When I get up and work out, I’m working out just as much for my girls as I am for me, because I want them to see a mother who loves them dearly, who invests in them, but who also invests in herself. It’s just as much about letting them know as young women that it is OK to put yourself a little higher on your priority list.
Michelle Obama

Mengapa Tontonan Horor Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Anak?

author
Ruth Sinambela
Kamis, 23 Februari 2023 | 11:59 WIB
Menonton film sebaiknya harus disesuaikan dengan usia anak | Shutterstock

Menyaksikan film atau tontonan horor bagi orang dewasa seringkali menjadi pilihan yang menarik. Baik untuk memicu adrenalin, menikmati ketegangan, atau sekadar menikmati kisah seram dan misterius di dalam film tersebut. Hal ini yang membuat film horor sangat digemari oleh masyarakat pada umumnya, baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Bagaimana dengan Bunda, apakah termasuk orang yang menyukai film horor? Atau sebaliknya sangat tidak menyukai tontonan jenis ini? Suka atau tidak, yang terpenting sebisa mungkin hindarilah menonton film bergenre horor saat sedang bersama si kecil ya, Bunda. Mengapa demikian?

Baca Juga: Si Kecil Terlanjur Takut Gelap? Ini Tips Menghilangkannya, Bun!

Perhatikan rating

Biasanya film horor hampir selalu memberikan rating usia di atas 12 tahun, bahkan 16 tahun lho, Bun. Hal ini lantaran banyak adegan di dalam film bergenre horor yang sangat tidak cocok untuk anak berusia di bawah 12 tahun. Horor atau teror bagi anak berusia di bawah 12 tahun mungkin dapat memengaruhi pemikiran dan penilaiannya mengenai hantu atau tokoh lainnya.

Film horor pada sebagian besar anak-anak akan memberikan rasa takut yang mungkin akan mempengaruhi keseharian juga aktivitas anak | Shutterstock

Tak hanya itu, hati-hati apabila film horor diberi rating 16+. Bisa jadi ada bagian di dalam film yang memperlihatkan aktivitas seksual atau kekerasan. Karena itulah, Bunda sebaiknya selalu memperhatikan betul pemberian rating pada sebuah film maupun tontonan, sebelum mengizinkan si kecil untuk menyaksikannya.

Belum dapat membedakan fantasi dan realita

Para ahli menyebutkan kalau anak berusia di bawah 12 tahun belum bisa membedakan fantasi dan realita dengan sempurna. Apabila anak berusia di bawah 12 tahun menyaksikan film horor, maka dikhawatirkan anak akan mengalami gangguan fokus atau konsentrasi, lantaran belum bisa menghilangkan bayang-bayang dari film yang ia saksikan. Anak juga mungkin akan menjadi penakut dan tidak berani akan suatu hal, misalnya kegelapan atau kesunyian, karena berpikir dan membayangkan yang sebenarnya tidak ada.

Baca Juga: Rasa Takut Anak Sesuai Fase Usia

Tidak semua anak sama

Bagi sebagian anak, menonton film horor mungkin tidak akan memberikan dampak yang buruk, seperti takut, cemas, dan lain sebagainya. Bahkan ada juga ahli yang berpendapat kalau film horor sebenarnya dapat memberi dampak yang baik bagi anak apabila disaksikan dengan pendampingan orang tua.

Tayangan horor dan sadis yang terus menerus bisa memberikan dampak buruk bagi anak | Shutterstock

Sebagian anak juga cukup bisa menerima tontonan bergenre horor sebagai sesuatu yang tidak nyata. Namun sebagian anak lainnya lebih sensitif dan membutuhkan waktu lama untuk pulih setelah melihat sesuatu yang menakutkan. 

Baca Juga:  Anak Takut Pada Sesuatu, Normalkah?

Tugas orang tualah yang dapat menilai dampak yang dirasakan anak setelah menonton film horor, misalnya dari sikap dan keseharian anak. Terpenting, lebih selektif memilih tontonan yang sesuai dengan usia dan tumbuh kembang anak. 

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi