The best way to make children good is to make them happy.
Oscar Wilde

Suami Bukan “Bayi Besar”, Kenali Man Child Sebelum Terlambat

author
Ruth Sinambela
Senin, 13 Februari 2023 | 15:00 WIB
Suami atau Ayah Sibuk dengan Smartphone atau Games yang Dimainkan | Shutterstock

Akhir-akhir ini sering terdengar istilah “bayi besar” di kalangan istri yang merupakan istilah atau ungkapan untuk menggambarkan pasangannya, Bun. Namun tahukah Bunda, kalau menggunakan istilah ini sebagai sebutan untuk pasangan, sebenarnya seperti mengakui kalau pak suami atau si Ayah merupakan sosok yang tidak dewasa sehingga harus diurusi segala kebutuhannya.

Baca Juga: Sindrom Peter Pan Termasuk dalam Masalah Kesehatan Mental?

Padahal sebaliknya pada si kecil, Bunda memiliki kewajiban mengajarkan kemandirian dan keterampilan hidup atau life skill demi mendukung tumbuh kembangnya. Kalau begitu, tentu istilah “bayi besar” yang sering digunakan untuk suami menjadi kurang tepat karena kurang mencontohkan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari pada si kecil.

Bisa menjadi boomerang

Menganggap suami sebagai bayi besar yang harus dilayani dan diurusi semua kebutuhannya, seringkali disalahpahami sebagai sesuatu yang wajar atau lucu. Padahal kebiasaan ini apabila kebablasan bisa menjadi boomerang bagi Bunda sendiri, lho.

Apalagi, sikap suami yang seperti anak kecil bisa menandakan adanya gejala man child yang kalau tidak diatasi bisa menimbulkan masalah di kemudian hari. Karena itulah, man child atau sikap kekanakan pada pasangan sebaiknya dibicarakan untuk ditemukan jalan keluar agar nantinya tidak menjadi masalah yang serius.

Man child biasanya tidak mau berurusan dengan pekerjaan bersih-bersih | Shutterstock

Baca Juga: Pasangan Sering Nonton Film Dewasa? Ini Dampaknya Menurut Inez Kristanti

Ciri-ciri man child pada pasangan

Yuk, kenali ciri-ciri manchild pada suami, Bun:

  • Terlalu mengandalkan orang lain, meski hanya untuk menyelesaikan atau melakukan sesuatu yang sepele.
  • Mudah marah apabila permintaan atau keinginannya tidak dipenuhi.
  • Sering larut dalam kesenangannya sendiri hingga mengabaikan orang lain.
  • Selalu menyalahkan orang lain dan tidak mau mengintrospeksi diri sendiri.
  • Selalu berupaya untuk menghindari tanggung jawab.
  • Enggan mengerjakan bersih-bersih, misalnya menyuci baju/piring kotor, menyikat kamar mandi.
  • Egois
  • Tidak mampu mengambil keputusan sendiri.
  • Tidak dapat diandalkan.                       

Berbeda dengan berbagi tugas ya, Bun. Sikap man child dapat terasa dan terlihat tidak sehat atau tidak seimbang sama sekali, ditambah lagi dengan kurangnya komunikasi. 

Baca Juga: 10 Tips untuk Mengalahkan Kebiasaan Menunda Pekerjaan

Dengan tidak mengabaikan sikap atau karakter man child pasangan, meskipun akan memberikan tantangan tersendiri bagi Bunda maupun Ayah. Namun menyelesaikan dan mencari tahu jalan keluarnya secepat mungkin tetap lebih baik daripada berusaha mengabaikannya dan malah meledak ketika Bunda sampai pada satu titik atau batas akhir kesabaran dan membuat masalah besar timbul, Bun. 

Dengan membicarakannya dari hati ke hati diharapkan sikap “bayi besar” atau man child dapat dihindari dan teratasi.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi