We may not be able to prepare the future for our children, but we can at least prepare our children for the future.
Franklin D. Roosevelt

Normalkah Batita Sering Memegang atau Memainkan Alat Kelamin?

author
Ruth Sinambela
Rabu, 14 September 2022 | 10:33 WIB
Pada usia di bawah tiga tahun, si kecil memang sedang dalam tahap mengenali lingkungan di sekitarnya, juga dirinya sendiri. Ia juga tengah berada pada fase pragenital di dalam tahap perkembangan seksual | Shutterstock

Bunda mungkin pernah melihat si kecil yang berusia di bawah tiga tahun tengah memegang, menggaruk, atau memainkan penis miliknya. Namun bagaimana reaksi Bunda saat melihat hal tersebut? Terkejut kah? Atau malah memarahinya? Bagaimana sebaiknya Bunda bersikap saat berada dalam situasi tersebut, dan kenapa sih, si kecil melakukannya? Yuk, simak pembahasan selengkapnya berikut ini, Bun.

Dilarang panik, Bun!

Ketika bayi berusia di bawah tiga tahun memegang penisnya, apa yang ada di pikiran Bunda? Apakah ia tengah melakukan sesuatu yang berkaitan dengan kenikmatan? Atau ia hanya iseng karena rasa penasaran? Keduanya benar dan juga merupakan hal yang normal, Bun!

Baca Juga: Bagaimana Caranya Memberi Pendidikan Seksual Pada Balita?

Pada usia di bawah tiga tahun, si kecil memang sedang dalam tahap mengenali lingkungan di sekitarnya, juga dirinya sendiri. Ia juga tengah berada pada fase pragenital di dalam tahap perkembangan seksualnya. 

Pada tahap ini anak mungkin akan merasakan kenikmatan di sekitar wilayah alat kelaminnya. Biasanya bisa dengan cara menahan keinginan buang air kecil atau dengan memegang alat kelaminnya. Meski demikian, hal ini berbeda dengan kenikmatan seksual yang terjadi pada orang dewasa, Bun. Selain itu, kebiasaan ini juga akan hilang dengan sendirinya setelah anak melewati fase ini.

Selalu mendampingi anak

Usia 1-3 tahun merupakan golden age atau usia emas yang dimiliki anak untuk banyak belajar dan menyerap segala hal baik dari Bunda dan Ayah. Karena itulah sangat penting bagi Bunda serta Ayah untuk terus mendampingi si kecil dalam setiap aktivitas yang dilakukannya. Dengan begitu, diharapkan Bunda dapat memberi respon yang cepat dan tepat ketika si kecil mencoba melakukan sesuatu atau hal baru.

Misalnya ketika Bunda melihat si kecil tengah memainkan alat kelamin atau penis, hindarilah respon marah atau panik ya, Bun. Karena ketika Bunda merespon dengan panik, hal tersebut justru dapat menimbulkan rasa malu di dalam diri si kecil. Merasa seakan-akan ia telah melakukan sesuatu yang memalukan atau salah, bisa jadi membuat si kecil trauma, Bun.

Baca Juga: Mengenal 4 Tahap Perkembangan Seksual pada Anak dan yang Sebaiknya Dilakukan Orang Tua

Hindari memarahi si kecil saat Bunda melihatnya memegang alat kelamin karena dapat menyebabkan traum | Shutterstock

Kapan Bunda harus merasa khawatir

Melansir dari Verywell Family, menyentuh, menggaruk, menarik atau memainkan alat kelamin pada anak laki-laki merupakan aktivitas normal, terutama bagi anak berusia di bawah tiga tahun, Bun. Hal tersebut biasanya dilakukan karena mereka ingin mengatur ulang posisi alat kelamin mereka untuk kenyamanan, atau menggaruk karena gatal.

Apabila si kecil memiliki alasan-alasan yang masuk akal, maka Bunda tak perlu memarahinya, dan cukup memperhatikan si kecil agar ia menyentuh alat kelaminnya dengan tangan yang bersih. Bunda juga dapat membantunya apabila diperlukan, serta memberi pengertian yang sejelas-jelasnya pada anak mengapa sebaiknya mereka tidak memegang alat kelamin, dan apa kerugian yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan tersebut.

Namun ketika Bunda menemukan situasi yang dapat merugikan atau membahayakan kesehatan anak akibat kebiasaan memegang alat kelamin, seperti beberapa hal di bawah ini, segeralah temui dokter atau ahli untuk mendapatkan saran dan pengobatan terbaik, Bun!

  • Berdarah
  • Kulit terkelupas di area kelamin
  • Si kecil merasa sakit di area kelamin
  • Masalah buang air kecil
  • Kemerahan
  • Perubahan warna kulit
  • Pembengkakan

Baca Juga: 13 Perilaku Seksual Anak Yang Harus Dicermati

Meski bukan hal yang perlu dikhawatirkan, namun sebagai bentuk pencegahan, Bunda boleh kok, mengajak si kecil bicara dan menjelaskan perihal kebiasaan memegang alat kelamin, dengan menggunakan bahasa yang lembut dan mudah dimengerti. Juga memeriksa alat kelamin anak setiap kali mengganti popok atau memandikannya.

Nantinya, Bunda juga wajib mengingatkan si kecil ketika mereka lupa dan kembali melakukan kebiasaan tersebut. Yang perlu selalu Bunda tekankan di dalam hati adalah agar Bunda tetap menjelaskan dengan tenang dan tidak berteriak atau memarahi si kecil ya, Bun.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi