The best way to make children good is to make them happy.
Oscar Wilde

Isolat Protein Soya, Untuk Tumbuh Kembang Optimal Si Kecil yang Tidak Cocok Susu Sapi

author
Ratih Sukma Pertiwi
Kamis, 8 April 2021 | 10:00 WIB
Pemberian isolat protein soya dapat menjadi alternatif bagi anak yang tidak cocok susu sapi. | Shutterstock

 

Kondisi tidak cocok susu sapi salah satunya dapat disebabkan oleh alergi susu sapi, yang merupakan bentuk alergi makanan terbanyak yang diderita bayi dan anak kecil. Penanganan yang tepat dan sedini mungkin dapat meminimalisasi risiko gangguan kesehatan sehingga tumbuh kembang anak tetap optimal.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada beberapa tahun terakhir memperlihatkan peningkatan prevalensi alergi susu sapi (ASS) pada bayi dan anak dengan manifestasi klinis yang bervariasi dari ringan sampai berat.

Bahkan World Allergy Organization (WAO) dalam The WAO White Book on Allergy: Update 2013 mencatat ada 1,9 – 4,9% anak-anak di dunia menderita ASS, yang mana 7,5% di antaranya adalah anak Indonesia.

Jenis dan Tanda-tanda ASS

ASS disebabkan oleh reaksi imunologis terhadap satu protein susu atau lebih, yang dapat dimediasi IgE ataupun non-IgE mediated. Ciri-ciri ASS yang dimediasi IgE biasanya reaksinya muncul dalam waktu cepat, sekitar 10-20 menit pasca terpapar. Sedangkan ASS yang non-IgE mediated reaksinya bisa munul 1 jam hingga beberapa hari kemudian.

Tanda klinis ASS yang dimediasi IgE berupa urtikaria, angioedema, ruam kulit, dermatitis atopik, muntah, nyeri perut, diare, rinokonjungtivitis, bronkospasme, dan anafilaksis. Sedangkan tanda klinis ASS yang non-IgE mediated berupa allergic eosinophilic gastroenteropathy, kolik, enterokolitis, proktokolitis, anemia, dermatitis herpetiformis, dan gagal tumbuh.  Namun tanda-tanda ini dapat berbeda-beda pada masing-masing anak.

Oleh karena itu, penanganan ASS sedini mungkin penting dilakukan untuk menunjang tumbuh kembang anak yang optimal. Salah satunya melalui asupan nutrisi seimbang, tak terkecuali zat besi. Perlu dicatat, menurut Mofidi S dalam Nutritional Management of Pediatric Hypersensitivity, anak dengan kondisi ASS memiliki risiko lebih tinggi mengalami defisiensi zat besi.

 

Baca juga: Yuk, Penuhi Kebutuhan Zat Besi Anak agar Mudah Konsentrasi Saat Belajar

 

Isolat Protein Soya Sebagai Alternatif Nutrisi Anak ASS

Dalam acara peluncuran Inovasi SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx dan Program Festival Soya Generasi Maju untuk Dukung si Kecil yang Tidak Cocok Susu Sapi Tumbuh Maksimal, Jumat (31/4) lalu, Prof. DR. Dr. Saptawati Bardosono, MSc. yang akrab disapa Prof. Tati menjelaskan, zat besi merupakan nutrisi penting untuk mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan fungsi kognitif anak, termasuk anak dengan ASS.

Defisiensi zat besi menyebabkan anak mudah terserang penyakit, prestasi akademik menurun, gangguan permanen pada sistem motorik dan sensorik, serta pertumbuhan fisik yang terhambat.

Sementara, masih dalam acara yang sama, Prof. DR. Budi Setiabudiawan SpA (K), M.Kes juga menegaskan perihal defisiensi zat besi pada usia awal kehidupan anak yang kurang cocok atau alergi terhadap susu sapi. “Ada risiko defisiensi zat besi karena anak mengalami pembatasan jenis asupan makanan yang tidak sesuai, serta adanya risiko inflamasi pada saluran cerna, sehingga anak tidak memperoleh kecukupan asupan nutrisi penting,” papar Prof. Budi.

Konsultan Alergi dan Imunologi Anak ini menggarisbawahi pentingnya memberikan nutrisi yang tepat dan adekuat pada awal kehidupan si kecil, terutama bagi yang tidak cocok susu sapi. “ASI merupakan yang terbaik bagi si Kecil yang tidak cocok susu sapi. Namun jika si Kecil tidak bisa mendapatkan ASI karena kondisi medis tertentu, Bunda harus segera berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat,” lanjut Prof. Budi.

| Sarihusada

 

Ada beberapa alternatif pemenuhan nutrisi anak yang tidak cocok susu sapi dan tidak bisa mendapatkan ASI yang sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan, yaitu pengganti protein susu sapi seperti Protein Terhidrolisa Ekstensif atau Formula Asam Amino. “Namun, jika terdapat kendala dalam memperoleh alternatif tersebut, anak dapat diberikan Isolat Protein Soya sesuai anjuran dan edukasi dokter,” saran Prof. Budi.

Apakah kandungan Isolat Protein Soya dapat menggantikan protein pada susu sapi? Bunda tak perlu khawatir, Prof. Budi menjelaskan bahwa pada sejumlah penelitian terbukti pola pertumbuhan, kesehatan tulang dan fungsi metabolism, penyerapan zat mineral tubuh, fungsi saraf, serta fungsi hormonal dari anak-anak yang mengkonsumsi Isolat Protein Soya tidak berbeda dengan anak-anak yang mengkonsumsi susu sapi.

Prof. Tati menambahkan, untuk meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh si Kecil, Bunda bisa mengkombinasikan pemberian makanan yang tinggi zat besi dengan vitamin C dalam rasio yang sesuai. “Sumber makanan yang kaya zat besi antara lain daging merah, ayam, ikan, sayuran, serta susu berbasis Isolat Protein Soya yang difortifikasi zat besi. Sedangkan vitamin C bisa didapatkan dari buah dan sayuran,” tambah Prof. Tati.

 

Baca juga: Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa Pada Anak, Apa Bedanya?

 

Pentingnya Gerakan 3K+

Dalam rangka memperingati Pekan Alergi Dunia, PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) meluncurkan inovasi baru SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx dan Program Festival Soya Generasi Maju untuk membantu memenuhi kebutuhan zat besi, vitamin C dan nutrisi penting lainnya untuk si Kecil berusia di atas 1 tahun yang tidak cocok susu sapi.

| Shutterstock

 

“Sarihusada berkomitmen mendukung tumbuh kembang anak generasi maju, tidak terkecuali anak dengan kondisi tidak cocok susu sapi. Tahun ini, kami  menghadirkan inovasi produk untuk mendukung pemenuhan nutrisi lengkap dan seimbang bagi anak berusia di atas 1 tahun dengan kondisi tidak cocok susu sapi agar tetap bisa tumbuh maksimal dengan dukungan nutrisi dari SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx yang memiliki kombinasi unik Zat Besi dan Vitamin C, IronC, serta Isolat Protein Soya berkualitas,” jelas Senior Brand Manager SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx, Anggi Morika Septie.

Selain itu, Sarihusada juga menghadirkan rangkaian program edukasi Festival Soya Generasi Maju yang berlangsung pada 23 Maret – 3 April 2021 dan menyempurnakan kampanye kesehatan Gerakan 3K menjadi Gerakan 3K+, yaitu Kenali gejalanya, Konsultasikan ke dokter yang bisa dilakukan melalui telepon atau online agar si Kecil mendapat penanganan yang tepat, Kendalikan faktor penyebab tidak cocok susu sapi dengan alternatif nutrisi yang tepat, serta Kembangkan dan asah potensi prestasi si Kecil dengan stimulasi yang tepat agar tumbuh kembangnya maksimal dan siap menjadi Anak Generasi Maju. Edukasi ini bisa didapatkan secara lebih lengkap melalui website www.generasimaju.co.id/AlergiAnak.

“Melalui inovasi baru SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx dan rangkaian kegiatan edukasi dalam Festival Soya Generasi Maju, kami berharap para Bunda dapat semakin tanggap dalam menangani kondisi tidak cocok susu sapi yang disertai risiko kekurangan zat besi pada si Kecil serta dapat memenuhi kebutuhan nutrisi lengkap dan seimbang agar si Kecil bisa tetap tumbuh maksimal dan siap jadi Anak Generasi Maju,” tutup Anggi.

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi