What it’s like to be a parent: It’s one of the hardest things you’ll ever do but in exchange it teaches you the meaning of unconditional love.
Nicholas Sparks

Waspadai Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan dan Kekerasan pada Remaja

author
Ruth Sinambela
Jumat, 24 Maret 2023 | 15:00 WIB
Kenakalan atau kekerasan remaja dapat terjadi di dalam maupun di luar sekolah | Shutterstock

Kenakalan juga kekerasan remaja hingga saat ini masih sering terjadi baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, Bun. Bullying dan perselisihan remaja dengan berbagai alasan merupakan contoh kekerasan yang paling sering ditemukan.

Hal ini tentu saja harus menjadi perhatian, khususnya dari orang tua karena meskipun anak-anak telah tumbuh sebagai remaja bukan berarti pengawasan orang tua sudah tidak dibutuhkan. Bagaimana pun, anak di bawah umur masih membutuhkan pendampingan dan pengawasan orang tuanya.

Baca Juga: Frenemies atau Pertemanan Toxic dalam Pergaulan Remaja

Apalagi hingga kini kenakalan dan kekerasan remaja selalu dihubungkan dengan kondisi atau hubungan anak dan orang tua, mengapa? Hal ini menurut para ahli, bisa jadi karena 2 faktor yang mempengaruhi remaja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal, sangat erat hubungannya dengan pola asuh dan hubungan yang dirasakan dan dimiliki anak.

Pergaulan yang tidak baik bisa menjadi faktor eksternal kekerasan atau kenakalan remaja | Shutterstock

Faktor internal

Merupakan faktor yang didapat remaja dari dalam dirinya sendiri:

  • Krisis pencapaian atau krisis identitas
  • Gagal dalam proses membentuk kepribadian yang baik
  • Status yang dimiliki, misalnya ketika remaja pernah melakukan kesalahan atau melanggar hukum
  • Kecenderungan remaja lebih menyukai tontonan atau konten yang berbau kekerasan
  • Sulit mengontrol diri
  • Kondisi kesehatan mental yang tidak baik

Baca Juga: 10 Tanda Anak Dibully di Sekolah

Faktor eksternal

Tak dapat dipungkiri faktor eksternal bisa sangat mempengaruhi kekerasan pada remaja, Bun. Berikut contohnya:

  • Kurangnya perhatian dan kehangatan keluarga
  • Kondisi rumah yang tidak sehat dan tidak nyaman
  • Kurangnya rekreasi keluarga
  • Kurang pengawasan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat
  • Kondisi geografis yang tidak subur, kering, dan tandus
  • Kesenjangan ekonomi
  • Konflik politik
  • Kurangnya pemahaman agama

Kurangnya perhatian dan kehangatan keluarga bisa membentuk karakter yang kurang baik pada diri si kecil | Shutterstock

Setiap orang tua pasti menginginkan buah hatinya tumbuh dengan baik dan jauh dari kekerasan, baik sebagai pelaku maupun korban, untuk itulah pola asuh yang sehat dan baik sangat penting untuk dimiliki sedini mungkin.

Bahkan para ahli setuju kalau mengenal dan membersamai anak bukanlah tanpa dasar dan tujuan yang baik, khususnya di masa depan. Namun sebaliknya hal tersebut sangat penting demi membentuk karakter yang baik, juga menanamkan nilai-nilai kebaikan yang kuat di dalam diri anak sejak kecil untuk nanti terus dimilikinya hingga dewasa.

Baca Juga: Ini 6 Bahaya Kekerasan Verbal Terhadap Anak

Menjadi tugas yang tidak mudah bagi orang tua memang, namun dengan cinta yang besar hal ini sangat mungkin dilakukan dan ditanamkan di dalam diri anak, Bun. Yuk, mulai lagi memperhatikan segala kebutuhan anak baik fisik maupun mentalnya sejak dini, demi membentuk karakter dan kepribadian yang baik juga menjauhkan anak dari kekerasan remaja, baik sebagai korban maupun pelaku.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi