I finally realized that being grateful to my body was key to giving more love to myself.
Oprah Winfrey

5 Dugaan Penyebab Hepatitis Akut Misterius Menurut Kemenkes

author
Ruth Sinambela
Kamis, 26 Mei 2022 | 15:35 WIB
Hepatitis Akut Misterius Masih Terus Diteliti dan Dipelajari | Shutterstock

 

Penelitian terhadap hepatitis akut misterius masih terus dilakukan demi dapat ditemukannya penyebab dan bagaimana cara mencegah juga menyembuhkan penyakit hepatitis akut misterius, Bun.

Meski begitu, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono, melalui keterangannya saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Senin (23/5/2022), menyebutkan bahwa hingga kini berbagai badan kesehatan di seluruh dunia, termasuk WHO juga Kemenkes telah memiliki 5 dugaan, terkait penyebab hepatitis akut misterius atau acute hepatitis of unknown etiology yang masih mengancam kesehatan anak-anak di seluruh dunia!

Berikut ini 5 dugaan yang disebut-sebut oleh Bapak Wamenkes sebagai penyebab kejadian luar biasa (KLB) hepatitis akut misterius, dan telah mengakibatkan total 614 kasus di 31 negara secara global. Termasuk 16 kasus di Indonesia per tanggal 23 Mei 2022, dimana empat anak diantaranya meninggal dunia.

Baca Juga: Benarkah Hepatitis Akut Misterius pada Anak Disebabkan oleh Vaksin Covid-19?

Infeksi adenovirus

Adenovirus mungkin merupakan tersangka utama dari beberapa dugaan penyebab hepatitis akut misterius sejak awal ditemukannya KLB ini, Bun. Bagaimana tidak? Kalau faktanya, pada setiap kasus hepatitis akut misterius, sebanyak 70 persen di antaranya menunjukkan hasil positif untuk deteksi virus tersebut!

Meski begitu, Bapak Wamenkes juga menyampaikan kalau jenis adenovirus yang dimaksud masih sangat terbuka, dimana bisa saja merupakan jenis adenovirus yang umum dan sering ditemukan atau justru merupakan varian baru.

 

Hepatitis akut misterius harus diwaspadai benar oleh masyarakat | Shutterstock

Sindrom SARS-CoV2 pasca infeksi 

Atau dikenal pula sebagai long covid, dimana pasien-pasien Covid-19 masih dapat merasakan gejala-gejala bahkan setelah sembuh dari Covid-19, Bun.

Sehingga wajar saja apabila kemungkinan adanya sindrom Covid-19 pasca infeksi yang sebelumnya tidak diketahui, menjadi salah satu penyebab yang masuk akal dan memungkinkan untuk menjadikannya sebagai salah satu dugaan penyebab hepatitis akut misterius.

Baca Juga:Waspadai Hepatitis Akut Misterius pada Anak, Cegah Dengan Menjaga Kebersihan dan Cuci Tangan!

Obat, racun, dan paparan lingkungan

Apabila Bunda pernah mendengar istilah one health, yaitu sebuah konsep dimana bidang kesehatan baik kesehatan manusia, kesehatan hewan, maupun kesehatan lingkungan saling bersinergi untuk mencapai kesehatan global, dan bertujuan untuk mengurangi risiko dampak tinggi penyakit pada antarmuka ekosistem hewan dan manusia.

Dimana dalam fenomena ini obat, racun, dan paparan lingkungan terutama dari hewan, merupakan bagian dari faktor pendukung one health, yang mungkin saja dapat menyebabkan penularan (hepatitis akut) pada manusia.

 

Bayi kuning, BAB berwarna pucat, dan BAK berwarna seperti air teh merupakan gejala lanjutan dari hepatitis akut misterius | SHUTTERSTOCK

Patogen baru

Meski belum dapat dipastikan, kemungkinan adanya patogen baru yang belum diketahui dan masih diselidiki sebagai penyebab munculnya penyakit hepatitis akut misterius, masih terbuka lebar kemungkinannya, Bun.

Namun untuk itu tentu diperlukan penelitian panjang dan hati-hati, seperti yang sekarang ini masih dilakukan oleh berbagai badan kesehatan di seluruh dunia.

Varian baru SARS-CoV2

Hipotesis terakhir yang mungkin menjadi penyebab hepatitis akut misterius adalah kemungkinan adanya varian baru Covid-19 yang menimbulkan gejala seperti pada temuan dugaan hepatitis akut misterius di seluruh dunia, Bun.

Baca Juga:Perawatan Tepat Untuk Bayi Kuning

Namun hingga ditemukannya bukti dan hasil penelitian yang dapat dipercaya, maka hal ini masih bersifat dugaan ya, Bun. Ada baiknya untuk terus menjaga kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan di mana pun dan kapan pun Bunda sekeluarga berada. Salam sehat!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela