I finally realized that being grateful to my body was key to giving more love to myself.
Oprah Winfrey

Waspadai 6 Gejala Haid yang Tidak Normal

author
Ratih Sukma Pertiwi
Rabu, 22 Januari 2020 | 12:00 WIB
Waspadai gejala haid yang tidak normal. | SHUTTERSTOCK

Nyeri perut, muka jerawatan, hingga swing mood termasuk beberapa gejala haid yang dianggap wajar. Namun ada juga gejala haid yang ternyata tidak normal dan harus diwaspadai. Apa saja?

Setiap perempuan merasakan gejala dan pola haid yang belum tentu sama. Ada yang sebelum haid merasa baik-baik saja. Ada yang merasa lebih sensitif dan nafsu makan meningkat. Ada yang menderita kram dan nyeri perut hebat sampai tak bisa beraktivitas. Ada yang hanya mengalami haid 2-3 hari, namun ada juga yang hingga 2 minggu.

Biasanya jika gejala haid masih bisa diatasi sendiri, para perempuan akan menganggapnya wajar. Padahal, dilansir dari Healthline, ternyata ada beberapa gejala haid yang termasuk kategori tidak normal dan harus diwaspadai.

1. Periode Haid Terlalu Pendek atau Panjang

Rata-rata periode haid 3-7 hari. Jika periode haid tiba-tiba berubah lebih singkat, lebih panjang, atau ada jeda kemudian keluar lagi, kondisi tersebut bisa disebabkan beberapa hal yang harus diwaspadai.

Periode pra menopause, penggunaan kontrasepsi hormonal, konsumsi obat-obatan dalam jangka waktu panjang, sakit keras, dan ketidakseimbangan hormon bisa menyebabkan periode haid berubah dari biasanya. Namun bisa juga menjadi pertanda penyakit, seperti polip pada rahim. Segeralah berkonsultasi ke dokter.

Baca juga: Arti 6 Warna Darah Menstruasi

2. Volume Darah Terlalu Banyak

Volume darah haid yang dikeluarkan setiap perempuan berbeda. Normalnya darah haid yang dikeluarkan per bulan 30-40 ml.

Jika darah haid keluar terlalu banyak hingga melebihi 60 ml bisa dikatakan ia mengalami  menorrhagia atau perdarahan berat karena haid. Salah satu tandanya, ia bisa berganti pembalut setiap jam. Kondisi ini bisa menimbulkan gejala kekurangan darah (anemia), seperti pusing, pucat, mudah lelah, sesak napas.

Volume darah haid terlalu banyak bisa disebabkan oleh:

  • keguguran atau kehamilan tidak normal.
  • kontrasepsi IUD/spiral.
  • Endometriosis.
  • Polip rahim.
  • kanker rahim.

Baca juga: 4 Kelebihan Memakai Menstrual Cup

3. Nyeri dan Kram Haid Berlebihan

Nyeri haid biasanya datang sejak 1-2 hari sebelum haid. Jika tidak mengganggu, nyeri haid dianggap gejala yang wajar. Namun jika nyeri berlangsung lama dan sangat parah hingga tidak mampu beraktivitas, bahkan sampai pingsan dan disertai gejala lain, seperti kram, mual, muntah, sakit kepala, diare, maka kondisi ini disebut dismenorea.

Dismenorea bisa menjadi indikasi adanya penyakit tertentu, seperi endometriosis, radang panggul, penyakit menular seksual, polip rahim. Lakukan pemeriksaan lengkap di dokter kandungan, seperti USG, pap smear, dan sebagainya.

Baca juga: Nyeri Hebat Saat Menstruasi, Ini Sebab Yang Harus Diwaspadai

4.Haid Tiba-tiba Berhenti

Jika seorang perempuan tidak mengalami haid 3 periode berturut-turut atau lebih bisa jadi ia mengalami amenorrhea.

Penyebabnya beragam, di antaranya karena melakukan diet terlalu ketat, obesitas, mengalami gangguan makan (misalnya anoreksia), berolahraga terlalu sering dan berat, dalam kondisi hamil/menyusui, gangguan keseimbangan hormon, tiroid, stres, gangguan pada rahim, PCOS, menopause dini.

Baca juga: Mengenal PCOS, Sindrom yang Dialami Fitri Tropika Sebelum Hamil

5.Siklus Haid Terlambat

Rata-rata siklus haid yang normal adalah 21-35 hari, dengan rata-rata umumnya 28 hari. Nah, jika siklus haid kamu kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari segera periksakan ke dokter untuk ditemukan penyebabnya.

6.Perdarahan di antara Periode Haid

Perdarahan yang terjadi di sela-sela periode haid bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya keguguran, kehamilan di luar kandungan, gangguan pada rahim, penyakit menular seksual, PCOS, polip rahim, dan sebagainya.

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi