The best way to make children good is to make them happy.
Oscar Wilde

Kok, Bayi Menangis Setelah Disusui atau Diberi Makan?

author
Ratih Sukma Pertiwi
Senin, 20 Januari 2020 | 12:00 WIB
Bayi menangis setelah disusui atau diberi makan bisa disebabkan oleh kolik, alergi, bahkan asam lambung. | SHUTTERSTOCK

Bayi menangis setelah disusui atau diberi makan bisa jadi karena merasa tidak nyaman pada tubuhnya. Apa saja kemungkinan penyebabnya?

Aruna bingung, setiap selesai makan bayinya, Sashi, selalu saja menangis. Bahkan di malam hari pun terkadang Sashi menangis lagi. Bunda pernah mengalami situasi seperti Aruna?

Situs Healthline menyebutkan, bayi menangis sebagai respons terhadap sesuatu yang tidak nyaman pada tubuhnya. Mungkin ia tidak suka rasa makanannya, perutnya terasa sakit, mengantuk, bahkan mungkin masih kenyang.

Ada juga beberapa gangguan kesehatan yang mungkin saja terjadi pada bayi yang menangis setelah disusui atau diberi makan, antara lain:

1.Kolik

Kriteria kolik menurut The British Medical Journal adalah jika bayi menangis lebih dari 3 jam sehari, selama 3 hari atau lebih dalam seminggu, bayi berusia di bawah 3 bulan.

Ciri-ciri bayi mengalami kolik adalah saat menangis kedua tangannya mengepal, menarik lutut ke perut, wajah memerah, dan melengkungkan punggung.

Penyebab kolik sering tidak terdiagnosis. Dugaannya karena ada gangguan saluran cerna, alergi terhadap protein tertentu, atau sistem saraf yang belum berkembang.

Tak perlu khawatir karena kolik mereda dengan sendirinya. Namun jika kolik disertai demam, muntah, diare segera bawa ke dokter.

Baca juga: Catat! Ini 5 Makanan yang Bikin Bayi Kolik

2.Refluks

Bayi menangis setelah makan bisa karena mengalami refluks asam atau gastroesophageal reflux disease (GERD). Biasanya bayi juga sering melepeh makanannya dan kesakitan pada bagian perut, mirip seperti kolik.

Sama seperti orang dewasa, GERD pada bayi disebabkan katup antara kerongkongan bagian bawah dan perut yang tidak bisa menutup sempurna sehingga asam lambung naik. Hindari pemberian bahan makanan yang mengandung gas dan tinggikan kepala saat tidur bisa meredakan keluhan.

Baca juga: Beda Gejala GERD, Maag, dan Serangan Jantung

3.Alergi Makanan

Bayi yang diberi ASI bisa alergi terhadap makanan yang dikonsumsi ibunya, misalnya telur, produk susu dan turunannya, seafood, jagung, kedelai, dan sebagainya.

Jika gejalanya parah, misalnya sampai ada bercak darah pada feses, segera kunjungi dokter untuk dilakukan tes lebih lanjut.

Baca juga: 3K Untuk Mengenali dan Mengatasi Risiko Alergi Pada Si Kecil

4.Gas

Bisa juga saat makan atau menyusu, bayi tanpa sengaja menelan udara yang kemudian mengganggu pencernaan.

Salah satu solusinya, sendawakan bayi setiap selesai menyusu, baik menyusu langsung dari ibu ataupun dari botol.

Baca juga: 3 Cara Membuat Bayi Sendawa Usai Menyusui

5.Susu Formula

Susu formula mengandung protein susu sapi yang sensitif di perut bayi. Coba ganti merek susu atau hentikan pemakaian sementara. Jika gejala tidak mereda, konsultasikan pada dokter anak.

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi