What it’s like to be a parent: It’s one of the hardest things you’ll ever do but in exchange it teaches you the meaning of unconditional love.
Nicholas Sparks

Tentang Body Shaming (Part 2)

author
Sundari Hana Respati
Selasa, 18 Desember 2018 | 20:00 WIB
SUNDARI HANA/INSTAGRAM |

 

Masih seputar body shaming. Mengapa akhir-akhir ini body shaming sangat ramai dibicarakan? Bukankah itu hanya canda dan komentar biasa? Bukankah ini sudah terjadi sejak dulu kala? Mengapa seakan-akan body shaming sangat berbahaya?

Bagaimana jika aku katakan bahwa body shaming bisa sangat berbahaya? Khususnya jika terjadi pada usia remaja yang notabene sedang dalam masa pembentukan kepercayaan diri.

Baru-baru ini ada seorang remaja yang melakukan percobaan bunuh diri karena selalu dibanding-bandingkan dengan kakaknya yang lebih cantik oleh keluarganya sendiri.

Ada anak remaja yang melakukan penurunan berat badan dengan cara yang tidak benar agar bentuk badannya tak lagi jadi bahan obrolan, sengaja tidak makan sehingga menghalangi banyak gizi yang ia butuhkan di masa pertumbuhannya.

Tahun 2016, ada kasus seorang remaja membakar ibunya sendiri, ia kehilangan akal, lebih banyak diam, dan mulai berhalusinasi. Setelah diselidiki, berawal dari bully-an teman sekolahnya karena badannya yang terlalu kurus.

Body shaming bisa sebahaya itu.

Jika ini sudah terjadi sejak dahulu, kenapa baru sekarang ramai dibicarakan?

Kesadaran akan dampak negatif dari body shaming pada kesehatan mental maupun fisik ini sudah mulai meningkat di masyarakat dan sudah mulai ada yang menyuarakannya.

Mungkin, dulu ketika kita mendapat perlakuan tidak baik, perkataan tentang tubuh yang menyinggung perasaan, kita masih kebingungan harus berbuat apa, semua diam seakan-akan itu hal yang biasa.

Aku sempat mengajak followers di instagram untuk membahas ini. 87% dari 8000an netizen mengatakan bahwa mereka pernah menjadi korban body shaming.

SUNDARI HANA/INSTAGRAM |

SUNDARI HANA/INSTAGRAM |

Aku juga menanyakan bentuk body shaming yang mereka dapatkan. Ada ribuan komentar yang masuk, dan membuat hatiku ikut tersayat membacanya. Beberapa terjadi ketika mereka masih kecil dan terus teringat hingga sekarang, beberapa masih terus terjadi pada mereka.

SUNDARI HANA/INSTAGRAM |

SUNDARI HANA/INSTAGRAM |

Aku yakin, kebanyakan pembaca di sini juga pernah menjadi korban body shaming dan tahu bagaimana rasanya ketika menjadi korban. Semoga kamu bisa jadi salah satu orang yang menyuarakan untuk tidak lagi saling berkomentar tidak penting, apalagi sampai menjatuhkan mental seseorang.

Saatnya #SudahiShaming. Dan jangan lupa untuk mencintai dirimu sendiri.

“Your body is your best and most constant companion. Think about it, it’s been there for you and tried to heal you as much as it can. When someone tries to body shame you, remember THEY haven’t been there for you. But your body always has. It is your home.” – Nakita Gill.

 

 

Sundari Hana Respati

IG @sundarihana

Blogger kelahiran Duri, 6 September 1992 yang menikmati kehidupan sebagai ibu rumah tangga baru. Selain aktif menulis di blog dan media sosial, lulusan S1 Gizi Kesehatan UGM ini sangat hobi nonton drama Korea.

 

 

Simak juga video menyentuh dan inspiratif tentang korban body shaming berikut ini ya, guys.

Penulis Sundari Hana Respati
Editor Ratih Sukma Pertiwi