Too much love never spoils children. Children become spoiled when we substitute presents for presence.
Anthony Withman

Sindrom Peter Pan Termasuk dalam Masalah Kesehatan Mental?

author
Ruth Sinambela
Rabu, 20 Juli 2022 | 11:39 WIB
Peter Pan Syndrome | Shutterstock

Dahulu ketika menonton atau membaca cerita Peter Pan, beberapa orang mungkin memiliki perasaan kalau kehidupan Peter sangat menyenangkan karena hidupnya jauh dari aturan-aturan orang dewasa. Namun bagaimana ketika dewasa? Masih kah ada perasaan, atau mengharapkan demikian?

Hal ini, kenyataannya banyak terjadi atau dialami oleh sebagian orang lho, Bun. Dimana ketidak dewasaan ini, bukan lagi persoalan malas atau takut, namun lebih dari itu, merasa nyaman dan ingin memiliki perasaan tersebut selama mungkin.

Baca Juga: Afirmasi Positif: Sangat Penting bagi Kesehatan Fisik dan Mental Anak

Yang sayangnya, apabila tidak dipahami betul-betul, perasaan ini dapat membawa kerugian bagi diri sendiri dan orang lain.

Sindrom peter pan hanya dialami oleh laki-laki?

Terkadang menjadi orang dewasa memang sulit dan melelahkan ya, Bun. Namun dalam hal memahami sindrom peter pan, tidak hanya sekedar merasa sulit dan lelah. Karena orang yang memiliki sindrom peter pan dalam kesehariannya memang menganggap wajar saja bagaimana mereka berperilaku, atau bahkan malah tidak menyadarinya.

Istilah yang pertama kali muncul dalam buku yang ditulis oleh Dr. Dan Kiley tahun 1983, berjudul “Peter Pan Syndrome: Men Who Have Never Grown Up” ini pada saat itu hanya berfokus pada laki-laki dewasa. Sedangkan kini, sindrom peter pan sendiri diakui mencakup gender dan culture yang lebih luas, meskipun pada kenyataannya laki-laki memang lebih banyak ditemui sebagai orang dengan sindrom ini. Sedangkan untuk kaum perempuan, istilah wendy syndrome atau sindrom wendy lebih banyak digunakan.

Peter Pan yang tak ingin menjadi orang dewasa | Shutterstock

Bukan mental health issue

Perlu dipahami kalau sindrom peter pan sebenarnya tidak dianggap sebagai masalah kesehatan mental ya, Bun. Meski begitu, seperti dilansir dari Healthline, para ahli tetap beranggapan bahwa pola perilaku ini dapat berdampak buruk bagi hubungan maupun kualitas hidup seseorang. 

Sehingga terapi maupun pertemuan dengan psikiater akan sangat dibutuhkan, apa lagi bagi orang dewasa yang mengalami kesulitan dan tidak berhasil memperbaiki kualitas hidupnya, apalagi kalau sampai mengalami masalah-masalah lain yang berkaitan dengan kondisi kesehatan mentalnya.

Gejala

Berhubung sindrom peter pan tidak dapat didiagnosis secara klinis, karena bukan merupakan gangguan kesehatan mental. Maka para ahli setuju apabila gejala yang dialami pun pasti akan berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung keparahannya pula, Bun.

Baca Juga: Mengenal Macam-macam Gangguan Kesehatan Mental yang Umum Terjadi

Meski begitu, beberapa karakteristik sindrom peter pan yang ditemui pada beberapa orang berikut ini dapat dijadikan pedoman untuk menilai secara pribadi ya, Bun. Namun ingatlah untuk tetap meminta saran dari ahlinya sebelum memutuskan seseorang memiliki sindrom peter pan atau tidak, ya!

  • Tidak memiliki ambisi apa pun, dalam bentuk apa pun
  • Sulit berkomitmen
  • Enggan merencanakan atau membuat keputusan
  • Tidak pernah memikirkan masa depan
  • Sulit menangani atau menyelesaikan masalah
  • Tidak bijaksana dalam membelanjakan uang
  • Harus berusaha keras untuk menyelesaikan pekerjaan
  • Sering kehilangan pekerjaan
  • Sering meninggalkan pekerjaan
  • Tidak tertarik dengan karir
  • Kurang atau tidak dapat diandalkan dalam hal apa pun
  • Mudah terbawa emosi
  • Takut dikritik, marah apabila menerima kritikan
  • Enggan diberi tanggung jawab
  • Tidak bertanggung jawab

Selain itu, orang dengan sindrom peter pan memang biasanya akan terlihat menarik pada awalnya, karena karakternya yang terbiasa dengan spontanitas. Justru hal ini lah yang akan merepotkan. Kalau pada akhirnya, sikap ini tak lagi sejalan dengan kebutuhan lingkungannya, maka orang dengan sindrom peter pan hanya akan menyulitkan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Peter Pan Syndrome tak termasuk ke dalam masalah kesehatan mental | Shutterstock

Faktor penyebab

Berikut ini merupakan beberapa hal yang dipercaya oleh para ahli, sebagai penyebab sindrom peter pan pada orang dewasa:

  • Pengalaman masa kecil yang traumatis
  • Overly permissive parenting, atau pola asuh yang terlalu membebaskan anak
  • Protective parenting, atau pola asuh yang terlalu melindungi
  • Faktor ekonomi, yang dapat menumbuhkan perasaan lemah dan tak berdaya

Memiliki sindrom peter pan sebenarnya tak selamanya buruk, apabila menyadari batas dan bagaimana memanfaatkannya, Bun. Malah dengan sikap bebas dan spontan, sindrom peter pan dapat memberi kesenangan tersendiri.

Namun sayangnya, menyadarkan orang-orang dengan sindrom peter pan ini tidaklah mudah. Apalagi ketika dirasa karakter atau sindrom ini mulai menyusahkan. Meski begitu, tetap dapat dicoba dengan mengajak mereka untuk mengerti keinginan dan kemauan orang-orang di sekitarnya, Bun.

Baca Juga: 6 Ciri Adanya Gangguan Mental

Dalam hubungannya dengan pernikahan, atau hubungan serius lainnya, Bunda dapat meminta mereka untuk mengerti dan mau mengikuti rencana-rencana juga harapan Bunda. Nah, apabila dirasa tetap tidak berhasil, maka Bunda dapat memikirkan kembali rencana ke depannya. Mengajak pasangan untuk mencari bantuan ke psikiater juga tidak ada salahnya, Bun.

Referensi: healthline, halodoc

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi