There is no such thing as a perfect parent. So just be a real one.
Sue Atkins

Menggelitik Anak Ternyata Tak Baik, Lo

author
Hasto Prianggoro
Jumat, 26 April 2019 | 10:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Menyenangkan ketika melihat si Kecil tertawa-tawa saat tubuhnya digelitik. Tetapi jangan salah, anak tertawa bukan berarti dia suka atau menikmati digelitik. Tertawa saat digelitik adalah respons otomatis, seperti halnya bersin. Malahan, dalam sejarah, menggeltik merupakan cara yang dipakai untuk menghukum orang yang bersalah, dan ternyata lumayan menyiksa.

 

Bisa saja anak belum bisa mengomunikasikan peraasaannya, apakah senang digeltik atau tidak, tetapi menggelitik anak memberi pesan buruk tentang otonomi tubuh. Dari sudut pandang anak, ini berarti orang dewasa memaksakan kehendak mereka terhadap tubuh anak, bahkan ketika anak sudah menolak digelitik.

Sebagai orangtua, kita punya kewajiban untuk mengajarkan pada anak bahwa merekalah yang  berhak mengontrol tubuh mereka. Tak seorang pun boleh menyentuh tubuh mereka tanpa izin.

Sebuah hasil studi yang dimuat pada the Jurnal of Child and Family Studies menemukan fakta bahwa mengajarkan anak sejak dini untuk membuat keputusan sendiri merupakan keterampilan hidup penting yang harus dikuasai anak. Hasil studi itu juga menunjukkan bahwa ketika orangtua membiarkan anak menentukan sendiri kemauannya, anak akan lebih bisa mengembangkan fungsi otaknya. Artinya, anak akan terbantu untuk mengembangkan kemampuan dan skill hidup yang bermanfaat bagi hidupnya kelak.

| SHUTTERSTOCK
Bonding secara fisik, misalnya dengan sentuhan, antara anak dan orangtua adalah hal yang sangat penting, tetapi tak harus dengan menggelitik. Orangtua bisa mencari cara lain untuk menciptakan bonding fisik, antara lain dengan 3 hal berikut ini.

1. Membaca bersama

Ajak anak untuk duduk di pangkuan, lalu bacakan buku cerita. Atau, jika anak sudah bisa membaca, minta dia membacakan cerita.

2. Pijatan

Pijtan sangat baik bagi anak. Selain bisa membuat anak tenang, pijatan juga bisa meningkatkan berat badan, dan mengatur suhu tubuh.

3. Permainan fisik

Jika tujuannya adalah untuk bersenang-senang sambil bergerak, pilih permainan yang menggunakan seluruh bagian tubuh seperti kuda-kudaan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa anak adalah pihak yang mengontrol permainan

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro