, apabila si kecil masih berusia di bawah usia pra remaja, memiliki idola mungkin dapat membuat konsentrasi anak terpecah. Misalnya anak jadi tidak fokus belajar, mudah menangis apabila keinginannya tak dituruti, hingga kesulitan bersosialisasi di dunia nyata. Walau tak selalu begitu, sebaiknya Bunda tetap mengawasi dan memperhatikan sikap dan kebiasaan anak ya, Bun.

Ajaklah si kecil untuk menceritakan kepada Bunda mengenai idolanya tersebut, apa yang ia sukai, dan mengapa. Kemudian Bunda juga dapat menasihatinya agar tetap mengingat tanggung jawabnya di sekolah. Tanyakan juga bagaimana pergaulannya dengan teman-teman seusianya di sekolah, Bunda juga dapat memperhatikan kesehariannya di lingkungan rumah.

Yang terpenting, jangan sampai Bunda tidak mengawasi dan hanya membiarkannya saja, ya. Hal ini sangat penting, agar si kecil tetap merasa bahwa Bunda dan Ayah adalah orang terdekat dan yang paling mengerti juga mencintainya, Bun, bukannya sang idola.

Tidak perlu melarang

Melarang anak menyukai atau mengagumi idolanya, biasanya malah akan membuat anak semakin tertarik untuk mengidolakannya, meskipun harus melakukannya secara diam-diam di belakang Bunda, lho. Tentu Bunda tak mau kan, kalau si kecil malah jadi pembohong atau menutup-nutupi sesuatu dari Bunda?

Baca Juga: 4 Model Rambut Pendek Favorit Hairstylist Seleb Hollywood

Karena itulah, sikap yang paling tepat yang dapat Bunda lakukan adalah menjadi teman, dan bersedia menjadi pendengar setianya. Dengan begitu, anak akan merasa nyaman tanpa harus menyembunyikan sesuatu dari Bunda, sekaligus juga akan menjaga kepercayaan dan tanggung jawab yang Bunda berikan. Tentu saja sekali lagi, dengan memberi batasan-batasan yang jelas dan dapat diterima si kecil ya, Bun!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi