Too much love never spoils children. Children become spoiled when we substitute presents for presence.
Anthony Withman

Miris! Kekerasan Seksual pada Anak dan Kaitannya dengan Penularan HIV

author
Ruth Sinambela
Rabu, 28 September 2022 | 12:34 WIB
HIV dapat ditularkan pada janin di kandungan hingga bayi menyusui | Shutterstock

Kasus kekerasan seksual pada anak belakangan ini kembali marak dibicarakan menyusul kasus yang dialami oleh sekitar 20 santri di salah satu pondok pesantren di Jawa Barat, juga kasus kekerasan seksual yang menimpa seorang anak berusia 12 tahun hingga menyebabkan korban terinfeksi virus HIV, di kota Medan, Sumatra Utara, Bun.

Seperti tak ada habisnya berita mengenai kekerasan seksual pada anak kembali membuat resah masyarakat terutama para orang tua. Bagaimana tidak, pelaku-pelaku kekerasan seksual pada anak yang sebelumnya telah mendapat hukuman tegas pun sepertinya tidak membuat takut pelaku lain, bahkan kasus demi kasus masih saja bermunculan.

Baca Juga: Infeksi HIV Paling Banyak Ditemukan pada Ibu Rumah Tangga

Rasanya tak habis pikir bagaimana bisa pelaku yang merupakan orang dewasa, begitu teganya merusak tubuh kecil dan lemah anak-anak ini, hingga menghancurkan pula mental dan masa depan mereka! Sedih banget, Bun.

Setiap kali membicarakan perihal kekerasan seksual yang terjadi pada anak-anak, hati rasanya tidak karuan. Semoga anak-anak kita selalu dalam perlindungan yang Kuasa dan terhindar dari kejahatan maupun kekerasan, khususnya kekerasan seksual ya, Bun. Amin!

Kekerasan seksual pada anak seringkali menularkan penyakit menular seksual dari pelaku kepada korban | Shutterstock

Kekerasan seksual berulang pada anak dan kaitannya dengan penularan HIV

Seperti diketahui kekerasan seksual yang terjadi pada anak seringkali menyebabkan kerusakan yang cukup serius pada organ intim anak, Bun. Belum lagi ketika anak-anak korban kekerasan seksual ini tidak hanya sekali namun berulang kali mendapat perlakukan biadab dari pelaku.

Pelaku yang belum tentu bebas dari penyakit menular seksual ini pada akhirnya dapat dengan mudah menularkannya kepada korban yang tak lain adalah anak-anak. Bagai jatuh kemudian tertimpa tangga, para pelaku membuat korban tidak hanya menanggung beban fisik, namun juga beban dan luka mental yang teramat dalam.

Tingkat penularan HIV pada anak di Indonesia

Di Indonesia sendiri penularan HIV pada anak sebenarnya lebih banyak terjadi akibat penularan dari ibu kandung, yaitu saat anak masih berada di dalam kandungan hingga menyusui, Bun.

Data terbaru yang diunggah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di laman resminya menyebutkan bahwa jumlah kasus HIV pada anak hingga Juni 2022 telah mencapai 519.158 kasus yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Dimana kasus terbanyak dapat dijumpai di DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat yang menempati urutan pertama hingga ketiga.

Memeriksakan HIV di awal kehamilan dapat mencegah penularan dari ibu kepada janin | Shutterstock

Baca Juga: Langkah-langkah yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Child Grooming

Meski demikian kasus HIV setiap tahunnya selalu mengalami naik-turun atau fluktuasi yang tidak dapat diprediksi, sehingga Pemerintah dalam hal ini Kemenkes terus berusaha untuk melakukan berbagai pencegahan dan penyuluhan yang ditujukan kepada seluruh masyarakat sebagai upaya menekan angka penularan HIV setiap tahunnya.

Pentingnya pemeriksaan HIV di awal kehamilan

Hal yang menjadi sangat penting dan harus diketahui oleh semua ibu hamil nih, Bun. Bahwasanya penularan HIV dari ibu hamil kepada janin di dalam kandungan ternyata masih sangat mungkin dicegah melalui pemberian obat HIV pada ibu hamil apabila dilakukan sedini mungkin!

Sayangnya, masih kurangnya pemeriksaan HIV pada ibu hamil terutama pada keluarga miskin, membuat pengobatan seringkali menjadi terlambat dan bahkan tidak dilakukan sama sekali.

Selain itu stigma di masyarakat yang membuat pemeriksaan HIV pada ibu hamil seolah-olah menjadi sesuatu yang menakutkan atau terkesan negatif juga menambah keengganan sebagian orang untuk melakukannya, baik dari pihak dokter, bidan, maupun ibu hamil itu sendiri.

Baca Juga: 7 Jenis Cek Kesehatan Ini Sangat Penting Untuk Dilakukan Sebelum Hamil

Sayang sekali ya, Bun. Kalau anak-anak ini nantinya tumbuh tanpa deteksi dini dan pengobatan. Tentu hal ini akan mempengaruhi tumbuh kembang mereka. Apalagi ketika deteksi HIV baru diketahui saat telah berusia belasan tahun yang merupakan usia pra-remaja dan remaja! Bayangkan bagaimana fisik dan mental anak saat harus mengatasinya kelak? Yuk, lebih peduli lagi. Jangan sampai tidak melakukan pemeriksaan HIV di trimester pertama kehamilan.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi