What it’s like to be a parent: It’s one of the hardest things you’ll ever do but in exchange it teaches you the meaning of unconditional love.
Nicholas Sparks

3 Jenis Hernia yang Paling Sering Dialami Bayi, Apa Saja?

author
Ruth Sinambela
Kamis, 22 September 2022 | 15:08 WIB
Dengan memperhatikan setiap detil perubahan yang terjadi pada tubuh bayi, maka Bunda dapat mengenali tanda hernia pada bayi sedini mungkin | Shutterstock

Apabila Bunda menemukan tonjolan atau pembengkakan di sekitar skrotum bayi maupun di daerah sekitar pusar, yang biasanya akan terlihat lebih menonjol saat bayi menangis, batuk, dan mengejan saat buang air besar, sebaiknya segeralah bawa bayi untuk mendapatkan pemeriksaan di dokter ya, Bun. Karena bisa jadi hal tersebut merupakan tanda kalau si kecil mengalami hernia atau turun berok.

Seperti yang tengah dialami oleh buah hati dari pasangan selebritis Rizky Billar dan Lesti Kejora. Dimana belum lama ini sang putra, Muhammad Leslar Al-Fatih Billar, menjalani operasi untuk menyembuhkan hernia yang dideritanya. Kini, seperti dilansir dari insertlive.com, buah hati Bunda Lesti dan Ayah Rizky telah selesai menjalani operasi dengan sukses, serta telah kembali ke rumah untuk penyembuhan pasca operasi.

Baca Juga: Mengenal Keluhan “Turun Berok”

Kita doakan semoga buah hati Bunda Lesti dan Ayah Rizky, Baby Leslar, segera sembuh dan selalu sehat ya, Bun!

Hernia pada bayi

Dilansir dari laman resmi Kemenkes, hernia merupakan kondisi ketika jaringan ikat tubuh tidak cukup kuat untuk menahan organ tubuh di dalamnya agar tetap berada di posisinya masing-masing, sehingga menyebabkan munculnya benjolan atau tonjolan melalui area yang riskan dan lemah di dalam dinding otot pada tubuh.

Terdapat 3 jenis hernia yang paling sering dialami oleh bayi, yaitu hernia inguinalis, hernia umbilikalis, dan hernia diafragma, Bun.

Ilustrasi hernia umbilikalis pada bayi | Shutterstock

Hernia inguinalis

Jenis hernia ini seringkali tidak disadari oleh penderitanya, baik dewasa maupun anak-anak. Namun karena hernia inguinalis lebih sering diderita oleh pria, maka seseorang yang mengalaminya biasanya akan menyadari adanya tonjolan yang hilang-timbul di sekitar selangkangan hingga skrotum.

Baca Juga: Tanda Lahir Bayi Bisa Dicurigai Sebagai Tumor Neurofibromatosis 1, Kenali Gejalanya, yuk!

Sedangkan pada bayi, biasanya tonjolan akan lebih jelas terlihat saat menangis, batuk, atau mengeja, Bun. Selain itu, perlu diketahui kalau pengobatan satu-satunya untuk mengatasi hernia inguinalis pada bayi adalah dengan tindakan operasi yang bertujuan untuk menghindari tonjolan bertambah besar, mengeras, menghitam, bahkan bisa merusak jaringan tubuh secara permanen.

Hernia umbilikalis

Hernia umbilikalis adalah kondisi dimana sebagian usus atau jaringan lemak mendorong dan mencuat di dinding perut, tepatnya di pusar. Jenis hernia ini lebih sering dialami oleh bayi di bawah usia 6 bulan. Biasanya dapat disebabkan oleh lubang tali pusar yang tidak tertutup sempurna setelah lahir.

Buah hati pasangan Rizky Billar dan Lesti Kejora, Muhammad leslar Al-Fatih Billar, sebelum menjalani operasi hernia inguinalis | Instagram @Rizkybillar

Hernia diafragma

Hernia diafragma terjadi ketika sebagian organ lambung mencuat masuk ke rongga dada melalui celah diafragma. Hernia ini dapat dialami bayi dengan kondisi pembentukan diafragma yang kurang sempurna.

Baca Juga: Pentingnya Skrining Hipotiroid Kongenital pada Bayi Baru Lahir untuk Mencegah Gangguan Perkembangan Otak

Ketika bayi mengalami kondisi hernia, kemungkinan besar Bunda tidak akan langsung menyadarinya. Karena itulah sangat penting bagi Bunda maupun Ayah untuk lebih memperhatikan kondisi bayi saat memandikan, membersihkan alat kelamin saat mengganti popok, atau ketika mengganti pakaian.

Apabila Bunda menemukan benjolan atau tonjolan di area pusar maupun selangkangan, hindari menanganinya sendiri dengan mengurut atau menekannya ke arah dalam ya, Bun. Sebaliknya, segeralah bawa si kecil ke Rumah Sakit untuk mendapat pemeriksaan dan diagnosa yang tepat sehingga si kecil dapat segera mendapat tindakan maupun pengobatan untuk penyembuhannya.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela