I think a lot about teaching my kids to work hard. I’ve learned something about kids ? they don’t do what you say; they do what you do.
Jennifer Lopez

5 Hal Baik Yang Malah Bisa Merusak Hubungan

author
Hasto Prianggoro
Rabu, 21 Agustus 2019 | 16:19 WIB
| SHUTTERSTOCK

Beberapa hal berikut ini sepertinya baik, tetapi terkadang malah bisa membuat hubungan terganggu. Bahkan, menghabiskan waktu bersama, berkomunikasi, atau berkompromi juga bisa merusak hubungan. Ini alasannya.

 

1. Mau berkompromi

Kompromi memang kunci sebuah hubungan. Tetapi, “mau berkompromi” ini juga bisa memunculkan masalah, apalagi jika kompromi tanpa disertai penjelasan yang masuk akal. Contoh, jika hal-hal yang harus dikompromikan malah membuat kamu jenuh. Sebaiknya sampaikan terus terang supaya tidak mengganjal. Intinya, jika ada yang menurut kamu tidak beres, ya jangan tak perlu kompromi.

2. Komunikasi jangan putus

Komunikasi memang penting dalam sebuah hubungan. Mengirim pesan mesra atau kata-kata cinta misalnya. Tetapi, berkomunikasi hanya melalui telepon atau grup WA, meskipun dilakukan seharian, justru tak efektif. Lebih baik luangkan waktu untuk bertemu di sela-sela kesibukan. Ini akan membuat waktu menjadi sangat berharga dan menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi.

Baca juga: Jika Pasangan Nggak Bisa “Masuk” Ke Lingkungan Teman-Temanmu

3. Toleran terhadap kesalahan

Di awal-awal hubungan, kesalahan kecil pasangan biasanya masih bisa diterima. Tetapi jika “toleransi” semacam ini dibiarkan terus menerus, lama-lama akan menjadi duri bagi hubungan. Aturan “sabar saja, nanti juga berubah” bisa saja tak terbukti. Yang harus dilakukan adalah membicarakan jika memang ada hal-hal yang tidak pas.

4. Jika ada masalah, segera selesaikan

Kalimat di atas ini pasti sangat sering kita dengar tetapi tak selalu bisa kita terapkan. Terkadang, kita justru butuh jeda. Ketika tensi sudah meninggi, emosi bisa menjadi tak terkotrol dan berakibat terganggunya komunikasi serta penilaian kita pada pasangan. Yang sehat adalah mengambil jeda sampai emosi mereda, baru kemudian dibicarakan untuk mencapai solusi.

5. Ikuti kata hati

Jika bicara cinta, ikuti saja apa kata hati, begitu kata pepetah. Tetapi, pepatah ini bisa saja tak berlaku. Misalnya, hati bisa menuntun kita pada orang yang salah. Mengikuti kata hati memang penting tetapi harus disertai informasi yang benar dan pikiran yang rasional. Jadi, ketika kamu bimbang terhadap pasangan, ikuti kata hati tetapi bicarakan juga dengan orang-orang yang dipercaya. Biasanya, orang ketiga justru bisa bersikap obyektif.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro