Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Memberi “Ancaman” Malah Tak Efektif, Orangtua Sebaiknya Lakukan Ini

author
Hasto Prianggoro
Sabtu, 23 Februari 2019 | 19:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

 

Terkadang, orangtua mengancam anak agar mau diatur atau disiplin. Padahal, ancaman bukanlah cara efektif untuk mengajarkan tanggungjawab. 

 

1. Beri pilihan

Ancaman akan memberi pesan bahwa orangtua tak percaya pada anak. Lebih baik beri anak pilihan, misalnya ketimbang mengancam dengan kalimat, “Kalau kamu tidak mematikan musik itu, Bunda yang akan matikan musiknya,” lebih baik katakan, “Adek, musik yang kamu putar itu kenceng banget. Coba pelankan volumenya atau kamu dengerin di kamar saja ya.” 

2. Harus konsisten

Ancaman yang tak masuk akal atau tak konsisten diterapkan justru membuat anak makin tak mematuhi omongan orangtua. Misalnya, “Awas ya kalau kamu main terus, Bunda tak bakalan kasih makan.” Lebih baik fokus pada konsekuensi logis yang akan diterima anak seandainya ia tak mematuhi aturan yang sudah disepekati dan diterapkan di rumah.

Anak Harus Terampil Melakukan Pekerjaan Sehari-hari

3. Orangtua harus mau mengakui kesalahan

Orang tua tak perlu ragu meminta maaf kepada anak seandainya mereka memberi ancaman yang tak masuk akal. Misalnya, anak rewel saat diajak ke supermarket. Orangtua memudian mengancam dengan mengatakan, “Kalau kamu rewel terus, Bunda akan tinggal kamu di mobil sendirian.” Ini tentu tidak bagus dan membahayakan keselamatan anak.

Orangtua sebaiknya meminta maaf, misalnya dengan mengatakan, “Maafin Bunda ya, Dek, kamu tentu nggak bisa Bunda tinggalin di mobil sendirian karena berbahaya. Jadi, kalau kamu masih rewel, Bunda akan minta kamu menunggu di kursi tunggu sampai Bunda selesai berbelanja.”

4. Harapan yang masuk akal

Sampaikan lebih dulu apa yang orangtua harap anak akan lakukan sebelum memberi ancaman yang justru tak efektif. Misalnya sebelum mengajak anak berbelanja di supermarket atau mal, siapkan anak lebih dulu. Salah satunya, minta anak berperilaku baik selama di mal. Jika anak berperilaku baik, beri ia reward, misalnya boleh membeli jajanan kesukaan.

| SHUTTERSTOCK
5. Tetap tenang dan berpikir positif

Orangtua sebaiknya tetap tenang dan berpikir positif saat anak berperilaku tidak sesuai yang diharapkan, bukannya dengan memberikan ancaman. Sikap tenang dan positif ini akan sangat membantu mencari solusi yang efektif. Ancaman justru akan membuat anak ikut terbawa emosi dan malah tak efektif. Anak usia sekolah lebih mungkin belajar berperilaku baik jika orangtua memberinya penguatan yang konstan dan positif. Sistem reward punishment bisa sangat membantu.

6. Ketahui batas anak

Terkadang harapan orangtua terlalu tinggi sehingga anak bukannya belajar berperilaku baik tetapi malah sebaliknya. Orangtua harus mengevaluasi, jangan-jangan anak terbebani oleh harapan yang terlalu tinggi tersebut. Orangtua harus tahu batas anak. Contoh kecil, anak terlalu capek setelah seharian bersekolah ketika orangtua memintanya untuk langsung mengerjakan PR.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro