We may not be able to prepare the future for our children, but we can at least prepare our children for the future.
Franklin D. Roosevelt

Veteran Perang Ini Sukses Jalani Cangkok Penis

author
Hasto Prianggoro
Selasa, 19 November 2019 | 12:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Transplantasi penis merupakan prosedur yang rumit dengan tingkat keberhasilan kecil. Salah satu yang berhasil adalah yang dilakukan tim dokter AS baru-baru ini.

 

Tim dokter dari John Hopkins University, AS, berhasil melakukan operasi transplantasi atau cangkok penis terhadap seorang veteran perang muda AS. Seperti dilaporkan LA Times, keberhasilan ini merupakan keberhasilan operasi transplantasi serupa yang keempat. Hanya sedikit dari pasien di seluruh dunia yang berhasil menjalani operasi transplantasi penis serupa.

Sang pasien, seorang veteran muda AS, menerima transplantasi penis, skrotum, dan dinding abdominal bawah, seperti dikutip dari artikel di The New England Journal of Medicine. Satu tahun setelah operasi, veteran muda itu bisa buang air kecil sambil berdiri, hal yang jarang terjadi pada mereka yang mengalami cedera pada genitouriari atau sistem reproduksi dan sistem kemih. Pasien tersebut juga mampu kembali ereksi dan orgasme, yang berarti dia mampu menjalani kehidupan seks yang normal dan memuaskan.

Dr. Richard Redett, MD, salah seorang anggota tim dokter yang ikut melakukan operasi mengatakan bahwa pasien tersebut merasa “oke kembali” dan bahkan kini kembali melanjutkan kuliah.

Baca juga:  Duh, Si Buyung Suka Mainin Penisnya...

Untuk melakukan operasi yang rumit ini, tim dokter melakukan persiapan selama hampir 5 tahun. Total, ada 35 ahli medis yang ikut terlibat dalam operasi yang berlangsung selama 14 jam tersebut. Mereka melakukan berbagai uji coba, seperti menyambungkan saraf, arteri dan jaringan yang sangat rumit, terhadap tikus dan jenasah. Tim juga mempelajari bagian tubuh mana yang paling mudah melakukan penolakan terhadap jaringan baru, sekaligus mencari solusinya.

Proses transplantasi penis memang merupakan sebuah prosedur yang butuh waktu lama dan menantang. Sebelumnya, panel dokter rumah sakit melakukan penilaian apakah prosedur transplantasi penis merupakan pilihan yang paling tepat bagi pasien. Setelah itu dilakukan proses pencarian donor penis yang sesuai dengan golongan darah, usia dan tone warna penis calon penerima donor.

Keberhasilan ini bisa menjadi jalan operasi serupa bagi para veteran perang yang mengalami kasus serupa. Menurut The Journal of Urology, saat ini diperkirakan terdapat 1400 prajurit pria AS yang mengalami cedera genital selama perang Afghanistan dan Irak antara tahun 2001 hingga 2013.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro