I think a lot about teaching my kids to work hard. I’ve learned something about kids ? they don’t do what you say; they do what you do.
Jennifer Lopez

Memutuskan Untuk Memiliki Satu Anak Saja? Ini yang Wajib Dilakukan untuk Si Anak Tunggal, Bun

author
Ruth Sinambela
Selasa, 7 Juni 2022 | 15:49 WIB
Dengan perhatian dan cinta yang cukup, anak tunggal akan selalu menjadikan rumah sebagai pusat dunianya | Shutterstock

Memutuskan untuk hanya memiliki satu anak saja, merupakan hak Bunda dan Ayah sebagai pasangan maupun sebagai orang tua. Namun yang perlu diperhatikan adalah ketika buah hati Bunda dan Ayah mulai besar, dan mempertanyakan mengapa ia hanya sendiri atau tidak memiliki saudara, saat itulah Bunda dan Ayah harus sudah siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya, ya.

Meski demikian, Bunda dan Ayah harus meyakini bahwa hal demikian akan menjadi hal yang sangat lumrah terjadi secara natural, dan tentu tak perlu dijadikan momok. Justru Bunda dan Ayah harus mulai mempersiapkan diri untuk menerima pertanyaan-pertanyaan juga memberi jawaban mengenai hal ini dengan tepat untuk si kecil kelak.

Baca Juga: Rasa Takut Anak Sesuai Fase Usia

Bagaimana? Tentu dengan memberi jawaban yang jujur, terbuka, dan mudah dimengerti dan dipahami anak ya, Bun. Tak perlu ada yang Bunda khawatirkan karena si kecil pasti dapat mengerti dan menerimanya dengan baik.

Duduklah di dekat si kecil saat akan menjelaskan mengapa ia menjadi anak tunggal | Shutterstock

Jelaskan pada anak mengapa Bunda dan Ayah mengambil keputusan tersebut

Seorang penulis, pengkritik kebudayaan, serta ahli strategi komunikasi, Jamilah Lemieux, pernah mengatakan bahwa nanti ketika anak mulai besar dan dapat diajak bicara dua arah, mereka pasti akan mampu mendengar dan mengerti dengan baik akan alasan-alasan yang mendasari Bunda juga Ayah mengambil keputusan untuk hanya memiliki 1 anak saja.

Waktu yang tepat untuk menjelaskan dengan terbuka ini adalah ketika anak telah berusia 7 tahun, atau sudah berada di jenjang Sekolah Dasar, Bun. Pada saat ini, si kecil sudah mulai mandiri dan memiliki pemikiran lebih dewasa dan terbuka mengenai masalah-masalah yang lebih kompleks.

Dengarkan pendapat anak

Setelah Bunda selesai mengungkapkan semua pemikiran dan alasan yang mendasari keputusan Bunda juga Ayah, maka saatnya Bunda dan Ayah memberi anak kesempatan, ruang, dan waktu yang cukup untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai hal ini.

Baca Juga: The Good Girl Syndrome yang Bisa Bikin Anak Tak Bahagia

Dengan mendengarkan dan mengetahui perasaan anak, maka Bunda dan Ayah juga akan dapat mengetahui bagaimana sebaiknya bersikap, menenangkan, dan memberi rasa aman pada anak.

Ungkapkan rasa cinta

Biarkan si kecil mendengar, melihat, dan merasakan betapa besar cinta yang Bunda dan Ayah miliki untuknya, ya. Hal ini kelak akan membuatnya tumbuh tanpa kekurangan kasih sayang dan tanpa merasa kesepian, Bun.

Banyak menghabiskan waktu bersama akan membuat si anak tunggal tak merasa kesepian atau kekurangan apa pun di hidupnya, Bun | Shutterstock

Habiskan waktu bertiga

Berilah waktu dan bersedialah menjadi teman bermainnya, kelak Bunda dan Ayah akan mengerti betapa perhatian dan waktu yang Bunda dan Ayah berikan telah berhasil membentuknya menjadi anak yang penuh kasih, bukan hanya kepada dirinya sendiri namun juga orang lain.

Menghabiskan waktu bersama juga akan membuat ikatan atau bonding antara si kecil, Bunda, dan Ayah, jadi semakin erat dan kompak. Dengan memiliki hubungan dan komunikasi yang baik dengan si anak tunggal, tentu akan membuat kesehariannya jadi lebih seru dan menyenangkan, Bun.

Baca Juga: Wabi-Sabi: Mengenalkan Kesederhanaan dan Ketidaksempurnaan pada Anak

Ajak anak bersosialisasi

Sebaiknya, Bunda tidak membatasi keinginan anak untuk bersosialisasi. Biarkan ia mengenal dunia, dan merasakan baik-buruknya. Tetaplah bersamanya ketika ia jatuh, dan jadilah pendukung setianya ketika ia mengalami hari yang buruk.

Dengan begitu anak tunggal tak akan pernah merasa sepi dan bosan. Begitu pula ia akan selalu menjadikan rumah sebagai pusat dunianya.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela