You have a lifetime to work, but children are only young once.
Polish Proverb

Asap Rokok Menyebabkan Anak Stunting?

author
Bianca Swasono
Sabtu, 20 April 2024 | 10:00 WIB
Ayah mengukur tinggi badan anak | Shutterstock | Shutterstock

Ada berapa banyak orang yang merokok di sekitar Bunda? Tahukah Bunda, Indonesia adalah salah satu negara dengan populasi orang merokok paling banyak? Merokok tidak hanya berdampak pada perokok aktif, tetapi juga perokok pasif. Beberapa yang paling rentan adalah ibu hamil dan anak. 

Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 yang dikonfirmasi oleh World of Statistics menemukan persentase jumlah perokok laki-laki dari seluruh warga Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia. GATS dilakukan di bawah National Institute for Health Research and Development (NIHRD) dan dikoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) yang peluncuran hasilnya diwakili oleh Dante Saksono Harbuwono. GATS telah dilakukan dua kali di Indonesia. Pertama di tahun 2011 dan yang kedua kalinya di tahun 2021. 

Baik tahun 2011 dan 2021, tidak terjadi perubahan yang signifikan di Indonesia. Penggunaan tembakau pada tahun 2011 dan 2021 masing-masing sebesar 36,1% dan 34,5%; sedangkan prevalensi merokok dengan menggunakan tembakau pada tahun 2011 dan 2021 masing-masing sebesar 34,8% dan 33,5%.

Menurut Kemenkes RI, masih dari GATS 2021, dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah perokok dewasa di Indonesia meningkat sebanyak 8,8 juta orang, mencapai angka 69,1 juta pada tahun 2021. 

Bagaimana dengan rokok elektrik (vape)? Baik rokok tembakau ataupun elektrik, keduanya bisa merusak paru-paru. Di Indonesia, terdapat kenaikan penggunaan rokok elektrik dari 0,3% di tahun 2011 menjadi 3.0% di tahun 2021. 

Baca juga: Rekomendasi Makanan Pencegah Stunting Selain Telur yang Murah dan Mudah Didapat

Berhentilah merokok demi kesehatan diri dan keluarga | Shutterstock | Shutterstock

Dampak Paparan Asap Rokok pada Pertumbuhan Anak

Asap rokok bukan hanya berbahaya bagi perokok aktif namun juga para perokok pasif yang berada di lingkungan perokok dan secara kontinyu terpapar asap rokok, misalnya anak-anak atau ibu hamil dari keluarga perokok. Ironisnya, paparan asap rokok berpengaruh pada tumbuh kembang anak secara signifikan, termasuk stunting.

Apa itu stunting? Stunting termasuk dalam gangguan pertumbuhan pada anak. Kondisinya ditandai dengan kurangnya panjang atau tinggi badan anak bila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Kondisi stunting diukur dengan menggunakan grafik pertumbuhan anak dari WHO, yaitu berada di bawah minus dua standar deviasi median.

Selain paparan asap rokok, stunting dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti gizi ibu selama kehamilan, kondisi sosial ekonomi, kurangnya asupan nutrisi selama masa krusial pertumbuhan dan perkembangan, penyakit yang menyertai bayi, dan sebagainya.

Stunting memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, stunting menyebabkan gangguan perkembangan motorik, kognitif serta verbal pada anak-anak. Sedangkan dalam jangka panjang menyebabkan postur tubuh tidak optimal saat dewasa, meningkatkan risiko obesitas, gangguan kesehatan reproduksi, serta performa belajar dan produktivitas kerja yang tidak optimal. 

Baca juga: Jangan Sampai Si Kecil Menjadi Perokok Pasif, Ini Bahayanya!

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 terjadi penurunan prevalensi stunting sebesar 3.3% dari  24.4% menjadi 21,6% pada tahun 2022. Akan tetapi, penurunan angka ini masih kurang dari target stunting yang ditetapkan oleh WHO, yaitu < 20%.

Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Kesejahteraan Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH menyebutkan terdapat dua mekanisme  bagaimana paparan asap rokok dapat berdampak memberikan stunting pada anak. Pertama, melalui asap rokok orang tua perokok yang memberi efek langsung pada tumbuh kembang anak. Asap rokok tentunya bisa mengganggu penyerapan gizi pada anak, yang pada akhirnya akan mengganggu tumbuh kembangnya.  

Sedangkan untuk pengaruh perilaku merokok yang kedua, dilihat dari sisi biaya belanja rokok, membuat orang tua mengurangi alokasi biaya belanja makanan bergizi, biaya kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.

Sebuah studi di Surakarta (Hartono dkk., dalam Muchlis dkk., 2023) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara durasi merokok dengan stunting pada anak usia 25 sampai 59 bulan. Kebanyakan anak di dalam studi tersebut memiliki ayah yang telah merokok menggunakan rokok tradisional atau kretek selama lebih dari 3 tahun dan merokok lebih dari 3 kali dalam sehari. 

Banyak orang Indonesia, terutama yang tinggal di desa menganggap merokok itu wajar sebagai bagian dari kehidupan sosial dan gaya hidup (life style), sehingga mereka kemudian mengabaikan bahaya dan risiko dari rokok.  

Penting agar Ayah dan Bunda menyediakan lingkungan yang aman dan bebas dari paparan asap rokok untuk anak, dan juga mengatur keuangan dengan baik agar nutrisi yang dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak dapat terpenuhi dengan baik. 



Sumber: 

Astuti, D. D., Handayani, T. W., & Astuti, D. P. (2020). Cigarette smoke exposure and increased risks of stunting among under-five children. Clinical Epidemiology and Global Health, 8(3), 943–948. https://doi.org/10.1016/j.cegh.2020.0 2.029

Muchlis N, Yusuf RA, Rusydi AR, Mahmud NU, Hikmah N, Qanitha A, Ahsan A. Cigarette Smoke Exposure and Stunting Among Under-five Children in Rural and Poor Families in Indonesia. Environ Health Insights. 2023 Jul 4;17:11786302231185210. doi: 10.1177/11786302231185210. PMID: 37434666; PMCID: PMC10331105.

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia [Internet]. 2018 [cited 8 December 2020]. Available from: https://www.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/Buletin-Stunting-2018.pdf

https://rspj.ihc.id/artikel-detail-395-Tantangan-Serius-Bagi-Kesehatan:-Meningkatnya-Jumlah-Perokok-di-Indonesia.html

https://cdn.who.int/media/docs/default-source/ncds/ncd-surveillance/data-reporting/indonesia/indonesia-national-2021----2011-comparison-factsheet.pdf

https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/perokok-dewasa-di-indonesia-meningkat-dalam-sepuluh-tahun-terakhir/

https://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/konsumsi-rokok-akibatkan-anak-stunting

 

Penulis Bianca Swasono
Editor Ratih Sukma Pertiwi