Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Sering Pegal, Bumil Boleh Dipijat?

author
Ratih Sukma Pertiwi
Kamis, 17 September 2020 | 11:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

 

Saat hamil tubuh mengalami banyak perubahan. Salah satu efeknya tubuh bumil kerap merasa pegal-pegal. Untuk mengurangi keluhan tersebut, bolehkah bumil dipijat?

Semakin besar usia kehamilan, janin membesar dan tubuh bumil pun terasa semakit berat. Alhasil tubuh bumil kerap terasa pegal-pegal, utamanya di bagian kaki dan punggung.

Salah satu cara untuk meredakan keluhan pegal adalah dengan dipijat. Tubuh menjadi lebih nyaman dan rileks, aliran darah lebih lancar, tidur lebih nyenyak, serta pegal-pegal pun hilang. Namun pada saat hamil, pijat tidak boleh dilakukan sembarangan.

Menurut dr. Putri Deva Karimah, B.Med.Sci, Sp.OG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Rumah Sakit Pondok Indah – Pondok Indah,  bumil boleh saja dipijat namun jangan asal pijat. Perhatikan sertifikasi pemijat adalah hal yang penting.

“Kalau pijat tangan atau kaki saja masih tidak apa-apa, tetapi jangan bagian perut saat hamil. Banyak juga kasus plasenta previa atau plasentanya terlepas (solutio plasenta), ternyata karena ibu hamil habis dipijat,” terang Dokter Putri.

 

Baca juga: Redakan Pegal Hingga Lancarkan Persalinan, Ini Sederet Manfaat Kurma Muda Bagi Bumil

 

Apa lagi rambu-rambu yang harus diperhatikan bumil sebelum melakukan pijat?

1.Sebaiknya pijat bumil dilakukan pada usia kehamilan trimester kedua sebab saat itu kehamilan sudah lebih kuat.

Hindari pijat pada trimester pertama karena kandungan masih sangat muda, belum lagi bumil yang mengalami mual muntah.

Hindari juga pijat ada trimester akhir, terutama menjelang persalinan (>32 minggu) karena bisa merangsang kontraksi.

2.Pilih tempat pijat yang memang memiliki tenaga ahli dan perlengkapan memadai untuk memijat ibu hamil, misalnya tempat tidur atau kursi pijat yang nyaman

 

Baca juga: 7 Cara Redakan Sakit Pinggang Saat Hamil

 

3.Sebelum dipijat, informasikan kondisi kehamilan pada terapis agar menghindari pemijatan di area-area tertentu, terutama perut, dan menyesuaikan tekanan pijatan.

4.Hentikan pemijatan jika terasa kurang nyaman atau bahkan terasa nyeri.

5.Penggunaan minyak pijat atau aromaterapi juga sebaiknya diperhatikan. Pilih yang nyaman untuk bumil, hindari yang bisa menstimulasi rasa mual atau bisa merangsang kontraksi.

6.Hindari perawatan yang menggunakan panas, misalnya mandi uap.

7.Untuk bumil dengan kondisi medis tertentu sebaiknya sebelum dipijat berkonsultasi pada dokter kandungan.

 

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi