A father holds his daughter’s hand for a short while, but he holds her heart forever.
Unknown

Menunda Kehamilan Bikin Susah Punya Anak?

author
Ratih Sukma Pertiwi
Jumat, 15 Mei 2020 | 17:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

 

Hanya mitos atau fakta, ya?

Menunda kehamilan terkadang dilakukan pasangan suami istri atas dasar alasan tertentu, dan salah satunya dilakukan lewat metode kontrasepsi.

Sebetulnya sah-sah saja saja jika pasangan ingin menunda kehamilan, apalagi jika pasangan masih berusia sangat muda. Kehamilan, toh, juga sebuah proses yang harus direncanakan secara matang oleh pasangan.

Namun ada kekhawatiran tersendiri jika menunda kehamilan berarti pasangan akan susah memiliki anak kelak.

Faktanya, menunda kehamilan tidak secara langsung berpengaruh pada kesulitan memiliki anak kelak. Namun berpengaruh pada semakin berkurangnya tingkat kesuburan perempuan seiring bertambahnya usia.

 

Baca juga: Yang Perlu Diperhatikan Saat Hamil di Usia 40 Tahun

 

Pada perempuan, tingkat kesuburan akan mulai menurun setelah usianya di atas 35 tahun dan ini tentu saja berpengaruh pada besarnya peluang kehamilan.

Saat berusia lebih dari 35 tahun sistem reproduksi perempuan mengalami penuaan. Meski tetap bisa memproduksi sel telur hingga usia 30 bahkan 40 tahunan, tetapi jumlah dan kualitas sel telurnya akan semakin berkurang.

Sebuah penelitian di Inggris pada sekelompok perempuan menemukan, rata-rata perempuan lahir dengan membawa 700 ribu hingga 2 juta sel telur yang seiring waktu akan berkurang.

Memasuki usia remaja, sisa sel telur perempuan sekitar 400 ribu buah dan dari jumlah tersebut hanya sekitar 500 sel telur digunakan dalam proses ovulasi.

Pada usia di atas 30 tahun, perempuan memiliki sekitar 12 persen cadangan sel telur, sedangkan di usia lebih dari 40 tahun hanya 3 persen cadangan yang tersisa. Inilah mengapa semakin tua usia perempuan semakin kecil peluang untuk hamil, hingga akhirnya memasuki masa menopause.

 

Baca juga: 7 Tanda Kamu Dalam Masa Subur

 

Memang, hal tidak mutlak berlaku sama pada semua perempuan. Faktor genetik, penyakit tertentu, serta pengaruh lingkungan, seperti pola hidup sehat, turut andil.

Artinya perempuan tetap bisa hamil saat cadangan sel telur semakin menipis dan tubuhnya semakin berkurang fit karena pertambahan usia.

Sayangnya hamil dalam usia tua dihadapkan pada beberapa risiko kesehatan yang mengancam bumil maupun janinnya, seperti:

 

1.Risiko melahirkan bayi cacat

Seperti bayi dengan sindroma down atau kelainan genetik lainnya.

2.Risiko keguguran

Hamil pada usia tua memperbesar risiko keguguran, bayi meninggal dalam kandungan atau saat proses melahirkan.

 

Baca juga: 6 Jenis Keguguran yang Wajib Diwaspadai Bumil

 

3.Operasi Caesar

Semakin menurunkan kondisi kesehatan membuat bumil usia tua harus menjalani operasi caesar.

4.Kehamilan Ektopik

Pada kehamilan ektopik, sel telur yang telah dibuahi tidak berkembang di dalam rahim namun justru pada tuba falopi.

 

Baca juga: Hamil di Luar Kandungan, Ini yang Perlu Kamu Ketahui

 

5.Kelahiran Prematur

Bumil berusia 35 tahun ke atas lebih rentan mengalami persalinan prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah.

6.Komplikasi

Rawan terjadi komplikasi seperti obesitas, hipertensi, diabetes, kelainan plasenta, perdarahan hebat, dan sebagainya.

 

Yuk, rencanakan kehamilan dengan matang, namun perhatikan usia dan jangan terlalu lama menunda kehamilan. Tak kalah penting, jaga kesehatan dengan melakukan gaya hidup sehat.

 

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi