Keep your face always toward the sunshine, and shadows will fall behind you
Walt Whitman

Ini Bedanya Childfree dan Childless

author
Ruth Sinambela
Jumat, 24 Februari 2023 | 11:27 WIB
Childfree dapat dijalani dengan bahagia asal atas keputusan kedua belah pihak | Shutterstock

Memilih untuk hidup sebagai pasangan suami-istri tanpa memiliki anak atau childfree, kini tengah banyak dibahas di berbagai platform media ya, Bun. Salah satu pemicunya adalah komentar atau pendapat pribadi yang disampaikan oleh influencer Gita Savitri mengenai keputusannya memilih childfree dan bagaimana ia merasa kalau hal tersebutlah yang menjadi alasan dirinya awet muda.

Pendapat ini yang kemudian menimbulkan berbagai pendapat, baik yang pro maupun kontra, Bun. Namun apa sih, sebenarnya childfree dan apa pula bedanya dengan childless, yang pada intinya sama-sama tidak memiliki keturunan atau anak? Yuk, belajar sama-sama.

Baca Juga: Mengenal Oligospermia yang Menjadi Salah Satu Penyebab Infertilitas

Childless

Sama-sama tidak memiliki anak, namun childless sangat berbeda dengan childfree lho, Bunda. Childless sendiri sebenarnya merupakan kondisi tidak memiliki anak, yang bisa terjadi pada siapa pun terutama pasangan yang telah menikah, lantaran kondisi kesehatan yang tak memungkinkan untuk mendapatkan keturunan. 

Dengan demikian childless dapat terjadi bukannya karena keinginan sendiri namun lebih karena ketidakmampuan untuk hamil atau infertilitas. Sehingga pada hal ini, tidak memiliki anak bukanlah karena pilihan, namun justru terpaksa dijalani karena keadaan. Kondisi ini biasanya paling sering disebabkan oleh faktor di luar kehendak diri, seperti kondisi biologis dan fisik.

Childfree berbeda dengan childless, namun keduanya sama-sama bisa dijalani dengan bahagia | Shutterstock

Childfree

Sedangkan childfree merupakan ungkapan yang digunakan untuk pasangan, khususnya kaum perempuan, yang memilih untuk tidak hamil dan menjadi orang tua, meskipun sebenarnya tidak ada masalah kesehatan dan secara biologis subur. 

Mengutip dari buku Childfree & Happy karya Victoria Tunggono, childfree bisa juga disebut sebagai gaya hidup yang diambil wanita atau pasangan secara sadar dan sukarela, untuk tidak memiliki anak atau keturunan.

Dampak dan manfaat childfree bagi kesehatan

Meski banyak pendapat yang mengatakan kalau memilih childfree dapat memberi manfaat baik bagi kesehatan fisik maupun mental seseorang, namun ternyata ada juga lho, risiko yang bisa dialami perempuan yang memilih childfree, Bun. 

Baca Juga: Bunda Perlu Tahu nih, Hak Apa Saja sih, yang Seharusnya Didapat Pekerja Perempuan dari Perusahaan

Manfaat childfree:

  • Memiliki banyak waktu untuk diri sendiri
  • Memiliki banyak waktu untuk dinikmati bersama pasangan
  • Lebih bisa fokus pada karir
  • Lebih bisa fokus pada tujuan-tujuan atau goals lain

Memutuskan untuk childfree adalah hak seseorang | Shutterstock

Risiko childfree:

  • Memengaruhi kondisi biologis perempuan
  • Risiko kanker payudara lebih tinggi daripada perempuan yang memiliki anak dengan kondisi kesehatan sama.
  • Selain kanker payudara, para ahli juga menyebutkan kalau memilih childfree bisa meningkatkan risiko kanker ovarium, kanker endometrium, dan tumor rahim.

Pada akhirnya keputusan untuk memiliki atau tidak memiliki anak merupakan keputusan penting yang harus dipikirkan baik-baik oleh masing-masing orang atau pasangan ya, Bunda. 

Selain itu, tak ada yang lebih baik ketimbang yang lain. Karena pada akhirnya, semua haruslah tergantung apa keinginan atau pendapat masing-masing individu untuk memutuskan yang terbaik dan sesuai dengan kata hatinya.

Baca Juga: Mengajarkan Kesetaraan Antara Anak Perempuan dan Anak Laki-Laki Sejak Dini

Jangan sampai kita kembali lagi saling membandingkan diri, seperti dahulu membandingkan mana yang lebih baik melahirkan normal atau dengan operasi cesar, menyusui ASI atau formula ya, Bunda-Bunda hebat. 

Yuk, kita saling menghargai pilihan masing-masing dengan menjaga komentar kita dan perasaan orang lain. Ingat, semua perempuan itu hebat, apalagi perempuan yang tahu dan mau memperjuangkan yang terbaik bagi dirinya.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi