Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

7 Red Flag yang Wajib Diwaspadai dalam Pernikahan

author
Ruth Sinambela
Rabu, 7 Juni 2023 | 09:23 WIB
Toxic Relationship Juga Dapat Terjadi di Dalam Pernikahan | Shutterstock

Bunda tentu setuju kalau pernikahan merupakan ikatan suci antara dua individu yang diharapkan bertahan sepanjang hidup. Namun tentu juga menyadari kalau tidak selalu segala sesuatunya berjalan mulus. 

Ada kalanya pernikahan menghadapi tantangan dan masalah yang serius. Terkadang, masalah tersebut dapat menjadi "red flag" atau tanda bahaya yang perlu diwaspadai, Bun.

Kekerasan fisik atau emosional 

Salah satu red flag yang paling serius adalah kekerasan fisik atau emosional. Jika si Ayah secara fisik atau emosional melukai Bunda, mengancam, atau membuat Bunda merasa tak aman, ini adalah tanda bahaya yang harus segera diperhatikan. Kekerasan dalam rumah tangga adalah masalah serius dan harus ditangani dengan serius pula ya, Bun!

Baca Juga: 5 Ciri Utama Pernikahan Sehat

Ketidaksetaraan 

Saat Bunda merasa bahwa pasangan sering mengendalikan atau mengatur segala aspek kehidupan Bunda, termasuk keputusan-keputusan penting, keuangan, atau interaksi sosial, ini bisa jadi merupakan salah satu red flag di dalam pernikahan. 

Untuk itu, Bunda perlu memperhatikan dan merasakan situasi tersebut, apakah masih dalam kategori positif atau sudah menjurus ke toxic relationship baik bagi Bunda sendiri maupun lingkungan di mana Bunda berada.

Ingatlah bahwa pernikahan yang sehat harus didasarkan pada kesetaraan, saling menghormati, dan memberikan kebebasan dalam mengambil keputusan ya, Bun.

Ketidaksetaraan misalnya saat pasangan menuntut perhatian penuh namun sebaliknya ia tidak mau memberi perhatian pada kebutuhan-kebutuhan Bunda | Shutterstock

Komunikasi yang buruk

Komunikasi yang buruk atau tidak sehat dalam pernikahan dapat menjadi red flag yang serius. Bahkan masalah kecil dan sepele pun bisa tiba-tiba menjadi besar dan menghancurkan akibat komunikasi yang buruk.

Karena itulah, jika Bunda dan si Ayah sulit untuk saling mendengarkan, tidak bisa mengungkapkan perasaan dan kebutuhan dengan jelas, atau sering terlibat dalam konflik yang tidak sehat, ini dapat merusak hubungan jangka panjang dan tentu saja harus dicari jalan keluarnya. Karena bagaimana pun, komunikasi yang baik adalah kunci dalam menjaga keharmonisan pernikahan.

Pengkhianatan atau perselingkuhan 

Pengkhianatan atau perselingkuhan dapat menjadi red flag yang menghancurkan kepercayaan dalam pernikahan. Jika pasangan terbukti berselingkuh atau Bunda merasa curiga adanya tanda-tanda ketidaksetiaan, ini adalah masalah yang serius yang perlu ditangani dengan segera. 

Tentu kita semua setuju kalau kesetiaan dan kepercayaan adalah pondasi terpenting dalam pernikahan yang sehat.

Baca Juga: Ini Jenis-Jenis Toxic Communication dalam Pernikahan, Bun!

Nilai dan tujuan hidup yang sama sekali berbeda

Jika Bunda dan Ayah memiliki perbedaan yang signifikan dalam nilai-nilai, keyakinan, atau tujuan hidup, ini dapat menjadi red flag dalam pernikahan. Perbedaan yang terlalu besar dapat menyebabkan konflik yang berkelanjutan dan kesulitan dalam mencapai kesepakatan. Penting untuk memiliki keselarasan nilai dan tujuan untuk membangun hubungan yang kokoh. Oleh karena itu, berbicara dari hati ke hati sangat diperlukan.

Tak memiliki kehidupan lain selain di rumah merupakan red flag dalam pernikahan yang juga harus diwaspadaintai para ibu pasca melahirkan | Shutterstock

Tak memiliki kehidupan di luar rumah

Jika si Ayah secara sengaja atau terus-menerus mengisolasi Bunda dari keluarga dan teman-teman, maka hal tersebut merupakan red flag yang perlu diperhatikan. 

Pasangan yang sehat tidak akan menghalang-halangi hubungan Bunda dengan orang-orang terdekat dan tidak akan membatasi kebebasan sosial juga, Bun.Apalagi para ahli setuju kalau tindakan isolasi sosial dapat menjadi bentuk kontrol yang tidak sehat dalam pernikahan.

Ketidakmampuan memperbaiki masalah 

Pernikahan yang sehat membutuhkan komitmen dari kedua belah pihak untuk memperbaiki masalah dan tumbuh bersama. Jika pasangan tidak mau atau tidak berusaha untuk memperbaiki masalah yang muncul dalam pernikahan, ini adalah red flag

Ketidakmampuan untuk beradaptasi, berkompromi, atau belajar dari pengalaman dapat merusak keberlanjutan pernikahan itu sudah pasti. Karena lambat laun, seringnya pertengkaran yang terjadi akan merusak rasa sayang dan hormat antara suami dan istri, yang bahkan juga bisa merusak mental, psikis, dan tumbuh kembang anak.

Baca Juga: Membangun Komunikasi Interpersonal dalam Pernikahan

Jika Bunda  mengenali salah satu atau beberapa red flag dalam pernikahan di atas, penting untuk segera mengambil langkah untuk menangani masalah utamanya, ya. Komunikasi terbuka, dukungan profesional seperti konseling pernikahan, atau bahkan pertimbangan untuk meninggalkan hubungan yang berbahaya adalah langkah-langkah yang dapat dipertimbangkan. Ingatlah bahwa kesehatan dan kebahagiaan Bunda adalah prioritas yang penting dalam hidup ini.

Pernikahan yang sehat adalah tentang saling menghormati, dukungan, dan tumbuh bersama. Jangan pernah ragu untuk mencari bantuan jika Bunda merasa perlu, dan ingatlah selalu kalau Bunda pun memiliki hak untuk hidup dalam hubungan yang aman, penuh cinta, dan sehat.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi