We may not be able to prepare the future for our children, but we can at least prepare our children for the future.
Franklin D. Roosevelt

Kenali 3 Tipe Profil Risiko Berikut Ini Sebelum Mulai Berinvestasi!

author
Ruth Sinambela
Kamis, 11 Agustus 2022 | 15:00 WIB
Kenali profil risiko sebelum memilih investasi yang cocok | Shutterstock

Tinggi rendahnya kebutuhan hingga perbedaan tujuan yang ingin dicapai setiap orang, tentu berkaitan dengan kemampuan finansial masing-masing orang. Meski begitu, tidak hanya orang yang memiliki kemampuan finansial mumpuni saja yang bisa mengatur keuangan, terutama untuk kebutuhan investasi, Bun.

Dengan mengenali dan memahami profil risiko yang dimiliki, seberapa pun tingkat finansial seseorang tetap dapat disesuaikan dengan pilihan investasinya, lho!

Baca Juga: 4 Jenis Investasi Reksadana, Mana yang Cocok Buat Kamu?

Pengertian profil risiko

Profil risiko merupakan indikator untuk mengukur tingkat toleransi seorang investor terhadap risiko yang mungkin terjadi ketika mulai berinvestasi. Dengan mengetahui profil risiko, Bunda dapat menentukan instrumen investasi yang tepat agar investasi yang dipilih bisa semakin baik.

Selain itu, dengan mengetahui profil risiko, Bunda yang mungkin saja merupakan investor pemula sekalipun, akan bisa memilih instrumen investasi dan produk yang sesuai dengan karakter dan kemampuan finansial.

Ini dia 3 jenis profil risiko yang dikenal dalam dunia investasi, seperti dilansir dari berbagai sumber, Bun. Bunda termasuk yang mana?

Investasi menjadi salah satu pilihan untuk memiliki aset di masa depan | Shutterstock

Agresif (penyuka risiko/risk taker)

Orang dengan profil risiko agresif sangat cocok untuk berinvestasi pada reksadana saham.

Berikut ini ciri-ciri profil risiko agresif:

  • Sangat siap jika investasi pokoknya berkurang atau hilang demi hasil yang juga tinggi
  • Merupakan investor yang sudah berpengalaman
  • Sudah terbiasa terhadap fluktuasi harga pasar modal, bahkan terhadap fluktuasi yang tergolong ekstrem
  • Tidak takut untuk menaruh modal di instrumen investasi yang memiliki risiko tinggi
  • Bertujuan untuk mengembangkan nilai pokok investasi dengan tingkat keuntungan maksimal dalam jangka panjang
  • Cenderung tidak akan mencairkan dana investasi jika di kemudian hari sedang terjadi penurunan atas nilai investasi, bahkan berpotensi mengalami kerugian

Baca Juga: Menyiapkan Dana Pendidikan Anak Sedini Mungkin, Pilih Tabungan atau Asuransi?

Moderat (risiko sedang)

Pada orang dengan profil risiko moderat, biasanya akan memilih investasi berupa reksadana pendapatan tetap atau reksadana campuran.

Berikut ciri-ciri orang dengan profil risiko moderat, Bun:

  • Memiliki tujuan finansial jangka menengah
  • Siap dengan tingkat return yang fluktuasinya tidak signifikan, tetapi masih tidak terlalu berani mengambil risiko
  • Bisa menoleransi risiko dalam berinvestasi, tetapi tidak untuk risiko yang tergolong besar
  • Berhati-hati dalam memilih instrumen investasi yang aman
  • Mulai memahami fluktuasi pada pasar modal saat berinvestasi

Kebutuhan primer yang semakin mahal mengharuskan Bunda memiliki tabungan atau investasi untuk mewujudkannya | Shutterstock

Konservatif (penghindar risiko/ risk averse)

Apabila Bunda memiliki profil risiko konservatif, maka produk investasi yang cocok untuk Bunda adalah reksadana pasar uang, karena memiliki tingkat risiko minimal.

Ini dia ciri-ciri profil risiko konservatif:

  • Menginginkan investasi yang aman
  • Tingkat imbalan atau return cenderung stabil
  • Takut kalau investasi pokok berkurang
  • Cenderung memilih jenis investasi yang stabil, berisiko rendah atau bahkan tidak ada risiko sama sekali
  • Investor pemula yang baru saja tertarik untuk berinvestasi
  • Hanya dapat mentoleransi risiko rendah dan cenderung akan mencairkan dana saat terjadi penurunan nilai

Baca Juga: Siapkah Kondisi Keuangan Kita untuk Berinvestasi? Ini 3 Syaratnya

Ternyata sangat penting untuk mengenali kemampuan juga profil atau karakter, sebelum memilih investasi yang cocok untuk diri sendiri, Bun! Jangan sampai Bunda salah pilih dan malah menyusahkan kondisi finansial apalagi kesehatan mental, ya. Diharapkan ketika Bunda memilih untuk melakukan investasi apa pun itu, ke depannya Bunda akan jauh lebih nyaman dan aman saat menjalaninya.

Sumber: CNBC Indonesia, Bareksa.com, OCBCNISP.com

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi