Love as powerful as your mother’s for you leaves its own mark to have been loved so deeply .. will give us some protection forever.
J.K. Rowling

Kenali dan Cegah Gangguan Tiroid, Khususnya pada Anak

author
Ruth Sinambela
Kamis, 3 Juni 2021 | 10:00 WIB
| Shutterstock

 

Mungkin banyak di antara kita yang belum tahu bahwa tanggal 25 Mei diperingati sebagai Hari Tiroid Sedunia. Peringatan ini dibuat bukan tanpa alasan. Pasalnya, gangguan tiroid masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat dunia dan juga di Indonesia. Minimnya pengetahuan masyarakat dan informasi mengenai gangguan tiroid juga menjadi penyebab perlunya isu ini diperdengarkan lebih luas.

Adanya peringatan Hari Tiroid Sedunia adalah momentum tepat untuk mengajak masyarakat khususnya di Indonesia waspada akan gangguan tiroid yang dapat terjadi pada siapa saja. Kewaspadaan itu dapat dimulai dengan mengenali, melakukan deteksi dini, dan mengobati segera gangguan tiroid yang terjadi.

Apa Itu Gangguan Tiroid?

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon yang berperan penting dalam proses metabolisme tubuh. Gangguan tiroid dapat berkisar dari gondok kecil yang tidak berbahaya hingga kanker yang mengancam keselamatan jiwa.

Umumnya, gangguan tiroid karena produksi hormon tiroid yang tidak normal, seperti hipertiroidisme, yaitu kondisi ketika terlalu banyak hormon tiroid yang dihasilkan. Sedangkan hipotiroid adalah kebalikannya, yaitu kondisi kurangnya produksi hormon tiroid.

 

Baca juga: Cek Kondisi Kesehatan Lewat Lidah

 

Gangguan Tiroid pada Anak

Bagian selanjutnya dalam pembahasan gangguan tiroid adalah yang paling penting untuk Bunda ketahui. Yaitu mengenai hipotiroid pada anak yang benar-benar tidak boleh dianggap sepele. Jika tidak mendapat penanganan sedini mungkin, hipotiroid bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Hipotiroid pada anak sering disebabkan oleh gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang membuat sel-sel imun menyerang kelenjar tiroid dan menyebabkan terganggunya fungsi kelenjar ini dalam memproduksi hormon.

Hipotiroid pada anak juga bisa dipicu oleh sejumlah faktor lain, seperti riwayat keluarga yang mengalami hipotiroid, mulai dari orang tua hingga kakek atau nenek. Selain itu kekurangan asupan yodium pada anak juga bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid.

 

Baca juga: Cengkeraman Tangan Gambarkan Masalah Kesehatan Anak

 

Gejala Hipotiroid pada Anak

| Shutterstock

Hipotiroid pada anak dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hipotiroid kongenital (hipotiroid pada bayi sejak lahir) dan hipotiroid yang dialami pada masa anak-anak.

Hipotiroid kongenital dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya kelainan bawaan pada jantung dan pembuluh darah, serta saluran kemih dan genital.

Beberapa gejala hipotiroidisme pada bayi dan balita adalah sebagai berikut:

  • Tidak mau minum ASI
  • Kulit yang terasa dingin
  • Suara tangisan serak
  • Sembelit (sulit buang air besar)
  • Lidah membesar
  • Penyakit kuning (jaundice)
  • Hernia umbilikalis

Sedangkan jika hipotiroid yang terjadi pada masa kanak-kanak, akan timbul beberapa gejala berikut:

  • Wajah terlihat bengkak
  • Kelopak mata yang terlihat turun
  • Rambut rontok
  • Kulit cenderung kering
  • Terlambat bicara dan suara lebih serak
  • Keterlambatan pertumbuhan
  • Keterlambatan pertumbuhan gigi permanen
  • Peningkatan berat badan
  • Detak jantung lebih lambat

Gangguan tiroid pada anak perlu dideteksi sejak dini agar dapat segera ditangani, sebelum berakibat fatal dan mengganggu proses tumbuh kembang anak. Di peringatan Hari Tiroid Sedunia ini, yuk Bun, kita lebih peka dalam mengenali gejala dan tandanya, terutama jika terjadi pada anak. Jika Si Kecil mengalami keluhan dan gangguan yang mengarah ke hipotiroid, segera lakukan konsultasi dan pemeriksaan ke dokter, ya!

 

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi